... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com


Judul       : Inti Dakwah Syaikh Al Albani
Penulis     : Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani
Penerbit    : Pustaka Darul Ilmi
Cetakan     : Pertama, Mei 2008
Halaman     : x+123


Risalah yang ada di buku ini pada asalnya adalah muhadharah ilmiyyah
manhajiyyah yang disampaikan oleh Syaikh Albani  rahimahullah di kota
Mufriq, Yordania. Kemudian Syaikh Ali bin Hasan al Halabi al Atsari
menyusunnya menjadi sebuah buku dan memberi catatan kaki padanya.

Banyak hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari ceramah beliau yang
dibukukan ini. Diantaranya adalah kewajiban berpegang kepada Al Qur'an,
Sunnah Rasulullah, dan pemahaman Salafush Shalih. Inilah tiga pilar dakwah
yang diserukan oleh Syaikh Al Albani.

Berikut ini saya kutipkan sebagian isi dari buku ini tentang berpegang
kepada ketiga pilar tersebut. Saya kutipkan dengan meringkasnya.



[BERPEGANG KEPADA KITABULLAH, SUNNAH RASUL,
DAN PAHAM SALAFUSH SHALIH]
-------------------------------------------

...
Firman Allah (yang artinya):
"Katakanlah apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak
tahu?" (QS. Az Zumar: 9).

"Allah Meninggikan derajat orang orang yang beriman diantara kalian dan
orang orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al Mujadillah: 11).

Lalu ilmu apakah yang Allah memuji para pemiliknya tersebut, dan para
pemakainya dan orang-orang yang menempuh jalannya?

Jawabannya adalah seperti yang dikatakan Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah

Ilmu adalah firman Allah, sabda Rasul-Nya
dan perkataan para shahabat, bukanlah kepalsuan

Ilmu bukanlah suatu upaya bodoh
untuk membuat pertentangan

Antara Rasul dan pendapat seorang ahli fiqih.
Sekali-kali tidak! Ilmu tidak untuk mengingkari sifat
Allah dan menafikannya agar terhindar dari tamtsil dan tasybih.


Jadi, definisi ilmu kita ambil dari kalimat dan dari syair di atas yang
jarang kita dengar dari perkataan para penyair, karena syair ulama berbeda
dengan syair para penyair. Beliau (Ibnul Qoyyim) adalah seorang ulama dan
pandai bersyair dan beliau juga bersyair:

Ilmu adalah Allah berfirman, di tingkat pertama
Rasulullah bersabda, di tingkat kedua
Shahabat berkata, di tingkat yang ketiga

...
Yang sudah diketahui oleh para da'i bahwa Islam adalah Kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya dan ini adalah benar. Tidak diragukan lagi. Namun bagaimana
cara memahami kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya? Kekurangan inilah yang
diisyaratkan oleh Ibnul Qoyyim dalam syairnya di atas. Beliau sebut setelah
Al Qur'an dan Sunnah adalah Shahabat.

...
Mereka (shahabat) adalah generasi pertam dari tiga zaman yang dipersaksikan
oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dengan kebaikan. Oleh Ibnul
Qoyyim digabungkan setelah Kitab dan Sunnah. Namun apakah penggabungan ini
berasal dari sekadar pikiran ijtihad dan istinbath beliau? yang memungkinkan
terjadi kesalahan di dalamnya?


Jawabannya adalah tidak. Bahwa yang disampaikan oleh Ibnul Qoyyim bukan
sekedar istinbath (mengambil kesimpulan hukum) dan juga bukan ijtihad yang
masih ada kemungkinan kesalahan padanya, akan tetapi itu adalah i'timad
(penyandaran langsung) atas Kitab Allah Ta'ala dan hadits Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam.

Adapun dari Kitab Al Qur'an adalah (yang artinya):
"Barangsiapa yang menentang Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam setelah
jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, kami biarkan ia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan
kami masukkan ke dalam Neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat
kembali." (An Nisaa: 115).

