BANTEN SONGO

[Sudah Sempurnakah
Dirimu Pada Diriku?]

 

Kamis (24/9) pagi, di
Rumah Dunia, terjadi perbincangan hangat antara Gola Gong, Ibnu, Langlanglang,
Salam, dan Deden. Kami membicarakan tentang nasib Banten setelah 9 tahun jadi
provinsi, yang jatuh pada Minggu, 4 Oktober 2009. Di usia itu, Banten sudah
bukan balita lagi, tapi sedang tumbuh menjadi bocah nakal yang mestinya sudah
pintar. Tapi, kami sepakat mesti prihatin dengan situasi dan kondisi Banten
kini.

 

DINASTI

Melihat politik dan dinasti di Banten yang didominasi oleh
sebuah keluarga saja, masih jauh buku dari rak. Tentang komposisi anggota DPR
asal Banten, DPRD Banten, bahkan di tingkat kota Serang, kabupaten Serang,
Pandeglang,  Lebak, dan Ciilegon ,
tanggapan orantg-orang seperti ini, “Kita serahkan saja semuanya kepada Allah
SWT. Berdoa saja. Semoga mereka diberi hidayah!”  

 

Lihat saja kompossi angota DPRD di tingkat Serang kota, Cilegon, kabupaten
Serang, Lebak, dan Pandeglang. TErasa kental aroma KKN dan menuju penguatan
kelompok/golongan tertentu alias dinasti. Kata DR. Abdul Hamid dalam sebuah 
diskusi
“Politik dan dinasti” 2009 lalu di Rumah Dunia, di Banen sudah menjadi
“AMPIBI”, alias anak, menantu, paman, ibu, bapak, istri jadi anggota dewan
semua.

 

Nah, setelah 9 tahun Banten bergulir, apakah berkah Banten jadi
provinsi bagi masyarakat Banten sudah terwujud? 
Sejahterakah warga Banten? Jalan-jalan masih banyak yang bolong!
Terminal Pakupatan, sebagai pintu gerbang atau wajah Banten bopeng! Perpustakaan
Banen yang megah sebagai bukti peradaban Banten di tingkat keilmuan belum juga
terwujud! 

 

Tapi kami tidak mau ambil pusing mikirin itu semua. Bisa
stress. Bisa frustasi lalu mati gantung bunuh diri. Ih, amit-amit jabang bayi!
Mendingan berkegiatan saja. Memberi ruang bagi anak-anak masa depan Banten
berkreativitas.  Kami  hanya mampu bergerilya lewat kebudayaan;
menanamkan nilai-nilai baru kepada anak-anak masa depan Banten lewat aneka lomba
kreativitas. Kami tentukan temanya tentang “Banten Kini dan Nanti” dalam
perayaan Banten 9 tahun yang kami beri judul: BANTEN SONGO [Sudah Sempurnakah
Dirimu Pada Diriku?]. Judul kegiatan ini perpaduan tradisi dan modern. Semoga
saja lewat aneka lomba kreativitas ini muncul gagasan-gagasan baru atau cara
berpikir baru; yaitu bukan budsaya berhitung, tapi budaya berpikir.

 

KEBUDAYAAN

Langlang Randhawa, relawan Rumah Dunia yang kini kreatif di
Banten TV, yang mengusulkan penamaan “Banten Songo”. Banten tidak bisa lepas
dari sejarah wali songo, karena Banten diislamkn oleh Sunan Gunung Djati, salah
seorang wali songo. Sedangkan penyertaan “Sudah Sempurnakah Dirimu Pada Diriku?”
oleh Ibnu Adam Aviciena, relawan lainnya yang menyelesaikan S2 di Leiden,
belanda. Ini adalah kelakar ala Rumah Dunia. Semua bebas menerjemahkan kalimat
itu; apakah yang dimaksud dengan “sempurna”? Kata Deden, “Sempurna korupsinya!”
Boleh saja. Atau kata Salam, “Sempurna pengkhianatannya!” Atau boleh saja ini
adalah sebuah harapan pada para pemimpin Banten, “Kapan kami bisa mneikmati 
jalan-jalan
yang mulus?” Lihat itu jalanan di kampong Kibin! Lihat itu jalanan di kampong
Ciloang, yang sangat dekat dengan kantor Wali Kota Serang! Sebagai ibu kota 
provinsi sungguh
tidak layak!

 

Ah, pusing juga memikirkan kebobrokan yang terjadi di
Banten. Itulah kenapa John F. Kennedy, presiden Anerika yan mati terbunuh,
pernah berkata, “Jika politik kotor, puisilah yang membersihkannya!” Kami pun 
menggodok
aneka loba kreativitas. Maka munculah jenis-jenis lomba itu: 

Menggambar SD
     Menulis
     puisi SMP Menulis
     cerpen SMAMenulis
     Essay Perguruan TinggiOrasi
     pelaar/mahasiswaKarikatur
     pelajar/mahasiswaMusik
     anak jalanan

 

Semua peserta dengan kategori di atas silahkan mendaftar.
Gratis. Bahkan ada hadiah untuk semua jenis lomba, juara I uang sebesar Rp.
250.000,-, juara II Rp. 150.000,-, juara III Rp. 100.000,- Kami berharap akan
muncul karya-karya hebat, yang mewakili realitas Banten. Melakkan perlawanan
denan karya seni; apakah itu puisi, cerpen, karikatur, lukisan tentu akan
abadi. Buknakah pena bisa lebih tajam ketimbang pedang? Selain lomba, tentu ada
menu tambahan, yaitu:bedah buku “Misionarisme di Banten” karya Mufti Ali, Phd.,
pemutaran film pendek Banten, dan pemberian “Rumah Dunia Award”. 

 

Waktunya hari Minggu, 4 Oktober 2009, pukul 09 – 22.00 WIB. Untu
aneka lomba dimulai pukul 09.00 – 13.00 WIB. Pemenang langsung diumumkan. Di
sela-sela itu, akan diberikan penghargaan “Rumah dunia Award” kepada seseorang
yang memiliki dedikasi dan pengabdiaa tanpa pamrih kepada masyarakat Banten. 
Tahun
2006 penghargaan diberikan kepada Ugas, pengamen jalanan dari Rangkasbitung.
Kemudian berlanjut ke bedah buku pukul 14.00 WIB. Puncak acara pemutaran film
pendek tentang Banten pukul 20.00 WIB.. 

 

Nah, silahkna bergabung. Jika Anda memiliki rezeki berlebih
dan bingung akan menyalurkan zakat/infaq/sedekahnya, silahkan transfer ke
rekening Rumah Dunia di BCA Serang, norek; 245 – 188 – 5733, an Asih
Purwaningtyas C. Terima kasih atas perhatian, do’a, dan dukungannya! Info
lengkap di www.rumahdunia.net (Gola
Gong)

 

 

 

 


         
        
        








        


        
        


      

Kirim email ke