BRAVO! Bravissimo!! Riri Riza Segera Filmkan “Bumi Manusia”-nya Pram *Kamis, 04 Februari 2010 | 20:09 WIB*
*TEMPO Interaktif, Jakarta - Sutradara Mohammad Rivai Riza bakal membuat gebrakan lagi di dunia film. Tidak tanggung-tanggung, ia akan memfilmkan novel monumental berjudul Bumi manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Bagi Riri, begitu ia kerap disapa, bisa memfilmkan Novel ini merupakan berkah. Pasalnya, peluang menggarap salah satu tetralogi pulau Buru itu sempat menguap begitu saja pada 2005 silam, setahun setelah ia menyatakan siap memfilmkannya. “Novel itu diserahkan ke sutradara senior dengan harapan segera memfilmkannya. Karena dua tahun tidak terealisasi, 2007 novel ini kembali ke kita lagi.” kata Riri Riza saat dihubungi Tempo di Jakarta, Kamis (04/02) sore. Sejak itu, pria berambut keriting ini mulai mengadaptasikan novel Bumi Manusia ke dalam skenario. Ia mencoba menginterpretasikan novel Pramoedya itu sesuai dengan konteks pada masa tokoh Minke hidup. “Kalau novelnya semuanya pakai bahasa Indonesia. Di skenario, ada dialog yang kita ubah ke dalam bahasa belanda, jawa, dan prancis. Seperti ketika Minke bicara dengan tuan Mellema atau Jean Marais,” kata Riri. “Sekarang masih dikerjakan, namun garis besar kita tetap merujuk pada novel,” Menurut Riri, saat ini, ia bersama Mira Lesmana tengah sibuk mengumpulkan data-data empiris dan teoritis kehidupan jawa pada masa akhir 1800-an. “Kita kumpulin dokumen-dokumen seperti teks atau foto-foto agar kita tahu bagaimana tokoh-tokoh berpakaian dan bagamana kondisi alam dan bangunan pada masa itu,” ungkap pria kelahiran 2 Oktober 39 tahun silam itu. Jika persiapan-persiapan tersebut selesai, baru ia akan mencari lokasi buat mengambil gambar film. Saat ini ia sudah mengantongi beberapa daerah yang ada di pulau Jawa. “Tapi semua belum terkunci. Saya berharap kita bisa mencari tempat pertengahan tahun ini,” tegas Riri. Dengan bacaan seperti itu, Riri memprediksi film mulai digarap sekitar Maret tahun depan. “Ini proyek ambisius kita. Harus lebih besar dari film Gie. Jadi membutuhkan waktu yang lama dan tampaknya biaya yang mahal,” ujar Riri. MUSTHOLIH*