Puisi-puisi Heri Latief KOMPAS/PRIYOMBODO Gedung DPR RI /Sabtu, 25 Juli 2009 | 23:51 WIB Tahun 1982 Ke Jerman Barat, sekolah sampai 1986, di jurusan ekonomi dan politik. Pernah tinggal dan sekolah di Neumunster. Kini tinggal di Belanda
Yang Muda Yang Berlawan gerakan mahasiwa jaman kita dulu cuma punya semangat menebar berita tanah airmu pameran penindasan pabrik intrik kesadisan cecunguk bayaran rejim intimidasi penguasa istana drakula kita lawan dengan ide yang berlawan gerakan sangar akar rumput liar tetap ada dan tak pernah punah menyebar dalam urat darahmu musuh yang kemarin sekarang sama majulah kawan janganlah diam! Amsterdam, 20/07/2009 -------------------------------------------------- Sirkus Drakula drakula siapa punya nyali? musuhmu adalah kemunafikan tontonan sirkus politisi istana info bocor napsu juara isu suluk dalang mistik politik obral intrik demi kekuasaan budaya horor melawan teror? musuhmu adalah kemiskinan! Amsterdam, 20/07/2009 ------------------------------ Anak Jalan ditempa kerasnya kehidupan anak kecil berangkat dewasa mengejar bisunya kenangan tersimpan rapi dalam puisi siapa pernah melupakannya nyanyian rindu srigala malam membelit segala impianmu muara dari semua kesunyian : anak jalanan Amsterdam, 19/07/2009 ------------------------- Mimpi Budak Berdasi bajingan berdasi menginjak demokrasi syarat berdemokrasi digagahi pencuri riuh swara orang yang dimanipulasi simpan dimana kecurangan itu? tukang sulap dan tukang sihir berpestapora makin jelas tandanya jaman kehancuran mimpi budak berdasi jual harga diri : lanjutkan jadi budak belian Amsterdam, 17/07/2009 --------------------------- ARTIKULASI merah langit senja menjelang metafornya rindu bilang sayang origami selembar kertas berpuisi memuja malam merindu sunyi : nekat! Amsterdam, 15/07/2009 ---------------------------------- KATALEPSI PUISI selamat malam jakartaku jalanan macet bukan puisi sisa keringat campur debu bujukan pedagang asongan rindumu secawan arak wangi membatu syair yang berlawan perjuangan hidup anak jalanan sepanjang jalan berduri ironi ibukota biang segala ilusi sinis senyum machiavelli dipelet modal rayuan binal katalepsi kata jadi buta tuli Amsterdam, 14/07/2009 ----------------------- Ide Berbisa mengerami telur siapa menetas nanti jadi apa? pada wanginya bunga utang rayuan politik gincunya uang koalisi partai bau kemenyan bisnis politik neo orba pabrik intrik janjinya munafik genit berdasi bergaya barat biduan pujaan klas menengah ke atas kutukan kaum miskin yang termajinalkan jangan percaya pada angka sulapan iklan kepentingan modal global telur ular dalam keranjang awas idenya makin jalang! Amsterdam, 12/07/2009 --------------------------------------------- CURANG! menang diatur sihirnya uang jilatan napsu lidah birokrasi konsultan politik spesialis curang kolaborasi para pemuja hutang bergaya genit angka sulapan kau percaya dan diam aja? Amsterdam, 11/07/2009 -------------------------------- Demi Cinta Demokrasi Menyebut nama sayangku Seperti hangatnya kopi susu Sumber syair yang berlawan Melawan datang dari kesadaran Lihatlah orang kesepian Di pojokan nulis puisi? Di istana biangnya intrik Bisnis jual beli demokrasi Menyebut nama Indonesia Bukan sekedar tanah airmu Musim janji bulan madu Dunia ngibul mukanya maling Lihatlah orang kebingungan Ngambek gak mau milih Marah pada siapa sayang? Cinta Demokrasi buat siapa? Amsterdam, 07/07/2009 ----------------------------- Merayu Swara Rakyat sebanyak janji kampanye diobral siapa itu yang anti modal? kapital asing punya kepentingan jangan mau tertipu lagi! tetesan keringat darah rakyat sumbangan orang melarat dibilang pahlawan devisa siksaan hidup buruh migran sebanyak luka sejarah kita harus berani berubah demi keadilan sosial Indonesiaku, majulah menang! Amsterdam, 07/07/2009 ----------------------------------------- DI PINGGIRAN REL KRETA rumah kumuh silang menyilang cintamu hilang di pojok gang bacalah doa dukun politik sihirnya santun bikin binun apalah isu semua nipu punya keyakinan palsu? kemerdekaan cuma kenangan fakta hutang segunung kawi mistiknya intrik istana raja janganlah lupa janji pemilu lima tahun lewat sudah apa kata sejarah? rumah kumuh sistem kusut membelit kemiskinan budaya keberanian pilih perubahan! Amsterdam, 05/07/2009 http://sastrapembebasan.wordpress.com/
<<174824p.jpg>>