KEWAJIBAN ITTIBA’ (MENGIKUTI) JEJAK SALAFUSH SHALIH DAN MENETAPKAN MANHAJNYA


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Kedua dari Tiga Tulisan 2/3



B. DALIL-DALIL DARI AS-SUNNAH

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dengan 
tangannya kemudian bersabda: ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau 
membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda: ‘Ini adalah 
jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satu pun dari jalan-jalan ini 
ke-cuali di dalamnya terdapat syaitan yang menyeru kepa-danya.’ Selanjutnya 
beliau membaca firman Allah Jalla wa ’Ala: ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan 
ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, janganlah kalian 
mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan 
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu 
agar kamu bertaqwa.’” [Al-An’aam: 153] [1]

“ Artinya : Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para 
Shahabat), kemudian yang sesudahnya, ke-mudian yang sesudahnya. Setelah itu 
akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka men-dahului 
sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” [2]

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang 
kebaikan mereka, yang merupakan sebaik-baik manusia serta keutamaannya. 
Sedangkan per-kataan ‘sebaik-baik manusia’ yaitu tentang ‘aqidahnya, 
manhajnya, akhlaqnya, dakwahnya dan lain-lainnya. Oleh karena itu, mereka 
dikatakan sebaik-baik manusia [3]. Dan dalam riwayat lain disebutkan dengan 
kata "khaiyrukum" (sebaik-baik kalian) dan dalam riwayat yang lain 
disebutkan "khaiyru ummatiy" (sebaik-baik ummatku.’)

Kata Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

“Artinya : Sesungguhnya Allah melihat hati hamba-hamba-Nya dan Allah 
mendapati hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah 
sebaik-baik hati manusia, maka Allah pilih Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi 
wa sallam sebagai utusan-Nya. Allah memberikan risalah kepada-nya, kemudian 
Allah melihat dari seluruh hati hambah-hamba-Nya setelah Nabi-Nya 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka didapati bahwa hati para Shahabat 
merupakan hati yang paling baik sesudahnya, maka Allah jadikan mereka 
sebagai pendamping Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mereka 
berperang atas agama-Nya. Apa yang di-pandang kaum Muslimin (para Shahabat 
Rasul) itu baik, maka itu baik pula di sisi Allah dan apa yang mereka (para 
Shahabat Rasul) pandang jelek, maka jelak di sisi Allah” [4]

Dan dalam hadits lain pun disebutkan tentang kewa-jiban kita mengikuti 
manhaj Salafush Shalih (para Sha-habat), yaitu hadits yang terkenal dengan 
hadits ‘Irbadh bin Sariyah, hadits ini terdapat pula dalam al-Arbain 
an-Nawawiyah no. 28:

Artinya : “Berkata al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu [5]: ‘Suatu 
hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami, 
kemudian beliau menghadap kepada kami dan memberikan nasehat kepada kami 
dengan nasehat yang menjadikan air mata berlinang dan membuat hati bergetar, 
maka seseorang berkata: ‘Wahai Rasulullah, nasehat ini seakan-akan nasehat 
dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah kami wasiat.’ Maka Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku wasiatkan ke-pada kalian supaya 
tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang 
memerintah kamu adalah seorang budak Habasiyyah. Sungguh, orang yang masih 
hidup di antara kalian setelahku maka ia akan me-lihat perselisihan yang 
banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan sunnah 
Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dia dengan gigi 
gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perka-ra yang baru, karena 
sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah 
adalah sesat.’” [6]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang akan terjadinya 
perpecahan dan perselisihan pada ummat-nya, kemudian Rasulullah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam mem-berikan jalan keluar untuk selamat dunia dan akhirat, 
yaitu dengan mengikuti Sunnahnya dan sunnah para Shahabatnya ridhwanullaahu 
‘alaihim jami’an. Hal ini me-nunjukkan tentang wajibnya mengikuti Sunnahnya 
(Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan sunnah para Shahabatnya 
ridhwanullahu ‘alaihim jami’an.

Kemudian dalam hadits yang lain, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam menyebutkan tentang hadits iftiraq (akan terpecahnya ummat ini 
menjadi 73 golongan):

“Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahlul 
Kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan 
sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga 
golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan satu 
golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.” [7]

Dalam riwayat lain disebutkan:

“Artinya : Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) 
yang aku dan para Shahabatku berjalan di atasnya.” [8]

Hadits iftiraq tersebut juga menunjukkan bahwa ummat Islam akan terpecah 
menjadi 73 golongan, semua binasa kecuali satu golongan yaitu yang mengikuti 
apa yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para 
Shahabatnya ridhwanullahu ‘alaihim jami’an. Jadi jalan selamat itu hanya 
satu, yaitu mengikuti al-Qur-an dan as-Sunnah menurut pemahaman Salafus 
Shalih (para Shahabat).

Hadits di atas menunjukkan bahwa, setiap orang yang mengikuti Nabi 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sha-habatnya adalah termasuk ke dalam 
al-Firqatun Najiyah (golongan yang selamat). Sedangkan yang menyelisihi 
(tidak mengikuti) para Shahabat, maka mereka adalah golongan yang binasa dan 
akan mendapat ancaman de-ngan masuk ke dalam Neraka.


[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, 
Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Hadits shahih riwayat Ahmad (I/435, 465), ad-Darimy (I/67-68), al-Hakim 
(II/318), Syarhus Sunnah oleh Imam al-Baghawy (no. 97), di-hasan-kan oleh 
Syaikh al-Albany dalam as-Sunnah libni Abi ‘Ashim (no. 17), Tafsir 
an-Nasaa-i (no. 194). Adapun tambahan (mutafarriqatun) diriwayatkan oleh 
Imam Ahmad (I/435).
[2]. Muttafaq ‘alaih, al-Bukhari (no. 2652, 3651, 6429, 6658) dan Muslim 
(no. 2533 (211)) dan lainnya dari Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. 
Hadits ini mutawatir, sebagaimana telah ditegaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar 
dalam al-Ishabah (I/12), al-Munawy dalam Faidhul Qadir (III/478) serta 
disetujui oleh al-Kattaany dalam kitab Nadhmul Mutanatsir (hal 127). Lihat 
Limadza Ikhtartu al-Manhajas Salafy (hal. 87).
[3]. Limadza Ikhtartu al-Manhajas Salafy (hal. 86-87).
[4]. HR. Ahmad (I/379), dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir (no. 3600). 
Lihat Majma’-uz Zawaa-id (I/177-178).
[5]. Perawi hadits adalah Irbadh bin Sariyah Abu Najih as-Salimi, beliau 
termasuk ahli Suffah, tinggal di Himsha setelah penaklukan Makkah, tentang 
wafatnya ahli sejarah berbeda pendapat, ada yang mengatakan tatkala 
peristiwa Ibnu Zubair, adapula yang mengatakan tahun 75 H. Lihat al-Ishabah 
(II/473 no. 5501).
[6]. HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud (no. 4607) dan at-Tirmidzi (no. 
2676), ad-Darimy (I/44), al-Baghawy dalam kitabnya Syarhus Sunnah (I/205), 
al-Hakim (I/95), dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, dan 
Syaikh al-Albany menshahihkan juga hadits ini
[7]. HR. Abu Dawud (no. 4597), Ahmad (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimy 
(II/241), al-Aajury dalam asy-Asyari’ah, al-Laalikaa-iy dalam as-Sunnah 
(I/113 no.150). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam 
adz-Dzahabi dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 
mengatakan hadits ini shahih masyhur. Di-shahih-kan oleh Syaikh al-Albany. 
Lihat Silsilatul Ahaadits Shahihah (no. 203 dan 204).
[8]. HR. At-Tirmidzi (no. 2641) dari Shahabat ‘Abdullah bin Amr, dan 
di-hasan-kan oleh Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami’ (no. 5343). Lihat 
Dar-ul Irtiyaab ‘an Hadits Ma Ana ‘Alaihi wa Ash-habii oleh Syaikh Salim bin 
‘Ied al-Hilaaly, cet. Daarul Raayah, 1410 H, sebagaimana juga telah saya 
terangkan panjang lebar mengenai hadits Iftiraqul Ummah sebelum ini, 
walhamdulillah.

sumber: http://www.almanhaj.or.id

_________________________________________________________________
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! 
http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/UwRTUD/UOnJAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke