Dari: DINA SARI <diena_m_s...@yahoo.com>
Terkirim: Rab, 6 Juli, 2011 14:11:29
Judul: [assunnah] Tanya: peringatan isra miraj;
Assalamu'alaikum Warohmatullahi,,,
Afwan sebelumnya,
ana ingin menanyakan,, bagaimana hukumnya dlm suatu instansi memperingati Isra 
Miraj,,
Syukron atas jawabannya,,
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi,,
>>>>>>>>>>>>>>>>>
 
Assalamu'alaykum Warahmatullahiwabarakaatuh,,,

Afwan, mudah-mudahan menjadi tambahan pengetahuan dan ilmu yang 
bermanfaat...aamiin,

HUKUM MERAYAKAN MALAM ISRA' MI'RAJ
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
http://almanhaj.or.id/content/1988/slash/0


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga  dilimpahkan 
kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. Amma ba'du,

Tidak diragukan lagi bahwa isra' mi'raj termasuk tanda-tanda kebesaran  Allah 
yang menunjukkan kebenaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa  sallam dan 
keagungan kedudukan beliau di sisiNya, juga menujukkan  kekuasaan Allah yang 
Mahaagung dan ketinggianNya di atas semua  makhlukNya. Allah Subhanahu wa 
Ta'ala 
berfirman,

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam  dari 
Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi  sekelilingnya 
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda  kebesaran Kami. 
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha  Melihat. " [Al-Isra: 1]

Telah diriwayatkan dari Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wa  sallam 
secara mutawatir, bahwa beliau naik ke langit, lalu dibukakan  baginya 
pintu-pintu langit sehingga mencapai langit yang ketujuh,  kemudian Allah 
Subhanahu wa Ta'ala  berbicara kepadanya dan mewajibkan  shalat yang lima waktu 
kepadanya. Pertama-tama Allah Subhanahu wa Ta'ala  mewajibkannya lima puluh 
kali 
shalat, namun Nabi kita tidak langsung  turun ke bumi, tapi beliau kembali 
kepadaNya dan minta diringankan,  sampai akhirnya hanya lima kali saja tapi 
pahalanya sama dengan lima  puluh kali, karena suatu kebaikan dibalas dengan 
sepuluh kali lipat.  Puji dan syukur bagi Allah atas semua nik'matNya.

Tentang kepastian terjadinya malam isra mi'raj ini tidak disebutkan  dalam 
hadits-hadits shahih, tidak ada yang menyebutkan bahwa itu pada  bulan Rajab 
dan 
tidak pula pada bulan lainnya. Semua yang memastikannya  tidak benar berasal 
dari Nabi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.  Demikian menurut para ahli 
ilmu. Allah mempunyai hikmah tertentu dengan  menjadikan manusia lupa akan 
kepastian tanggal kejadiannya. Kendatipun  kepastiannya diketahui, kaum 
muslimin 
tidak boleh mengkhususkannya  dengan suatu ibadah dan tidak boleh merayakannya, 
karena Nabi Rasulullah  Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak 
pernah  merayakannya dan tidak pernah mengkhususkannya. Jika perayaannya  
disyari'atkan, tentu Rasulullah telah menerangkannya kepada umat ini,  baik 
dengan perkataan maupun dengan perbuatan, Dan jika itu syaria'tkan,  tentu 
sudah 
diketahui dan dikenal serta dinukilkan dari para sahabat  beliau kepada kita, 
karena mereka senantiasa menyampaikan segala sesuatu  dari Nabi mereka yang 
dibutuhkan umat ini, bahkan merekalah orang-orang  yang lebih dulu melaksanakan 
setiap kebaikan jika perayaan malam  tersebut disyari'atkan, tentulah merekalah 
manusia pertama yang  melakukannya.

Nabi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling  loyal 
terhadap sesama manusia, beliau telah menyampaikan risalah dengan  sangat jelas 
dan telah menunaikan anamat dengan sempurna. Seandainya  memuliakan malam 
tersebut dan merayakannya termasuk agama Allah,  tentulah nabi tidak 
melengahkanya tidak menyembunyikan. Namun karena  kenyataannya tidak demikian, 
maka diketahui bahwa merayakannya dan  memuliakannya sama sekali bukan termasuk 
ajaran Islam, dan tanpa itu  Allah telah menyatakan bahwa dia telah 
menyempurnakan untuk umat ini  agamanya dan telah menyempurnakan nimatnya serta 
mengingkari orang yang  mensyariatkan sesuatu dalam agama ini yang tidak 
diizinkannya. 

Allah telah berfirman.

Pada Hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan 
kepadamu nikmat Ku [Al-Maidah;3]

Kemudian dalam ayat ini disebutkan,

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang  mensyari'atkan 
untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah sekiranya  ada ketetapan yang 
menentukan (dariAllah) tentulah mereka telah binasa.  Dan sesungguhnya 
orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang  amat pedih [Asy-Syura 
: 21]

Telah diriwayatkan pula dari Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi  wa 
sallam dalam hadits-hadits shahih peringatan terhadap bid'ah dan  menjelaskan 
bahwa bid'ah-bid'ah itu sesat. Hal ini sebagai peringatan  bagi umatnya tentang 
bahayanya yang besar dan agar mereka menjahukan  diri dari melakukannya, 
diantaranya adalah yang disebutkan dalam  Ash-Shahihain dari Aisyah 
Radhiyallahu 
anha, dari Nabi  Rasulullah  Shallallahu alaihi wa sallam  bahwa beliau 
bersabda,.

Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru  dalam urusan kami (dalam  Islam) 
yang tidak terdapat  (tuntunan) padanya, maka ia tertolak." 


Dalam riwayat Musliim disebutkan,

"Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia 
tertolak."[1]

Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan, dari Jabir, ia mengatakan, bahwa  dalam 
salah satu khutbah Jum'at Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam 
mengatakan.

Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah,  sebaik-baik 
tuntunan adalah tuntunan Muhammad, seburuk-buruk perkara  adalah hal-hal baru 
yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah  sesat."[2]

An-Nasa'i menambahkan pada riwayat ini dengan ungkapan,

"Dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di neraka."[3]

Dalam As-Sunan disebutkan, dari Irbadh bin Sariyah , ia berkata,  "Rasulullah 
mengimami kami shalat Shubuh, kemudian beliau berbalik  menghadap kami, lalu 
beliau menasehati kami dengan nasehat yang sangat  mendalam sehingga membuat 
air 
mata menetes dan hati bergetar. Kami  mengatakan, 'Wahai Rasulullah, tampaknya 
ini seperti nasehat perpisahan,  maka berwasiatlah kepada kami. Beliau pun 
bersabda,

Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, ta'at dan  patuh, 
walaupun yang memimpin adalah seorang budak hitam. Sesungguhnya  siapa di 
antara 
kalian yang masih hidup setelah aku tiada, akan melihat  banyak perselisihan, 
maka hendaklah kalian memegang teguh sunnahku dan  sunnah Khulafa'ur Rasyidin 
yang mendapat petunjuk. Gigitlah itu dengan  geraham, dan hendaklah kalian 
menjauhi perkara-perakara yang baru,  karena setiap perkara baru itu adalah bid 
'ah dan setiap bid'ah itu  sesat'."[4]

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan ini.

Telah disebutkan pula riwayat dari para sahabat beliau dan para salaf  shalih 
setelah mereka, tentang peringatan terhadap bid'ah. Semua ini  karena bid'ah 
itu 
merupakan penambahan dalam agama dan syari'at yang  tidak diizinkan Allah serta 
merupakan tasyabbuh dengan musuh-musuh Allah  dari kalangan Yahudi dan Nashrani 
dalam penambahan ritual mereka dan  bid'ah mereka yang tidak diizinkan Allah, 
dan karena melaksanakannya  merupakan pengurangan terhadap agama Islam serta 
tuduhan akan  ketidaksempurnaannya. Tentunya dalam hal ini terkandung kerusakan 
yang  besar, kemungkaran yang keji dan bantahan terhadap firman Allah  
Subhanahu 
wa Ta'ala, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu  agamamu." 
[Al-Ma'idah: 
3]. Serta penentangan yang nyata terhadap  hadits-hadits Rasulullah Rasulullah 
Shallallahu alaihi wa sallam yang  memperingatkan perbuatan bid'ah dan 
peringatan untuk menjauhinya.

Mudah-mudahan dalil-dalil yang kami kemukakan tadi sudah cukup dan  memuaskan 
bagi setiap pencari kebenaran untuk mengingkari bid'ah ini,  yakni bid'ah 
perayaan malam isra' mi'raj, dan mewaspadainya, bahwa  perayaan ini sama sekali 
tidak termasuk ajaran agama Islam. Kemudian  dari itu, karena Allah telah 
mewajibkan untuk loyal terhadap kaum  muslimin, menerangkan apa-apa yang 
disyari'atkan Allah kepada mereka  dalam agama ini serta larangan 
menyembunyikan 
ilmu, maka saya merasa  perlu untuk memperingatkan saudara-saudara saya kaum 
muslimin terhadap  bid'ah ini yang sudah menyebar ke berbagai pelosok, 
sampai-sampai dikira  oleh sebagian orang bahwa perayaan ini termasuk agama. 
Hanya Allah-lah  tempat meminta, semoga Allah memperbaiki kondisi semua kaum 
muslimin dan  menganugerahi mereka pemahaman dalam masalah agama. Dan semoga 
Allah  menunjuki kita dan mereka semua untuk senantiasa berpegang teguh dengan  
kebenaran dan konsisten padanya serta meninggalkan segala sesuatu yang  
menyelisihinya. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas itu. Shalawat, salam dan  
berkah 
semoga dilimpahkan kepada hamba dan utusanNya, Nabi kita,  Muhammad, keluarga 
dan para sahabatnya.

[At-Tahdzir minal Bida, hal.16-20, Syaikh Ibnu Baz]

[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah  Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini,  Penyusun 
Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini Lc Penerbit Darul  Haq]
________
Footnote
[1]. HR. Muslim dalam Al-Aqdhiyah (18-1718).
[2]. HR. Muslim dalam Al-Jumu'ah (867).
[3]. HR. An-Nasa'i dalam Al-Idain (1578).
[4]. HR. Abu Dawud dalam As-Sunnah (4607). Ibnu Majjah dalam Al-Muqaddimah 
(42). 


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke