wa'alaikum salam warohmatulloohi wabarokatuhu,

Akhuna fiiddiin,

dari cerita teman ana yg kerja di Bogor,di tempat dia bekerja juga
muncul fitnah Jamus ini.
Beliau menempelkan artikel tentang bid'ahnya sistem bai'at yg mereka
lakukan dari majalah Al-Furqon .
Tapi beliau ditentang keras oleh oknum Jamus dengan sikap yg tidak mau
ilmiyah. 
Ana nasihati antum untuk memberi nasihat dengan kesabaran di atas ilmu
dan kasih sayang sesama muslim.

Satu artikel dari http://www.almanhaj.or.id tentang hal bid'ah (di 
sana ada sekitar 9 artikel).


Barokaalloohu fiikum,


Abu Muhammad
=============================================================================Kategori
 Bai'at Sunnah & Bid'ah

Jumat, 13 Februari 2004 09:09:18 WIB


AL-BAI'AH BAINA AS-SUNNAH WAL AL-BID'AH 'INDA AL-JAMA'AH AL-ISLAMIYAH
[BAI'AT ANTARA SUNNAH DAN BID'AH]


Oleh
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Bagian Pertama dari Sembilan Tulisan [1/9]

MUKADIMAH
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan minta
tolong kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan
jiwa-jiwa dan kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan
barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa
memberikan petunjuk kepadanya.

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk
disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku
bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan
utusan-Nya, amma ba'du.

Inilah tulisan singkat yang dilengkapi dengan dalil-dalil ilmiah baik
dalil naqli maupun aqli tentang masalah ba'iat yang syar'i[1] serta
hukumnya menurut Al-Kitab dan As-Sunah. Apakah bai'at itu hanya boleh
untuk khalifah saja atau untuk semua manusia ? Disertai penjelasan
pendapat yang benar tentang bai'at agar menjadi terang dan gamblang
bagi pencari kebenaran (al-haq). Terungkap sebagian
penyimpangan-penyimpangan yang menjerumuskan kepada aliran-aliran yang
sesat dan menyesatkan.

Saya tulis risalah ini, setelah saya yakin bahwa ketika amalan Islam
menjadi jauh dari fitrahnya di masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, maka terjadilah kemorosotan moral, kehidupan rohani menjadi
lemah, ilmupun kian sedikit. Begitupula semakin hilang keteguhan
ketika menghadapi fenomena-fenomena yang mengerikan dan menyedihkan,
dan jarak antara syi'ar dan kenyataan semakin lebar, serta semakin
hilang jejak-jejak Nabi pada para juru dakwah (da'i), sebagai gantinya
muncul jejak (jalan) yang dipenuhi oleh pemikiran aneh.[2]

Maka saya berkeinginan untuk menulis pembahasan ini dengan tujuan
menyebarkan ilmu dan menampakkan al-haq. Mudah-mudahan Allah memberi
rahmat dan menunjukkan jalan yang lurus kepada kita. Sesungguhnya
Allah Maha mampu atas segala sesuatu.

PENGANTAR [1/3]
Karakter suatu pembahasan dan alurnya akan berbeda menurut perbedaan
kondisi yang ada, motivasi dan hasil-hasil yang mau dicapai, serta
hal-hal lainnya yang tidak samar lagi bagi penuntut ilmu dan ahlinya.

Pembahasan kita dengan kekuatan yang diberikan Allah kepada kami
bukanlah pembahasan yang didasari oleh perasaan dan semangat dengan
cara menampakkan ungkapan-ungkapan yang indah. Tetapi pembahasan ini
merupakan bahasan yang ilmiah (insya Allah), karena menuntut ilmu
merupakan salah satu bentuk jihad yang wajib bagi kita untuk berkorban
di dalam menempuhnya, meskipun berat dan mahal.[3]

Jika hasil pembahasan nampak dengan jelas dan terang, maka wajib bagi
pembaca tulisan ini untuk kembali kepada kebenaran (al-haq). Sehingga
tertutuplah jalan bagi setan untuk memasuki jiwa-jiwa, dikarenakan
jiwa, jika ditempati hawa nafsu pada salah satu lubuknya, maka akan
dibutakan dari kebaikan dan akan ditulikan telinganya dari al-haq.[4]
Tertutup pula was-was setan bahwa rujuknya dia dari kesalahan (kepada
kebenaran -ed) akan meruntuhkan reputasi dan menurunkan kedudukannya !
Padahal yang meghilangkan kedudukan adalah : masa bodoh dengan
kesalahan, pindahnya dai dari hari kemarin kepada hari ini, kemudian
kepada hari esoknya (semakin jelek amalnya -ed), merasa terjaga dari
kesalahan dan menutup mata dari keadaan masyarakat yang komplek.[5]

Barangkali ada orang yang membantah dengan mengatakan :
Yang menjadi kewajiban kita sekarang ini ialah mengajak kaum muslimin
kepada masalah-masalah yang tidak ada perselisihan di dalamnya dan
menjauhi sisi yang terdapat perselisihan di dalamnya[6] Tidak
sepantasnya bagi kita untuk berbicara seputar perselisihan demi
menjaga kemaslahatan, sehingga musuh-musuh kita tidak tahu masalah
ini! Atau ada yang mengatakan : Kewajiban yang paling penting ialah
mengarahkan keinginan kaum musimin kepada persatuan barisan dan
menyatukan kalimat semampu kita[7].

Perkataan ini menyelisihi kebenaran, karena bersembunyi di atas
kesalahan dengan dalih demi menjaga kemaslahatan bersama, Begitu pula
anggapan bahwa koreksi di dalam beragama merupakan penyebab perpecahan
dan pertikaian serta perkara yang berbahaya dan kerusakan yang nyata
yang akan ditebus oleh umat dengan darah yang mengalir. Bukan itu
saja, bahkan akan menimbulkan hilangnya kekuatan dan yang paling
mendasar adalah hilangnya eksitensi. Padahal umat jika tanpa adanya
koreksi dan saling menasehati akan hidup dalam warna lain : 'berupa
kesendirian sampai pada batasan yang sangat menyedihkan dan
menyakitkan'. Dari sini diketahui bahwa sosok seorang muslim yang
benar ialah yang tidak terkungkung (terkurung) dan terpaku oleh satu
sosok bagaimanapun karakternya. Tetapi sosok yang selalu siap untuk
berpindah dari yang bermanfaat kepada yang lebih bermanfaat lagi, dari
yang baik kepada yang lebih baik lagi, selalu menerima al-haq jika
sudah terang dan menerima dalil jika sudah gamblang (jelas), serta
tidak terjerumus kedalam hizbiyyah yang mematikan dan ashabiyyah yang
membinasakan.[8]

Adapun anggapan bahwa diam dalam masalah tersebut (nasehat-menasehati)
bisa menyatukan barisan, maka hal ini telah dijawab oleh al-Ustadz
Sayyid Qutb rahimahullah "Dengan ayat tersebut (Al-Maidah : 48 -pent)
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menutup semua pintu bagi setan, berupa
kamuflase yang kelihatan baik dan bisa meluluhkan hati serta bisa
menyatukan barisan tetapi dengan meremehkan sebagian dari syariat
Allah demi memperoleh keridhaan dari semua pihak atau demi persatuan
shaf (barisan) [9]

Yang lainpun akan mengatakan dengan memberikan jalan keluar yang
"obyektif" dengan berkata : "Kita saling menolong pada masalah-masalah
yang kita sepakati dan saling memberi 'udzur' (maaf) sebagian atas
sebagian yang lain pada masalah-masalah yang kita berselisih di
dalamnya".[10]

Maka kami jawab : "Benar, wajib bagi kita untuk saling menolong pada
permasalahan yang kita bersepakat di dalamnya, seperti membela al-haq
dan mendakwahkannya, serta mengingatkan dari hal-hal yang dilarang
oleh Allah dan Rasul-nya, Adapun saling memberi ma'af sebagian kita
kepada sebagian yang lain pada masalah yang kita berbeda pendapat di
dalamnya, tidaklah secara mutlak, tetapi perlu dirinci lagi. Kalau
permasalahannya termasuk dari masalah-masalah ijtihad yang samar
dalilnya, maka wajib untuk tidak mengingkari sebagian kita atas
sebagian yang lain. Adapun pada permasalahan yang menyelisihi nash
baik dari Al-Kitab maupun As-Sunnah, maka sudah menjadi suatu
kewajiban untuk mengingkari orang yang menyelisihinya, akan tetapi
dengan hikmah dan nasehat yang baik serta berdiskusi dengan cara yang
lebih baik ...." [11]

Sebenarnya sebagian penulis-penulis harakiyyin (gerakan Islam) telah
merasakan salahnya pemutlakan kalimat tersebut di atas, sehingga
membatasinya dengan batasan yang halus guna menghilangkan kesalahan
dan kekeliruan kalimat tersebut. Maka, diapun menyatakan setelah
membawakan kalimat tersebut dengan mengatakan : "....pada
masalah-masalah yang ada bagian untuk ijtihad di dalamnya".[12]

Kemudian penulis yang lainpun memberi batasan dengan mengatakan :
"...dengan ketentuan adanya kemungkinan ikhtilaf
(perselisihan/perbedaan) di dalamnya dan dengan landasan-landasan
manhaj (metode) yang membolehkan adanya ikhtilaf seperti ini"[13]
Perlu diketahui bahwa keduanya berasal dari sekolah yang sama yang
mengucapkan kalimat ini.


[Disalin dari kitab Al-Bai'ah baina as-Sunnah wa al-bid'ah 'inda
al-Jama'ah al-Islamiyah, edisi Indonesia Bai'at antara Sunnah dan
Bid'ah oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid, terbitan Yayasan
Al-Madinah, penerjemah Arif Mufid MF.]
________
Foote Note.
[1]. Dalam kitab ini ada risalah yang ditulis oleh Doktor Mahmud
al-Kahidi dengan judul : "Al-Bai'ah fi al-Fikras-Siyasi al-Islami"
[2]. Ihya'ar-Rabbaniyyah, hal. 11, Said Hawa
[3]. Mudzakkirat ad-Da'wah wa-ad-Da'iyyah, hal.39, Hasan al-Banna
[4]. Idem, hal.116
[5]. Dari mukadimahnya Syaikh Muhammad al-Ghazali terhadap kitab
Nazharat fi Masiirah al-'Amal al-Islami,hal 11, Umar Ubaid Hasanah
[6]. Al-Ikhwan al-Muslimin Ahdats Shana'at al-Tarikh (I/138) Mahmud
Abdul Halim
[7]. Majmu'ah ar-Rasa'il, hal.331, Hasan al-Banna
[8]. Nadzarat fi masiirah al-Amal al-Islami, hal.21 Umar Ubaid Hasanah
[9]. Fi Zhilal al-Qur'an (2/749), Sayyid Qutb
[10]. Dari ucapan Syaikh Hasan al-Banna
[11]. Tanbihaat Haammah 'ala ma katabahu al-Shabuni fi Shifat Allah
'azza wa Jalla, hal.41 Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
[12]. Ucapaan Sa'id Hawa di dalam Ihya' ar-Rabbaniyyah, hal.8
[13]. Dari pembahasan Doktor Rajih al-Kurdi pada awal buku Nadwah
Ittijaahaat al-fikr al-Islami al-Mu'ashar, pada sub al-Ittijah
as-Salafi. Di dalamnya terdapat banyak kesalahan. Dan aku telah
membantahnya dengan suatu bahasan yang aku beri judul Ar-Radd al-Majdi
'ala Rajih al-Kurdi



--- In assunnah@yahoogroups.com, "akbar kurniawan"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum
> 
> temen ana terkena shubhat dari firqah ini,
> bisakah antum mengirimkan ana tentang bagaimana firqah ini
> dan bantahannya
> 
> syukron, jazakumullah khoir
> 
> wasalam
>









------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Fair play? Video games influencing politics. Click and talk back!
http://us.click.yahoo.com/u8TY5A/tzNLAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

------------------------------------------------------------------------
Website Islam pilihan anda.
http://www.assunnah.or.id
http://www.almanhaj.or.id
Website kajian Islam -----> http://assunnah.mine.nu
Berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
------------------------------------------------------------------------ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke