REPUBLIK PETRUK Karya & Sutradara: N.Riantiarno Produksi ke-116 TEATER KOMA , 2009
TEMPAT: Graha Bhakti Budaya, Taman Ismil Marzuki (GBB - TIM) Jl. Cikini Raya no.73 Jakpus TANGGAL: 09â"25 JANUARI 2009, setiap pkl 19.30 WIB (Setiap Senin Libur) INFORMASI PEMESANAN TIKET: Jl.Cempaka Raya No.15 Bintaro Jaksel Telp 021-7350460 Telp/Fax 021-7359540 Jl. Setiabudi Barat No.4 Jaksel Telp 021-5251066 Telp/Fax 5224058; 52963603 MOHON MAAF, TIDAK MENERIMA PEMESANAN TIKET MELALUI E-MAIL. ---------------------------------------------------------- RINGKAS KISAH REPUBLIK PETRUK REPUBLIK PETRUK, adalah produksi TEATER KOMA ke â" 116. Lakon ini merupakan Trilogi Ketiga dari serial KISAH-KISAH REPUBLIK. Trilogi Pertama; REPUBLIK BAGONG, dipentaskan sebagai produki ke - 95 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, April hingga Mei 2001. Trilogi Kedua; REPUBLIK TOGOG, digelar sebagai produksi ke â" 103, di Gedung Kesenian Jakarta, Juli hingga Agustus 2004. Kisah bermula, saat Mustakaweni berhasil mencuri Jimat Kalimasada, Pusaka Pandawa, dengan cara menyamar sebagai Gatotkaca. Srikandi, perempuan pahlawan itu, tak mampu merebut Kalimasada. Pada saat bersamaan, datang satria bagus bernama Priambada. Dia sedang mencari ayahnya, Arjuna. Srikandi sedia menolong dengan syarat: Sang Satria harus merebut kembali Jimat Kalimasada. Priambada bersedia. Maka terjadilah perebutan yang asyik dan seru. Mustakaweni ternyata jatuh hati dan membiarkan Priambada merebut Jimat Kalimasada, meski tetap pura-pura melawan. Karena kerepotan, Priambada menitipkan Jimat Kalimasada kepada Petruk. Alkisah, ada dua dewa; Kaladurgi dan Kanekaratena, yang memprovokasi agar Petruk memanfaatkan tuah Jimat Kalimasada. "Titipan harus dimaksimalkan, kekuasaan di depan mata, peluang tak bakal datang dua kali." Akhirnya Petruk tergoda. Dan berkat tuah jimat Kalimasada, Petruk berhasil menaklukkan Kerajaan Lojitengara. Lalu dia diangkat jadi Raja dengan gelar Prabu Belgeduwelbeh. Maka, terjadilah reformasi politik. Apa saja diperbolehkan. Korupsi, asal tidak ketahuan, oke-oke saja. Dengan lantang Petruk berkata; "Demokrasi yang kureformasi adalah SBY; Serba Boleh Ye.." Lojitengara makmur, pejabat takut korupsi. Para polisi bersikap baik, dedikatif. KKN dan berbagai penyelewengan, atas nama demokrasi, memang marak tapi terkendali. Prabu Belgeduwelbeh santai saja. Malah dia banyak makan, banyak bernyanyi dan banyak menari. Raja-raja lain yang merasa terganggu dan menyerbu Lojitengara lalu dikalahkan, tidak diperbudak oleh Petruk Belgeduwelbeh, melainkan diangkat sebagai saudara dan direkrut jadi sekutu. Siapa mampu menggantikan Petruk Belgeduwelbeh? Sebab, nampaknya, kondisi `Serba Boleh Ye' itu, masih terus berlangsung. ------------------------------------------------------------------- Regards,