assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

saya mengetahui bahwa seharusnya ilmu agama harus dikuasai terlebih dahulu sblm 
ilmu2 duniawi lainnya.
tetapi bagaimana kalau si wanita ini -yang dimana dia berada di bawah kekuasaan 
orang tuanya karena dia belum menikah- masih belum menguasai ilmu agama,tetapi 
dia didorong untuk mnyelesaikan kuliah yg dsitu dia hanya mmpelajari hal2 
duniawi. dan dia merasa bahwa beban kuliahnya tersebut sangatlah berat sehingga 
untuk mndalami ilmu agama saja sulit.
perlu diketahui bahwa orang tua, keluarga, wanita ini adalah kurang dalam ilmu 
agama, dan mengutamakan ilmu duniawi.

pertanyaan saya :
1) apa yang harus dilakukan wanita ini?
2) apakah ada dalil yang menjelaskan keadaan seperti ini?

jawaban sangat diharapkan
terima kasih

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

PENGAJARAN BAGI PARA WANITA

Oleh
Majdi As-Sayyid Ibrahim
http://www.almanhaj.or.id/content/1723/slash/0

"Artinya : Dari Abu Bakar bin Sulaiman Al-Qursyi, dia berkata.'Sesungguhnya ada 
seorang laki-laki dalam kalangan Anshar yang mempunyai bisul. Lalu ditunjukkan 
bahwa Asy-Syifa' binti Abdullah dapat mengobati bisul dengan ruqyah. Maka 
laki-laki Anshar itu mendatanginya lalu meminta agar dia mengobatinya lalu 
meminta agar dia mengobatinya dengan ruqyah. Asy-Syifa' berkata kata.'Demi 
Allah, aku tidak lagi mengobati dengan ruqyah sejak aku masuk Islam'. Lalu 
laki-laki Anshar itu pergi menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan 
mengabarkan kepada beliau tentang apa yang dikatakan Asy-Syifa'. Maka 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Asy-Syifa, seraya berkata. 
'Perlihatkanlah (ruqyah itu) kepadaku !'. Maka dia pun memperlihatkannya. Lalu 
beliau berkata. 'Obatilah dia dengan ruqyah, dan ajarkanlah ia kepada Hafshah 
sebagaimana engkau mengajarkan Al-Kitab kepadanya'. Dalam suatu riwayat 
disebutkan :'Mengajari menulis". [1]


Wahai Ukhti Muslimah !
Wasiat Nabawi ini mencakup dua bagian.

[1]. Pembahasan tentang pengobatan dengan menggunakan ruqyah. Masalah ini sudah 
kami kemukakan dalam salah satu dari wasiat-wasiat beliau terdahulu.

[2]. Pengajaran tentang pengobatan dan menulis bagi para wanita.

Wahai Ukhti Muslimah !
Islam adalah agama persamaan, yang mempersamakan antara laki-laki dan wanita 
dalam masalah pahala dan siksa. Islam menganjurkan laki-laki dan wanita agar 
memikirkan ciptaan Allah dan berusaha untuk mendapatkan keridhaan-Nya.

Berangkat dari penjelasan ini, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mewasiatkan Asy-Syifa' agar mengajarkan ruqyah kepada Ummul Mukminin, Hafshah, 
setelah dia mengajarinya cara menulis.

Jadi, wanita juga harus belajar, mendatangai majlis-majlis ilmu dan bertanya 
kepada orang-orang yang berilmu tentang segala hal yang hendak diketahuinya, 
berupa urusan-urusan agamanya, jika sang suami tidak memiliki pengetahuan 
tentang hal itu. Tetapi yang dimaksudkan disini bukan sekedar ilmu yang 
diakhiri dengan memperoleh ijazah agar bisa mendapatkan perkerjaan. tetapi yang 
dimaksudkan ilmu di sini adalah apa yang terkandung di dalam Kitab Allah dan 
Sunnah Rasul-Nya.

Karena bagaimana mungkin engkau akan merasa puas jika engkau hanya menguasai 
ilmu yang berkaitan dengan urusan dunia, tetapi engkau tidak tahu urusan 
akhirat ? Atau bagaimana mungkin engkau berusaha untuk mendapatkan ilmu dunia, 
sementara engkau juga melakukan hal-hal yang membuat Allah marah, seperti 
ber-tabarruj, membuka aurat dan mementingkan hawa nafsu ?

Memang benar, para orang tua tidak bisa mencegah anak-anak putrinya untuk 
mencari ilmu. Tetapi bagaimana mungkin seorang ayah membiarkan anak putrinya 
pergi mencari ilmu, sedangkan dia tidak shalat, tidak pernah membaca Al-Qur'an 
dan bahkan tidak tahu hukum-hukum yang mestinya diketahui oleh wanita secara 
khusus dari urusan-urusan agamanya ? Islam telah mengajarkan kepada kita bahwa 
mencari ilmu karena Allah, merupakan gambaran ketakutan, mencari ilmu adalah 
ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menganalisisnya adalah jihad, mengajarkannya 
kepada orang-orang yang tidak tahu adalah shadaqah, membiayai orang yang 
mencari ilmu adalah qurbah, dan ilmu merupakan pendamping tatqala sendirian, 
dalil atas agama, Allah mengangkat suatu kaum karenanya, menjadikannya sebagai 
bukti dalam kebaikan dan dengan ilmu pula ibadah kepada Allah bisa menjadi 
sempurna, yang halal dan yang haram pun bisa diketahui.

Begitulah agama kita mengangkat kedudukan ilmu dan orang yang berilmu, 
menganjurkan laki-laki dan wanita untuk mencarinya. Tetapi bagaimana mungkin 
engkau berusaha mati-matian mendalami ilmu yang bisa mendukung kesuksesanmu di 
dunia, seperti ilmu arsitektur, kedokteran dan ilmu ilmu lain, namun engkau 
melalaikan hal-hal yang memasukanmu ke sorga dan menjauhkanmu dari neraka .?

Dengan cara melakukan instropeksi, engkau bisa bertanya kepada diri sendiri : 
Sejauh mana hukum-hukum dan ilmu agama yang engkau ketahui. Jika engkau 
mendapatkan kebaikan disana, maka pujilah Allah, karena ini berasal dari 
karunia dan taufiq-Nya kepadamu. Dan, jika engkau mendapatkan selain itu, maka 
memohonlah ampun kepada Allah, kembalilah kepada-Nya dan carilah bekal dengan 
ilmu agamamu. Karena hal yang paling baik ialah mendalami agamamu, dan 
penderitaan adalah bagi orang-orang yang terpedaya oleh hal-hal yang tampak 
gemerlap dari ilmu-ilmu dunia, namun dia tidak memperdulikan ilmu akhirat. 
Firman Allah tentang hal ini.

"Artinya : Dan, barangsiapa berpaling dari pengetahuanku, maka sesungguhnya 
baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpun-nya pada hari kiamat 
dalam keadaan buta". [Thaha : 123]

Begitulah wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menganjurkan 
para wanita agar berusaha mencari ilmu dan mendapatkannya.


[Disalin dari kitab Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu 
'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh Wasiat Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-Sayyid Ibrahim, 
Penerjemah Kathur Suhardi, Terbitan Pustaka Al-Kautsar]
_________
Foote Note
[1] Hadits shahih, ditakhrij Al-Hakim 4/56-57, menurutnya, ini adalah hadits 
shahih menurut syarat Asy-Syaikhani. Yang serupa dengan ini juga ditakhrij dari 
jalan lain oleh Abu Dawud, hadits nomor 3887, Ahmad 6/372


Website anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/mlbios.php/aturanmilis/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke