AWAS !!! KABAR BURUNG

Oleh
Syaikh Dr Abdul Azim Badawi
http://www.almanhaj.or.id/content/2220/slash/0

Allah berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia, “Hai orang-orang yang 
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita. Maka 
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada 
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas 
perbuatanmu itu” [Al-Hujurat : 6]

Pada ayat ini, Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman dari mengekor 
kepada isu yang tersebar, dan memerintahkan mereka untuk meneliti kebenaran 
berita yang sampai kepada mereka, karena tidak semua yang diberitakan itu 
benar adanya, dan tidaklah setiap yang dibicarakan itu merupakan suatu 
kejujuran. Sesungguhnya, musuh-musuh kalian senantiasa mengintai kelemahan 
kalian, maka wajib atas kalian agar selalu terjaga, sehingga kalian bisa 
memergoki orang-orang yang hendak membangkitkan dan menyebarkan kegelisahan 
serta isu-isu yang tidak benar ditengah-tengah kalian.

Allah berfirman.

“Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepada 
kalian membawa berita, hendaklah kalian teliti” [Al-Hujurat : 6]

Maksudnya : Jangannlah kalian terima beritanya, sampai kalian teliti dan 
membuktikan kebenarannya.

Pada ayat ini Allah mengajarkan kepada kita bahwa hukum asal orang fasik 
adalah dusta, akan tetapi ada kemungkinan dia jujur, maka dari itu berita 
yang dibawanya tidak langsung diterima atau ditolak, kecuali setelah 
dilakukan penelitian atas kebenaran berita tersebut. Jika telah jelas 
kejujurannya melalui bukti dan keterangan yang ada, maka beritanya diterima, 
akan tetapi jika sebaliknya, maka beritanya di tolak.

Kemudian Allah menjelaskan hikmah dari perintahNya untuk melakukan 
pengecekan kebenaran suatu berita, serta hikmah laranganNya dari mengekor 
kepada isu dan kabar burung seraya berfirman.

“Artinya : Kalian menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui 
keadaan yang sebenarnya” [Al-Hujurat : 6]

Maksudnya : Kemudian ternyata kalian yang salah dan kaum tersebut tidak 
bersalah apa-apa.

“Artinya : Sehingga kalian akan menyesali perbuatan kalian” [Al-Hujurat : 6]

Terlebih , apabila perbuatan kalian tersebut menyebabkan punggung-punggung 
kalian dicambuk, karena mungkin tuduhan kalian itu menyebabkan hukuman 
tertentu, seperti tuduhan zina dan sebagainya.

Betapa perlunya kaum muslimin semuanya kepada ayat ini, mereka membacanya, 
merenunginya dan berperangai dengannya. Berapa banyak tragedi terjadi karena 
sebuah berita bohong yang disebarkan oleh seorang fasik lagi membuat onar?! 
Betapa banyak darah yang ditumpahkan, nyawa berterbangan, harta benda 
dirampas, kehormatan dicabik-cabik, disebabkan oleh sebuah berita bohong 
yang sama sekali tidak ada buktinya.

Semua itu digulirkan oleh musuh-musuh Islam dan kaum muslimin untuk 
memusnahkan persatuan mereka, mencabik-cabik kekuatan mereka, serta 
menghembuskan permusuhan dan kebencian diantara mereka?!

Betapa banyak dua orang yang bersaudara dipisahkan oleh berita-berita 
bohong?! Berapa banyak pasangan suami istri dipisahkan oleh berita-berita 
dusta?! Dan berapa banyak pula peperangan antara suku dan umat karena 
berita-berita palsu?!

Allah Yang Maha Halus dan Mengetahui memberi kaidah syariat untuk umat ini, 
agar masyarakat ini tidak dirobek-robek, tidak dipecah belah dan api fitnah 
tidak berkobar didalamnya, yang apabila telah berkobar tidak akan bisa 
dipadamkan.

Sungguh, di antara perkara yang sangat disayangkan adalah, bahwa tidak 
satupun masyarakat kaum muslimin bebas dari kaum munafiq dan pendengki, 
mereka adalah orang-orang yang tidak akan pernah merasa tenang, jika melihat 
masyarakat muslimin saling berkasih sayang, bersaudara serta merasa sebagai 
satu kesatuan, sehingga apabila seorang yang biasa dari mereka, maka yang 
memiliki kedudukan pun ikut mengeluh.

Wajib bagi kaum muslimin untuk mempertajam kewaspadaan mereka dan 
berhati-hati terhadap musuh mereka, serta hendaknya kaum muslimin senantiasa 
mengingat, bahwa musuh-musuh mereka selalu begadang untuk menyusun rencana 
dan makar terhadap kaum muslimin. Maka dari itu kaum muslimin harus 
senantiasa waspada sehingga bisa mengetahui darimana munculnya permusuhan 
dan bagaimana kebencian di antara mereka dikobarkan!!

Sesungguhnya, keberadaan orang-orang munafik di dalam masyarakat Islam 
merupakan bahaya laten yang besar, akan tetapi lebih berbahaya dari itu 
adalah adanya orang-orang beriman yang senantiasa menerima dikte dari kaum 
munafik, mereka juga mau mendengar gosip-gosip kaum munafik, bahkan mengekor 
di belakang pendapat dan sepak terjang kaum munafik, tanpa menghiraukan 
dampaknya terhadap kaum muslimin.

Al-Qur’an telah mencatat untuk kita sebagian bencana yang menimpa kaum 
muslimin, akibat mengekornya sebagian kaum muslimin dibelakang kaum munafik, 
para pedengki, sehingga kita bisa memetik hikmah dari pengalaman orang-orang 
sebelum kita.

Jika berkenan, maka bacalah surat An-Nuur, kemudian renungilah beberapa ayat 
mulia yang Allah firmankan untuk mengumumkan kesucian Ummul Mukminin Aisyah 
Radhiyallahu ‘anha dari tuduhan kaum munafik, dan ternyata beberapa orang 
yang benar-benar beriman ikut-ikutan menuduh tanpa bukti.

Allah berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong” [An-Nuur : 
11]

Maksudnya : Kebohongan, ifik seburuk-buruk dusta, dinamakan ifik karen 
dipalingkan dari kebenaran. Diambil dari perkataan : “afaka asy-syaia” jika 
dia memalingkan dari keadaan yang sebenarnya.

Karena Aisyah Radhiyallahu ‘anha berhak mendapat pujian, karena beliau 
adalah seorang wanita yang terpelihara dan mulia, siapa saja yang 
melemparkan tuduhan buruk kepadanya, maka hakekatnya dia membalik suatu 
perkara dari kenyataannya. [1].

“Artinya : Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu” 
[An-Nuur : 11]

Maksudnya : Wahai keluarga Abu Bakar, janganlah kalian mengira bahwa fitnah 
atas kalian itu suatu keburukan bagi kalian.

Allah berfirman.

“Artinya : Bahkan ia adalah baik bagi kamu” [An-Nuur : 11]

Janganlah menilai segala perkara dari lahiriyahnya saja, karena terkadang 
berita datang dalam bentuk yang buruk, tapi jangan disangka bahwa yang 
menimpa kalian adalah keburukan, bahkan itu merupakan kebaikan bagi kalian.

Kebaikan pertama adalah, Allah menyebutkan kalian dihadapan para malaikat, 
dan Allah turunkan beberapa ayat yang senantiasa dibaca berkenaan dengan 
perkara kalian.

Kedua, dengan turunnya ayat ini, mendung menjadi sirna, kegelapan 
tersingkap, serta lenyaplah gunung kesedihan di dalam hati Ummul Mukminin 
Aisyah Radhiyallahu ‘anha, di dalam hati suaminya, yaitu Nabi Shallallahu 
‘alaihi wa sallam, ayahnya yaitu Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu, demikian juga 
sahabat Rasulullah yang terpercaya sebagai tertuduh dalam fitnah ini bersama 
Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Shofwan bin Al-Mu’ththil Radhiyallahu ‘anhu, 
kemudian ayat-ayat tersebut membimbing kaum mukminin dalam menghadapi 
berbagai isu, serta bagaimana menyikapi kedustaan dan para pendusta, maka 
Allah berfirman.

“Artinya : Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang 
mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan 
(mengapa tidak) berkata : Ini adalah suatu berita bohong yang nyata” 
[An-Nuur : 12]

Inilah langkah awal yang harus anda ambil, jika sampai kepadamu sebuah 
berita buruk tentang saudaramu, hendaklah anda renungi diri anda sendiri, 
jika anda berbaik sangka terhadap diri anda dan berusaha menolak 
tuduhan-tuduhan tersebut, maka anda juga wajib berbaik sangka terhadap 
saudaramu serta berusaha menolak tuduhan-tuduhan atas diri saudaramu, seraya 
anda katakan.

“Artinya : Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), Ini adalah dusta yang besar” 
[An-Nuur : 16]

Tidak mungkin saudaramu berkata atau berbuat sedemikian buruk. Inilah sikap 
yang diambil oleh sebagian sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika 
sampai kepada mereka berita buruk tentang Aisyah Radhiyallahu ‘ahna.

Dari Abi Ayyub Al-Anshari, beliau menceritakan bahwa :

Ummu Ayyub bertanya : Wahai Abu Ayyub, apakah anda tidak mendengar 
perbincangan manusia tentang Aisyah ?

Abu Ayyub : Iya, itu adalah suatu kedustaan, apakah kamu pernah 
melakukannya, wahai Ummu Ayyub?

Ummu Ayyub : Tidak, demi Allah, aku tidak akan pernah melakukannya.

Abu Ayyub : Demi Allah Aisyah lebih baik dari kamu [2]

Kemudian Allah berfirman.

“Artinya : Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang 
saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan 
saksi-saksi. Maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta” 
[An-Nuur : 13]

Inilah langkah kedua yang harus diambil oleh setiap muslim jika sampai 
kepadanya tuduhan buruk kepada saudaranya muslim. Langkah pertama adalah 
mencari dalil batin, yaitu berbaik sangka kepada saudaranya muslim. Langkah 
kedua adalah mencari bukti nyata.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik 
membawa suatu berita. Maka periksalah dengan teliti” [Al-Hujurat : 6]

Maksudnya : Mintalah kepada sang pembawa berita bukti kebenaran kabar yang 
dia bawa, jika ada buktinya maka bisa diterima, dan jika tidak membawa 
bukti, maka berita tersebut di tolak, karena dia adalah orang yang fasik dan 
pendusta, kemudian semua pihak tidak menyebarkan berita bohong tanpa bukti, 
dengan cara ini berbagai isu akan mati dan dikubur di dalam dada para 
provokator, karena tidak seorangpun yang mempercayai mereka.

Demikian Al-Qur’an mendidik pengikutnya, akan tetapi sangat disayangkan, 
akan anda saksikan mayoritas kaum muslimin tidak menerapkan bimbingan ini, 
terbukti ketika seorang munafik pendengki menebarkan berita bohong atas 
seorang muslim maka dengan cepat tersebar luas ditengah masyarakat muslim, 
berpindah dari satu lidah ke lidah yang lain tanpa di cek dan di renungi, 
sebagaimana disindir oleh Allah.

“Artinya : (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke 
mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit 
juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada sisi 
Allah adalah besar” [An-Nuur : 15]

Secara asal perkataan itu berpindah melalui pendengaran bukan dengan lidah, 
akan tetapi Allah mengungkapkan kecepatan penyebaran yang luar biasa dengan 
berpindah melalui lidah, seakan-akan dari suatu lidah ke lidah yang lain 
tanpa melalui pendengaran yang menghubungkannya dengan hati, padahal hati 
berfungsi memikirkan apa yang didengar, kemudian ditimbang perlu tidaknya 
untuk disebarkan.

Allah berfirman.

“Artinya : Dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui 
sedikit saja” [An-Nuur : 15]

Juga tidak berdalil.

“Artinya : Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia pada 
sisi Allah adalah besar” [An-Nuur ; 15]

Setelah Allah memberikan bimbingan kepada kaum muslimin adab-adab ini, Allah 
juga mengajarkan bagaimana menyikapi berbagai isu tersebut, dan membunuhnya 
sebelum tumbuh besar, sehingga tidak menyebar di masyarakat.

Kemudian Allah memperingatkan kaum mukminin agar tidak sibuk dengan sesuatu 
yang mereka tidak memiliki ilmu tentangnya. Demikian pula Allah 
memperingatkan kaum mukminin agar tidak mengekor di belakang para pendusta 
dan penebar isu-isu bohong, seraya berfirman.

“Artinya : Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang 
seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman” [An-Nuur ; 
17]

Kemudian Allah mejelaskan, bahwa mengekor di belakang para pendusta dan 
penebar isu-isu bohong hakekatnya adalah mengikuti langkah-langkah setan . 
Allah berfirman.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti 
langkah-langkah syaithan, barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah 
syaithan. Maka sesungguhnya syaithan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang 
keji dan yang mungkar, sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmatNya 
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari 
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah 
membersihkan siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha 
Mengetahui”[An-Nuur : 21]

Allah juga menyatakan bahwa lisan dan segenap anggota badan akan bersaksi 
atas setiap hamba pada hari kiamat, Allah berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang 
lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, 
dan bagi mereka azab yang besar. Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki 
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. 
Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut 
semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang 
menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)” [An-Nuur : 
23-25]

Wahai penebar berita bohong ! wahai penelan fitnah ! wahai orang yang tidak 
senang melihat dua orang saling mencintai kecuali pasti berupaya untuk 
memisahkannya ! wahai orang yang ingin mencela orang-orang yang tidak berhak 
di cela ! tahanlah lisanmu ! karena sesungguhnya anda akan diminta 
pertanggung jawaban atas setiap ucapanmu.

“Artinya : Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya 
malaikat pengawas yang selalu hadir” [Qaaf : 18]

Berhati-hatilah dengan perkataan dusta, menyebarkan isu bohong, menuduh 
orang muslim tanpa bukti, berprasangka buruk terhadap kaum muslimin !!!

Seakan-akan saya bersama anda (orang yang merugi) pada hari kiamat, hari 
penyesalan, musuhmu menuntutmu seraya mengatakan : Anda telah mendholimiku, 
yang lain mengatakan : Anda mencelaku, lawan yang lain mengatakan : Anda 
melecehkanku, lawan yang lain mengatakan : Anda mempergunjingkanku dalam 
perkara yang tidak kusukai.

Ketika itu posisi anda begitu lemah dihadapan mereka, sehingga anda 
benar-benar berharap kepada Allah untuk membebaskanmu dari tuntutan mereka, 
terlebih ketika anda mendengar firmanNya.

“Artinya : Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang 
diusahakannya, tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah 
amat cepat hisabnya” [Al-Mukmin : 17]

Maka engkau merasa yakin akan kebinasaanmu, dan anda teringat firman Yang 
Maha Agung dan Pengampun.

“Artinya : Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah 
lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya 
Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata 
(mereka) terbelalak” [Ibrahim : 42]

Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan, kita memohon hidayah dan taufiq 
dari-Nya.

[Dialihbahasakan oleh Imam Wahyudi Lc dari Majalah Al-Asholah, edisi 34]

[Disalin dari majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyah Vol. 5. No. 7 Edisi 31- 
Jumadil Akhir 1428H. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad As-Salafy Surabaya, 
Alamat : Jl Sidotopo Kidul No. 51 Surabaya]
__________
Foote Note
[1]. Tafsir Al-baghowi 4/181
[2]. Tafsirul Qur’an Al-Adhim 3/273

_________________________________________________________________
Windows Live Spaces is here! http://spaces.live.com/?mkt=en-id It’s easy to 
create your own personal Web site.



Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke