Seluruh staf Gedung Kesenian Jakarta mengucapkan Selamat hari Natal bagi yang 
merayakan dan Selamat Tahun Baru 2008.

All the staff of Gedung Kesenian Jakarta would like to wish "Merry Christmas 
and Happy New Year 2008" may the New Year brings joy and happiness to us all.

Salam,

PROGRAM GEDUNG KESENIAN JAKARTA

DESEMBER 2007

Sabtu, 1 Desember 2007 - Pukul 20.00 Wib.

Saturday, December 1, 2007 - 8pm

Ballet INTRODANS, Belanda

Artistic Director: Roel Voorintholt

Program:

Andante choreography Hans van Manen

Zero Hour choreography Hans van Manen

Daylight choreography Ben Holder

Iungo choreography Adriaan Luteijn

Stop and go yes and no choreography Didy Veldman

Introdans dan Introdans Ensemble for Youth menampilkan tari lain dari biasanya. 
Kelompok yang berdiri tahun 1971 oleh Hans Focking dan Ton Wiggers, saat ini 
termasuk kelompok 3 Besar di Belanda. Introdans tetap bertahan pada misinya; 
mempersembahkan tarian bermutu untuk publik luas dalam bentuk tari balet modern 
dengan tema: Old masters, New partners, Young talent. Sejumlah penata tari 
telah membuat karya untuk Introdans, mengkombinasikan unsure klasik dengan 
teknik modern. Disamping tampil di Belanda, Introdans juga pentas diberagam 
even internasional antara lain di Aruba, Belgia, Curacao, Jerman, Indonesia dan 
Swiss.

Pergelaran Introdans di Gedung Kesenian Jakarta kali ini akan menampilkan 5 
koreografi dimana salah satu koreografi Iungo berkolaborasi dengan 8 pebalet 
Indonesia; Siko Setianto, Trisutji Maharani, Sekar Arum Nirmala, Ann Bella Nyo, 
Sita Kristiana, Meliana Tuti, Liring Lintang Mumpuni dan Olive Avena Halim.

Admission: Rp 100.000,- & Rp 75.000,-

Introdans are dancing as never before. The company now belongs to the Top 3 in 
the Netherlands. With a healthy sense of ambition Introdans remains true to its 
mission to present dance art at a high level for a broad public.. Besides its 
performances in Dutch theatres, in the 07/08 season Introdans is travelling to 
international venues in Aruba, Belgium, Curaçao, Germany, Indonesia and 
Switzerland, among other countries. 

Her Royal Highness Princess Margriet of The Netherlands is Patroness of 
Introdans not only because of her interest in modern ballet, but also because 
the company creates productions for a wide public and because it involves 
sensitive or vulnerable groups in its activities. Every year, for instance, 
Introdans conducts hundreds of educational projects in schools in order to 
support children's personal development and creativity. 

This times, Introdans will perform 5 pieces:

1. Andante. Choreography : Hans van Manen 

2. Zero Hour. Choreography : Hans van Manen 

3. Daylight. Choreography : Ben Holder 

4. Lungo. Choreography : Adriaan Luteijn 

5. Stop and Go Yes and No. Choreography : Didy Veldman

Jumat, 7 Desember 2007 - Pukul 20.00 Wib.

Friday, December 7, 2007 - 8pm

Konser Musik

'Gitarku, Hidupku, Kekasihku'

Dewa Budjana

Bersama: 

sandy winarta, adi darmawan, irsa destiwi, bang sa'at, jalu pratidina

Dewa Budjana

Lelaki yang bernama lengkap I Dewa Gede Budjana dan lahir pada tanggal 30 
Agustus 1963 ini tidak mempunyai pendidikan khusus dalam bidang musik, kecuali 
pada saat ia memasuki masa SMA ia mengambil kursus gitar. Darah berkesenian 
mungkin saja diturunkan oleh kakek dan neneknya yang bermain gamelan pada waktu 
senggang. 

Pada tahun 1984 lagu Nusa Damai (Pulau yang damai) memenangkan penghargaan 
dalam "The prestigious Light Music Contest". Setelah kelulusannya ia 
mempelajari musik jazz dari maestro jazz Indonesia Jack Lesmana. Dengan 
keahliannya Dewa Budjana sempat bergabung dengan beberapa band musik Indonesia 
dan berkolaborasi dengan banyak musisi Indonesia seperti Erwin gutawa, Elfa 
Secioria dan Addie MS. Pada tahun 1994 Dewa Budjana bergabung dengan band pop 
GIGI bersama dengan Baron Arafat sebagai gitaris, Thomas Ramdhan bas, Ronald 
drummer dan Armand Maulana sebagai vokalis. Sampai saat ini GIGI tetap menjadi 
grup band favorit di Indonesia. 

Debut dia yang pertama diluncurkan pada tahun 1997, Nusa damai yang merupakan 
koleksi komposisi Dewa Budjana yang telah ia tulis sejak ia mengetahui 
bagaimana bermain instrument. Dan setelah itu bermunculan album-albumnya yang 
lain seperti Gitarku (2000), Samsara (2003) yang merupakan perjalanan dan 
pengalamannya dalam bermusik dengan musisi Internasional. 

Produksi: POS entertainment

Informasi: Anna, T. 8315858, 0811957057

Dewa Budjana

Like many other guitarists in the world, I Dewa Gede Budjana (B. 30 Aug. 1963) 
did not really have a formal education in music, except for a few years of 
classical guitar course when he was in high school. His grandparents, however, 
played traditional gamelan music in their spare times. 

Budjana's song Nusa Damai (Peaceful Island) earned the band an award at the 
prestigious Light Music Contest in 1984. After graduation, off he went to 
Jakarta to pursue a career as professional musician. He came across jazz 
maestro, the late Jack Lesmana who taught Budjana the philosophy of jazz. After 
a period of club performances, Bud Jana's skill later attracted many artists to 
collaborate with. He joined several bands, including Spirit and Java Jazz, as 
well as working for noted musicians like Erwin Gutawa, Elfa Secioria and Addie 
MS. He joined with pop group GIGI in 1994, along with guitarist Baron Arafat, 
bassist Thomas Ramdhan, drummer Ronald and singer Armand Maulana. The group 
survives until now, still hailed as one of the biggest pop bands in the 
country. 

His debut in 1997, Nusa Damai, was a collection of compositions he wrote ever 
since he knew how to play the instrument. Then released some of his other 
albums like "Gitarku" (2000), Samsara (2003) which is a reflection of his 
journey and experience of working with international musicians.

Production : POS entertainment

Information : Anna (8315858, 0811957057)

WORLD MUSIC DECEMBER FESTIVAL II - 2007

Gedung Kesenian Jakarta, 10 - 16 Desember 2007

"Ciptakan keindahan dalam bermusik bersama"

Senin, 10 Desember 2007 - Pukul 20.00 Wib.

Monday, December 10, 2007 - 8pm

Balawan & Batuan Ethnic Fusion - Skolastika Ansambel

(Music Director : Marusya Nainggolan)

bersama Sujiwo Tejo

Balawan adalah seorang gitaris dan musisi handal asal Bali. Kepiawaiannya 
bermain gitar ditunjukan sejak usia 10 tahun. Setelah lulus dari Australia 
Institute of music ia kembali ke Bali dan mendirikan Batuan Ethnic Fusion yang 
memadukan gamelan Bali, Jazz dan music modern.

Pada pertunjukan kali ini balawan akan menampilkan karya-karyanya antar lain :

- SKOLASTIKA ANSAMBEL (Marusya Nainggolan)

Akan menampilkan komposisi 

Marusya Nainggolan 

Sujiwo Tejo

Admission: Rp 75.000,-

Balawan is an internationally recognize guitarist and musician from Bali. His 
guitar talent started in the age of 10. After graduating from Australia 
Institute of Music he went back to Bali and founded Batuan Ethnic Fusion that 
that collaborates Gamelan Bali with Jazz and modern music.

In this performance, Balawan and Batuan Ethnic Fusion will perform he original 
works:

SKOLASTIKA ANSAMBEL (Marusya Nainggolan)

Will perform:

Marusya Nainggolan 

Sujiwo Tejo

Admission: Rp 75.000,-

Kamis, 13 Desember 2007 - Pukul 20.00 Wib.

Thursday, December 13, 2007 - 8pm

Piano Recital

Giovanni Velluti, Italy

Program: Scarlatti D. - Sonata in re minore, Sonata in la maggiore, Rossi M. - 
Andantino e Allegro, F. Chopin - Fantasia op.66, Grande valzer brillante op.18, 
Polacca op.53, Moszkowski - Etudes op.72 n.6 & 11, Serenata op.15 n.1, 
Schubert-Tausig - Marcia militare, Faure-Grainger - Apres un reve, 
Gershwin-Grainger - The man I Love, Liszt - Consolation n.3, Liszt-Gounod - 
Valzer dall'opera Faust

Pianis Italia Giovanni Velluti telah menorah sebuah catatan istimewa sebagai 
pemain solo, musisi orkestra mini, pemain pengiring.dan sejak 1994 memiliki 
hubungan dekat dan penting dengan Katia Ricciarelli dimana keduanya telah 
melakukan serangkaian pertunjukan langsung dan televise di Amerika, Eropa, 
Afrika dan Timur Tengah. Velluti juga telah bekerja sama dengan Andrea Bocelli, 
Grianfranco Cecchele dan Kristian Johansson. Dia juga turut dalam acara-acara 
musik dan puisi bersama aktor Michele Placido dan Piera Degli Esposti. Velluti 
juga menggandrungi penginterpretasian Moszkowski dan menampilkan karya-karya 
luar biasa "Fin de siècle".

Velluti juga telah tampil dalam concert hall penting di Italia dan luar negeri 
termasuk festival-festival internasional seperti Festival Varna Summer, 
Festival Pasqua di Locarno, Ochrid Festival, Festival Magna Grecia di Taranto 
dan Festival Aldo Adige Musicastello.

The Italian pianist Giovanni Velluti has forged a distinguished international 
career as soloist, chamber musician and accompanist. He has enjoyed a 
particularly important close association with Katia Ricciarelli since 1994 in 
many tours and television broadcasts throughout Europe, America, Africa and 
Middle East. Other leading singers with whom he has worked regularly are Andrea 
Bocelli, Gianfranco Cecchele, Kristian Johansson. He has also performed poetry 
and music program with the actors Michele Placido and Piera Degli Esposti. 
Velluti is also a keen interpreter of Moszkowski and other less frequently 
performed "fin de siecle" virtuoso works.

Velluti has performed in the most important Italian concert halls and abroad, 
and in many international festivals including the Varna Summer Festival, 
Festival di Pasqua of Locarno, Ochrid Festival, Festival Magna Grecia of 
Taranto and Alto Adige Musicastello Festival.

Admission: Rp 75.000,-

Jumat, 14 Desember 2007 - Pukul 19.30 Wib.

Friday, December 14, 2007 - 7.30 pm

Holiday Concert bersama MACAO ORCHESTRA

(Konduktor: Avip Priatna)

Macao Orchestra yang terkenal dan telah berkolaborasi dengan berbagai musisi 
dan konduktor terkenal seperti Sequeira Costa, Wang Jian, Li Chuan Yun, Zue 
Wei, Boris Berezovsky, Antje Weithaas dan Micheal Daberto bersama dengan 
konduktor tamu terkenal di Jepang, Perancis dan pendiri Jakarta Chamber 
Orchestra Avip Priatna akan menyuguhkan sebuah "Holiday Concert" yang akan 
memainkan beberapa repertoar seperti; "A Carol Symphony" oleh Victor 
Hely-Hutchinson, "Gloria" oleh John Rutter dan banyak lagi.

Kolaborasi ini juga akan menampilkan ansambel vokal terkenal Batavia Madrigal 
Singers yang baru-baru ini tampil di Kanazawa dan Nagoya, Jepang atas undangan 
Kazanawa Ensemble Orchestra.

Holiday Concert merupakan konser pembukaan dari rangkaian konser serupa di 
China dan Makau yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 dan 22 Desember 2007.

Informasi : Ibu Stefanini 08557833264

The famous Macao Orchestra which has collaborated with many famous musicians 
and conductors such as Sequeira Costa, Wang Jian, Li Chuan Yun, Zue Wei, Boris 
Berezovsky, Antje Weithaas and Micheal Daberto to name a few, together with the 
well known guest conductor in Japan, France and also founder of the Jakarta 
Chamber Orchestra Avip Priatna will give a Holiday Concert performances which 
will feature several repertoires, such as; "A Carol Symphony" by Victor 
Hely-Hutchinson, "Gloria" by John Rutter, and many more. 

The collaboration will also feature the performances of the famous vocal 
ensemble Batavia Madrigal Singers which recently was invited by Kanazawa 
Ensemble Orchestra to perform in Kanazawa and Nagoya, Japan. 

This Holiday Concert is an opening performance before their concert tour in 
China and Macao that will be held on the 21st and 22nd of December 2007.

Information: Mrs. Stefanini 08557833264

Minggu, 16 Desember 2007 - Pukul 20.00 Wib.

Sunday, December 16, 2007 - 8 pm

Konser Musik

KRAKATAU

Dwiki Darmawan - Keyboards,Principal

Pra B. Darma - Fretless Bass,Principal

Nyak Ina Resuki - Vocal

Adhe Rudyana - Traditional Percussion

Zainal Arifin - Gamelan & Percusion

Yoyon Darsono - Multi Traditional Instrument

Gerry Herb - Drum Kit

Ciri khas dari suara musik Krakatau berasal dari sistem tonalitas gamelan yang 
disebut Selendro yang juga dikenal dalam musik tradisional Karawitan Sunda, 
Jawa dan Bali. Berdasarkan sistem tonalitas Selendro tersebut, Krakatau 
mengadaptasikannya dengan elemen-elemen musical diatonik barat yang diserasikan 
dengan rasa jazz, rock dan pop dalam bentuk fusion dengan berbagai irama etnik 
musik tradisional Indonesia.

Krakatau secara berkelanjutan mengembangkan gaya musik Karawitan Gamalennya 
untuk mendapatkan jenis suara baru dalam World Music. Keunikan musik Krakatau 
tidak dapat digambarkan dengan menggunakan kata-kata eksotik, satu-satunya cara 
untuk mengetahuinya seseorang harus melihatnya dan mendengarkan perbedaannya.

Krakatau dibentuk di Bandung, Jawa Barat, Indonesia pada tahun 1985. band ini 
memulai debut internasionalnya 1985 dalam Yamaha Bands Explosion di Tokyo, 
Jepang dimana pemain keyboard mereka, Dwiki Dharmawan memenangkan penghargaan 
tertinggi untuk kategori pemain keyboard paling bertalenta. Krakatau telah 
mengembangkan gagasan-gagasan eksplorasi musik di luar Jawa Barat dengan 
menyerap inspirasi dari berbagai musik dan kebudayaan di Indonesia. 

Distinctive sound of Krakatau music originates from ancient Gamelan tonal 
system called 'Selendro', which is known in Karawitan traditional music of 
Sunda, Java, and Bali. Based on Selendro tonal system, Krakatau adapts Western 
diatonic musical elements, which energized by modern feels of jazz, rock and 
pop in a form of fusion with various ethnic rhythms of Indonesian musical 
traditions.

Through devotion, Krakatau constantly developing its basic traditional 
Karawitan Gamelan musical style to donates new genre of sound into World Music. 
The uniqueness of Krakatau music is indescribable by any exotic line of words, 
the only way to find out is that, "One must see and hear the difference".

KRAKATAU was founded in Bandung, West Java, Indonesia in 1985. The band made 
its international debut at the 1985 Yamaha Bands Explosion in Tokyo, Japan. 
Their Keyboardist Dwiki Dharmawan won a Grand Prix as the most talented 
keyboard player at the contest. Krakatau has begun exploring musical ideas 
beyond West Java (Sunda), drawing inspirations from the Indonesian 
archipelago's staggeringly diverse musical cultures and traditions.

Admission: Rp 75.000,-

FESTIVAL PANTUN NUSANTARA 2007

(The Wisdom of Words of Peace: Celebrating Pantun Nusantara)

Kerjasama Program Direktorat Nilai Budaya, Seni dan Film dengan Asosiasi 
Tradisi Lisan (ATL), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), 
Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), 13 Pemda, dan Komunitas Adat

Kehidupan berbangsa dan bernegara banyak ditentukan oleh kualitas anggota 
masyarakatnya dengan berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Dan tidaklah 
berlebihan bila dikatakan "bahasa menunjukkan bangsa" dimana seseorang dinilai 
dari tutur kata yang diucapkannya atau diungkapkan dalam wadah tulisan. Bila 
bahasa menentukan bangsa berarti bahasa seseorang akan menentukan kualitas 
bangsa.

Dalam konteks budaya Indonesia, salah satu sumber berbahasa dengan santun 
adalah ber-pantun. Pantun telah sangat lama dikenal sebagai bagian dari tradisi 
masyarakat budaya Indonesia, meskipun kini kita tidak banyak menggunakannya. 
Pantun dapat digunakan dalam berbagai kesempatan, baik ritual maupun dalam 
kehidupan keseharian kelompok masyarakat. Menyampaikan gagasan, pikiran, dan 
perasaan dengan cara yang santun tetapi tepat dan sekaligus indah dapat 
dijadikan sebagai salah satu kebanggaan bangsa

Festival Pantun Nusantara 2007 ini akan di isi oleh Prof. Dr. Achadiati Ikram, 
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Prof. Roger Tol, Nano Riantiarno, Pudentia 
MPSS, Marusya Nainggolan, dan lain-lain. Selain itu, Festival Pantun Nusantara 
2007 ini akan melibatkan 13 Komunitas Budaya yaitu dari Papua/Kamoro, Bima, 
Bali, Kepri, Palembang, Minangkabau, Bangka Belitung, Betawi, Sunda, Palu, 
Bugis, Makassar, Jawa, dan Ambon.

The Wisdom of Words of Peace: Celebrating Pantun Nusantara

Cooperation Program Directory for Film, Art and Culture Value with Association 
of Verbal Tradition, Faculty of Cultural Science Universitas Indonesia, Gedung 
Kesenian Jakarta, Local Government and Traditional Community. 

Pantun Nusantara Festival 2007 will feature many distinguish guests such as 
Prof. Dr. Achadiati Ikram, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, Prof. Roger Tol, 
Nano Riantiarno, Pudentia MPSS, Marusya Nainggola and many more. Besides that, 
Pantun Nusantara Festival 2007 will include performances from 13 cultural 
community from Papua/Kamoro, Bima, Bali, Kepulauan Riau, Palembang, 
Minangkabau, Bangka Belitung, Betawi, Sunda, Palu, Bugis, Makassar, Java and 
Maluku.

The national and civic life of a country is decided by the language quality of 
the members of its society both verbally and writtenly. There is a saying, "A 
language represent its nations", so the language quality of a person also 
decides the quality of a nation.

In the Indonesian cultural context, one of the main sources of the usage of 
polite language is pantun (quatrain). Pantun has long been known as part of the 
Indonesian people cultural tradition, even tough now it is rarely being use 
anymore. Pantun can be use in many occasion, in rituals and the everyday life 
of a society and it is a pride of our nation because it is one of the way to 
present an idea, thought and feeling in a polite but precise and beautiful way.

HANYA UNTUK UNDANGAN

GEDUNG KESENIAN JAKARTA
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.

T. (021) 3808283, 3441892 - F. (021) 3810924 

E-mail: [EMAIL PROTECTED] - Website: www.gedungkesenianjakarta.com


mediacare
http://www.mediacare.biz

Reply via email to