Dalam firman Allah Ta'ala: "Dan mengikuti jalan yang bukan jalannya
orang-orang mukmin." Allah tidak mencukupkan Firman-Nya pada kata-kata:
"Barang siapa yang menentang Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam setelah
jelas kebenaran baginya," kemudian langsung menyebut: "...kami biarkan ia
dalam kesesatan..." Tidak demikian redaksi ayatnya. Akan tetapi Allah
berfirman setelahnya: "... dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
beriman..." untuk sebuah hikmah dan maksud yang dalam.

...
Dan jika orang-orang yang menentang Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalannya
orang-orang mukmin, diancam dengan adzab neraka, maka begitu pula
sebaliknya: Orang-orang yang mengikuti jalan kaum mukmin mereka dijanjikan
dengan surga.

...
Maka dari itulah kami katakan, khususnya pada zaman ini, zaman di mana
pendapat dan pemikiran, madzhab-madzhab, partai-partai dan jama'ah-jama'ah
simpang siur saling bertentangan sampai-sampai banyak para pemuda yang hidup
dalam kegamangan tidak tahu kepada jama'ah apa ia akan bergabung dan dari
sini akan datang jawaban dalam ayat dan hadits yang telah disebutkan; "...
ikutilah jalannya orang-orang beriman...!" Namun apakah maksudnya
orang-orang yang beriman di zaman sekarang kita ini?

Jawabnya tidak! Akan tetapi mengikuti orang-orang yang beriman pada zaman
awal Islam yaitu zaman shahabat Salafush shalih. Merekalah yang seharusnya
menjadi qudwah (contoh) kita dan bukan selain mereka di muka bumi ini,
dengan demikian dakwah kami ditegakkan di atas tiga rukun utama yaitu di
atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah dengan mengikuti pemahaman Salafush
Shalih.

...
Saya yakin sebab dari banyaknya perselisihan yang terus diwariskan dari
firqoh-firqoh zaman dahulu yang sudah dikenal, dan perselisihan zaman
sekarang adalah mereka tidak merujuk kepada sumber yang ketiga yaitu
pemahaman Salafush Shalih, dan semua mengklaim berpegang kepada Kitabullah
dan Sunnah Rasul!

Banyak saya dengar hal ini dari pemuda-pemuda yang bingung. Para pemuda itu
berkata:
"Wahai saudaraku mereka mengatakan: 'Al Kitab dan As Sunnah' dan yang lain
juga mengatakan 'Al Kitab dan As Sunnah!' Lalu bagaimana kita bisa memilah
dan memilih yang benar?"

Jawabannya adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul dengan pemahaman Salafush
Shalih. Barang siapa yang berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul tanpa
berpegang kepada pemahaman Salafush Shalih maka ia sebenarnya tidak
berpegang kepada Kitabullah dan tidak pula berpegang kepada Sunnah
Rasulullah, akan tetapi ia berpegang, berpedoman kepada akalnya, kalau tidak
saya katakan kepada hawa nafsunya!


[PERSONAL VIEW]
---------------
Alhamdulillah, penjelasan dari Syaikh Albani di buku ini begitu jelas dan
runut. Yang saya kutipkan pada ringkasan ini adalah kewajiban untuk
berpegang kepada pemahaman para Salafush Shalih sebagaimana ditegaskan dalam
surat An Nisa: 115. Dalam ayat tersebut dinyatakan keharusan mengikuti
jalannya orang-orang beriman.

Siapakah orang-orang beriman pada ayat tersebut? Tidak lain adalah para
shahabat. Karena ketika turunnya ayat tersebut (An Nisaa: 115) tidak ada
orang-orang yang beriman selain dari para shahabat.

Maka inilah yang menjadi pilar yang ketiga, setelah berpegang kepada
Kitabullah dan Sunnah Rasul. Yaitu berpegang kepada pemahaman para shahabat,
para salafush shalih. Barang siapa yang berpegang kepada Kitabullah dan
Sunnah Rasul tanpa berpegang kepada pemahaman salafush shalih, maka ia
sebenarnya tidak berpegang kepada Kitabullah dan tidak juga berpegang kepada
Sunnah Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.



Demikian semoga bermanfaat.
Semoga Allah Jalla wa 'Ala mencintai saya dan Anda. Amiin.


Ringkasan buku ini dibuat oleh Abu Isa Hasan Cilandak
di Depok, 15 Ramadhan 1429 H/ 15 September 2008

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke