FENOMENA TAHDZIR, CELA-MENCELA SESAMA AHLUSSUNNAH DAN SOLUSINYA


Oleh
Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr
Bagian Ketiga dari Tiga Tulisan [3/3]




Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam kitab Majmu’ Fatawa (III/413-414) 
ketika beliau berbicara tentang Yazid bin Mu’awiyah. Beliau berkata, 
“Pendapat yang benar adalah pendapat yang dikemukakan oleh para imam, yaitu 
bahwa Yazid bin Mu’awiyah tidak perlu dicintai secara khusus, namun juga 
tidak boleh dilaknat. Meskipun dia seorang yang fasiq atau zalim, 
mudah-mudahan Allah mengampuni orang yang fasiq dan zalim, terlebih lagi dia 
telah melakukan kebaikan yang besar.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar bahwa 
Rasulullah pernah bersabda.

“Pasukan pertama yang memerangi tentara Konstatin akan diampuni 
dosa-dosanya.”

Dan pasukan pertama yang memerangi tentara Konstatin dipimpin oleh Yazid bin 
Mu’awiyah, dan Abu Ayyub Al-Anshari ikut dalam pasukan tersebut. Oleh karena 
itu, selayaknya kita bersikap adil dalam permasalahan tersebut. Kita tidak 
boleh mencela Yazid bin Mu’awiyah dan memata-matai seseorang dalam bersikap 
terhadapnya, karena sikap seperti itu adalah bid’ah yang bertentangan dengan 
manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Dalam kitab yang sama (III/415), beliau juga berkata, “Sikap seperti itu 
juga akan memecah belah umat Islam. Disamping itu, sikap itu tidak 
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau juga berkata dalam kitab yang sama (XX/164), “Tidak boleh seorang pun 
menjadikan orang lain sebagai figur yang harus diikuti dan sebagai standar 
dalam berteman atau bermusuhan selain Rasulullah. Tidak diperkenankan pula 
seseorang menjadikan sebuah perkataan pun sebagai barometer untuk berteman 
dan bermusuhan selain perkataan Allah dan Rasul-Nya serta ijma’ kaum 
muslimin. Cara-cara seperti ini adalah termasuk perbuatan ahli bid’ah. Para 
ahli bid’ah biasa menjadikan figur atau sebuah perkataan sebagai tolak ukur. 
Mereka berteman ataupun bermusuhan dengan dasar perkataan atau figure 
tersebut. Akhirnya hanya memecah-belah umat Islam.

Para pendidik tidak boleh mengkotak-kotakkan umat Islam, dan melakukan 
perbuatan yang hanya akan menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara 
mereka. Bahkan yang seharusnya dilakukan adalah saling menolong atas dasar 
kebaikan dan takwa, sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala.

“Dan Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan 
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [QS. Al-Maidah: 2]

Al-Hafizh Ibnu Rajab ketika menjelaskan hadist: Beliau berkata, “Termasuk 
tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tak 
berguna baginya.”

Dalam kitab Jami’ Al ‘Ulum wa Al ‘Hikam (I/288), beliau berkata, “Hadist ini 
merupakan landasan penting dalam masalah adab. Imam Abu Amru bin Ash Shalah 
menceritakan bahwa Abu Muhammad bin abu Zaid, salah seorang imam Madzhab 
Malik pada zamannya, pernah berkata: “Adanya berbagai macam adab kebaikan 
bercabang dari empat hadist, yaitu hadist Rasulullah:

“Barangsiapa yang beriman dengan Allah Ta’ala dan hari akhirat hendaklah ia 
mengucapkan perkataan yang baik atau (kalau tidak bisa) lebih baik diam.”
Lalu hadits:

“Salah satu ciri baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu 
yang tidak berguna baginya.”

Lalu hadist Rasulullah yang mengandung wasiatnya yang singkat:

“Jangan marah,”

Kemudian yang terakhir hadist:

“Seorang mukmin mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk 
dirinya.”

Saya Berkata :
Betapa perlunya para penuntut ilmu dengan adab-adab diatas, karena adab-adab 
tersebut jelas akan mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi diri mereka 
sendiri dan orang lain. Para penuntut ilmu juga perlu menjauhi sikap dan 
kata-kata yang kasar yang hanya akan membuahkan permusuhan, perpecahan, 
saling membenci dan mencerai-beraikan persatuan.

Menjadi kewajiban bagi setiap penuntut ilmu untuk menasehati dirinya sendiri 
agar berhenti mengikuti tulisan-tulisan di internet yang memuat komentar 
kedua belah pihak dalam masalah ini. Hendaknya mereka memanfaatkan dan 
memperhatikan website yang lebih bermanfaat seperti website milik Syaikh 
Abdul Aziz bin Baz yang berisi telaah pembahasan-pembahasan ilmiah keagamaan 
dan fatwa-fatwa beliau yang sampai sekarang telah mencapai dua puluh satu 
jilid. Website lain yang lebih bermanfaat untuk mereka lihat adalah website 
Fatwa Lajnah Daimah yang sampai kini telah mencapai dua puluh jilid; begitu 
pula website Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang berisi telaah 
kitab-kitab dan fatwa-fatwanya yang banyak dan luas.


[Disalin dari buku Rifqon Ahlassunnah Bi Ahlissunnah Menyikapi Fenomena 
Tahdzir dan Hajr, hal 69-85, Terbitan Titian Hidayah Ilahi]

Sumber http://www.almanhaj.or.id

_________________________________________________________________
Don't just search. Find. Check out the new MSN Search! 
http://search.msn.com/






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It¿s easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/kx_54C/I_qJAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke