Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya pernah baca bahwa pada jaman Rasul, (maaf sebelumnya kalau bahasanya tidak 
sopan) mengeluarkan mani di luar. Tapi saya lupa baca dimana. tolong dikoreksi 
kalau memang saya salah...
pertanyaan saya, apakah ini juga termasuk KB?

pertanyaan berikutnya,bagaimana jika seorang wanita menderita penyakit yang 
mematikan,misalnya kanker, sehingga dokter menyarankan untuk membatasi jumlah 
anak demi kelangsungan hidupnya?

terima kasih
-intan-


diki tedriana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamualaikum Wr. Wb.

Berawal dari wacana tentang penggunaan KB, saya jadi ingin diskusi tentang 
Takdir. Seperti dikutip dari email sebelumnya :

"Sesungguhnya penciptaan setiap orang dari kamu di dalam perut ibunya selama 40 
hari dalam bentuk air mani, kemudian berubah menjadi segumpal darah semasa itu 
juga (selama 40 hari), kemudian menjadi segumpal daging semasa itu juga (selama 
40 hari), kemudian Alloh mengutus seorang malaikat, dan ia diperintahkan dengan 
empat hal, dan dikatakan kepadanya: tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, 
dan bahagia atau sengsara." (Muttafaqun ‘Alaih)

Saya jadi berfikir, kekayaan/kemiskinan, amal baik/buruk seseorang itu sudah 
ditentukan sejak sebelum manusia itu dilahirkan.

Saya punya saudara kandung yang nampaknya sangat memegang teguh dalil di atas. 
Efeknya, dia bisa dikatakan tidak memikirkan tentang bagaimana mencari nafkah 
yang mencukupi buat keluarganya. Dia sudah menikah 3 tahun namun belum 
dikaruniai anak. Dengan usaha wiraswasta yang ala kadarnya, ibunya selalu 
mensubsidi untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan-nya sehari-hari. Saat ini 
ibunya bekerja dengan penghasilan yang cukup untuk dia dan sedikit membantu 
anaknya. Dia lebih suka hadir di pengajian dari pada mencari nafkah sehingga 
ibunya terkadang yang menjalankan usahanya itu. Dia tidak terfikir untuk 
mengembangkan usahanya agar lebih maju dan hidupnya bisa lebih layak sehingga 
tidak membebani ibunya lagi. Prinsip yang dia pegang adalah "banyak/sedikit 
rezeki itu sudah ditentukan oleh Alloh, ngapain kita pusing mikirkan hal itu?". 
Ketika ibunya bertanya, "bagaimana kalau saya nanti sudah gak ada?", dia malah 
menjawab, "ya gimana nanti saja, kalau perlu saya mengemis nggak
apa2, karena mungkin rezeki saya memang dari situ".

Hal lain adalah tentang takdir amalan yang telah ditetapkan. Apakah artinya 
seseorang itu baik/jahat, beramal/tidak, taqwa/tidak, sudah ditetapkan sejak 
lahir? Bagaimana dengan orang yang ketika ditanya, "kenapa kamu jadi orang 
jahat?", jawabnya "karena saya sudah ditakdirkan jadi orang jahat". Bahwa 
segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin Alloh? Bahwa ada 
sebagian manusia yang sangat "apes" karena dia ditakdirkan menjadi orang yang 
miskin dan jahat?

Saya sama sekali bukan dalam rangka menyangkal keabsahan dalil di atas. Justru 
saya merasa perlu pencerahan yang mungkin dengan cara itu saya bisa melihat 
makna Takdir yang sebenarnya. Mohon tanggapan dari saudara2ku di assunnah.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Diki Tedriana.


Haryogo Pamungkas wrote:
HUKUM KELUARGA BERENCANA (KB)
Oleh: Ustadz Arifin Badri, M.A.
Pertanyaan:
Assalamu'alaikum
Ustadz tolong dijelaskan tentang hukum keluarga berencana, cara 
mendakwahkannya, dan berikan permasalahan kb terkini. Sebelumnya ana ucapkan 
terima kasih.
Jawaban Ustadz:
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad 
shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan seluruh orang yang 
mengamalkan sunnahnya hingga hari kiamat.
Langsung saja, KB (Keluarga Berencana, yaitu membatasi jumlah anak, hanya dua 
saja, atau tiga atau lainnya), suatu kata-kata manis, indah, nan menggiurkan, 
akan tetapi sebenarnya merupakan makar dan perangkap yang dipropagandakan oleh 
musuh-musuh Alloh, dan kemudian diikuti oleh banyak kaum muslimin yang kurang 
menyadari akan maksud dan kandungannya.
Untuk sedikit mengetahui batu dibalik udang dari alasan program KB ini, maka 
saya harapkan kepada para pembaca untuk mengingat kemudian merenungkan alasan 
yang senantiasa dijadikan dasar bagi program ini: yaitu alasan takut tidak 
mampu membiayai anak-anak, dan takut tersibukkan dengan mendidik mereka. 
Saudara-saudaraku yang semoga senantiasa dirahmati Alloh, renungkanlah firman 
Alloh Ta'ala berikut ini:
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang 
akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu." (QS. Al Isra': 31)
Saudara-saudaraku, kita sebagai umat yang beriman kepada Alloh ta'ala, Dzat 
Yang Maha Memberi rezeki, hendaknya juga percaya bahwa ketika Alloh menciptakan 
manusia, Alloh Ta'ala juga telah mempersiapkan untuknya segala yang akan ia 
dapatkan selama hidup di dunia, sehingga tidaklah ada sesuap makanan yang masuk 
ke dalam mulutnya, melainkan sebagian dari rezeki yang telah Alloh tuliskan 
untuknya. Alloh ta'ala tidak pernah menciptakan satu manusia pun tanpa jatah 
rezeki, bahkan semenjak kita masih di dalam perut ibu kita masing-masing, Alloh 
telah mengutus seorang malaikat untuk menuliskan jatah rezeki kita:

"Sesungguhnya penciptaan setiap orang dari kamu di dalam perut ibunya selama 40 
hari dalam bentuk air mani, kemudian berubah menjadi segumpal darah semasa itu 
juga (selama 40 hari), kemudian menjadi segumpal daging semasa itu juga (selama 
40 hari), kemudian Alloh mengutus seorang malaikat, dan ia diperintahkan dengan 
empat hal, dan dikatakan kepadanya: tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, 
dan bahagia atau sengsara." (Muttafaqun ‘Alaih)
Inilah kejadian yang sebenarnya terjadi, yaitu masing-masing kita telah 
mendapat jatah rezeki, yang tidak mungkin berkurang atau bertambah, oleh karena 
itu tidak ada alasan untuk khawatir akan kekurangan rezeki karena memiliki 
banyak anak. Masing-masing anak kita lahir dengan membawa jatah rezekinya 
sendiri-sendiri. Kita tidak akan mengurangi jatah rezeki anak kita, sebagaimana 
anak kita tidak akan mengurangi jatah rezeki kita. Bahkan tidaklah ada orang 
yang mati, melainkan bila jatah rezekinya telah ia dapatkan semuanya dengan 
sempurna:

"Sesungguhnya Ar Ruh Al Amin (Malaikat Jibril) telah membisikkan dalam kalbuku, 
bahwasanya tidaklah ada seorang jiwa pun yang mati, hingga ia benar-benar telah 
mengenyam seluruh rezekinya, maka hendaknya kalian membaguskan permohonan." (As 
Syafi'i, Ibnu Majah, Al Bazzar, At Thabrany, dan Al Baihaqi, dan dishahihkan 
oleh Al Albani)
Sehingga alasan program KB bertentangan atau bertujuan mengikis habis dan 
tuntas keimanan kepada Alloh, dan takdir bahwa rezeki telah diatur dan 
ditentukan oleh Alloh ta'ala.
Apalagi bila kita menelusuri sejarah awal mulanya program KB di dunia, dan 
penerapan program ini di berbagai negara. Program ini dicetuskan untuk 
membatasi dan menghambat pertumbuhan umat Islam, sehingga melemahkan kekuatan 
mereka. Oleh karena itu program ini dengan keras ditentang oleh gereja, dan 
tidak diterapkan di kebanyakan negara-negara Nasrani dan Yahudi.

"Nikahilah olehmu wanita yang penyayang dan subur (dapat melahirkan banyak 
anak) karena aku akan berbangga-bangga dengan kalian di hadapan umat-umat 
lain." (Ahmad, Abu Dawud dan disahihkan oleh Al Albani)
Jumlah kaum muslimin yang besar merupakan salah sumber kekuatan dalam 
menghadapi musuh-musuh agama Islam, oleh karena itu kita berkewajiban 
menumbuhkan generasi penerus dan pejuang yang memperjuangkan agama, baik 
melalui pendidikan aqidah, atau melalui memperbanyak jumlah generasi penerus 
umat Islam.
Adapun teori yang mengatakan bahwa perkembangan manusia lebih cepat dibanding 
perkembangan ekonomi, sampai-sampai perbandingannya 1 berbanding 2 atau lebih, 
ini merupakan kedustaan belaka. Sebab bila kita amati, kenyataan masyarakat di 
sekitar kita, niscaya kita dapatkan bahwa teori ini dusta dan tidak sesuai 
dengan kenyataan. Sebab betapa banyak jumlah orang kaya yang hartanya melimpah 
ruah, sedangkan orang-orang miskin jumlahnya lebih sedikit dibanding mereka. 
Akan tetapi karena orang-orang kaya tidak mau menjalankan kewajiban menyantuni 
orang miskin, baik melalui zakat yang wajib atau shadaqoh sunnah, maka 
terjadilah kesenjangan sosial yang tidak berbanding. Seandainya kewajiban zakat 
ditunaikan dengan baik, niscaya berbagai kemiskinan dan permasalahan terkait 
akan terkendalikan.
"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk 
orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman 
kepada ayat-ayat Kami". (QS Al A'raf: 156)
Pada ayat di atas Alloh menegaskan bahwa salah satu syarat diturunkannya rahmat 
dan kemurahan Alloh ta'ala ialah menunaikan zakat. Sehingga bila seluruh kaum 
muslimin yang memiliki kekayaan sudi menunaikan zakat mereka, pasti rahmat 
Alloh ta'ala akan senantiasa menyertai kehidupan kita. Dan bila rahmat Alloh 
telah menyertai kehidupan kita, niscaya kemiskinan dan berbagai problematika 
akan dapat dituntaskan.
Akan tetapi pada kenyataannya, kita enggan untuk menunaikan zakat, sehingga 
yang turun dari langit bukanlah rahmat dari Alloh, akan tetapi bencana dan 
petaka. Hujan yang turun dari langit bukannya membawa kebaikan, akan tetapi 
membawa bencana, berbagai bencana alam yang diakibatkan oleh hujan sering 
menimpa negeri kita. Dan di lain kesempatan, petaka kekeringan sering menimpa 
berbagai daerah di negeri kita, padahal, dahulu negeri kita terkenal sebagai 
negeri yang subur dan makmur. Fenomena ini seakan-akan membuktikan sabda 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:

"Tidaklah mereka enggan menunaikan zakat harta mereka, melainkan mereka akan 
dihalangi untuk mendapatkan hujan dari langit, dan kalau bukan karena binatang 
ternak, niscaya mereka tidak akan pernah diberi hujan". (HR Ibnu Majah dan Al 
Baihaqi, dan disahihkan oleh Al Albani)
Kita semua dapat membayangkan berapa besar jumlah zakat yang akan terkumpul 
dari seluruh kaum muslimin, dan berapa banyak kaum fakir dan miskin yang akan 
terentaskan dari kemiskinan.
Dan bila kita, menginginkan kemakmuran yang sejati, maka hendaknya kita 
menyingkirkan ajaran syirik, kemaksiatan, dan menggantikannya dengan keimanan, 
tauhid dan amal saleh. Bila hal ini telah terwujud, maka kita –insya Alloh- 
akan dapat menggapai janji Alloh ta'ala berikut:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan 
kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka 
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al An'am: 82)
Dan janji berikutnya:
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan 
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka 
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan 
perbuatannya". (QS. Al A'raf: 96)
Saudara-saudaraku semuanya, hendaknya kita senantiasa mengembalikan segala 
urusan kita kepada ajaran syariat kita, agar kita tidak terperangkap oleh 
jaring-jaring setan dan pengikutnya.
Sebelum jawaban ini saya tutup, saya akan mengingatkan para pembaca bahwa 
hakikat KB adalah seperti yang telah saya isyaratkan dengan ringkas di atas, 
yaitu membatasi jumlah anak. Dan telah saya jelaskan bahwa ini tidak boleh dan 
bertentangan dengan syariat Islam. Akan tetapi walau demikian, para ulama' 
membedakan antara membatasi dengan mengatur jarak kelahiran, dengan tujuan agar 
lebih ringan dalam mengatur dan merawat mereka, atau karena alasan medis, 
misalnya karena ada gangguan dalam rahim atau yang serupa, (ingat sekali lagi: 
bukan untuk membatasi jumlah anak). Bila yang dilakukan adalah semacam ini, 
yaitu mengatur jarak kelahiran anak, dan dengan tujuan seperti disebutkan, maka 
para ulama' membolehkannya, dan tidak haram. Karena tidak bertujuan untuk 
memutus keturunan, atau membatasi jumlahnya. Wallohu' a'lam bisshowab.



---------------------------------
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.




Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke