VIVAnews.com | Kamis, 1 April 2010 | Begitu terbangun dari koma, semua
orang mengatakan bayi berusia dua minggul itu anaknya.
Valerie Leah, 35, sama sekali tak ingat pernah melahirkan seorang bayi
dari rahimnya. Ia hanya ingat tengah mengandung janin usia 26 minggu
sesaat sebelum mengalami koma akibat virus flu babi H1N1.

Kala itu kalender menunjukkan tanggal 1 Desember 2009, saat Valerie
terbangun dari koma. "Begitu saya membuka mata, suami saya, Simon,
langsung berkata kalau kami memiliki bayi laki-laki berusia dua
minggu," kata Valerie seperti dikutip dari laman Daily Mail.


Sambil berusaha mengembalikan ingatan, Valerie kemudian dipandu
menggunakan kursi roda menuju sebuah boks inkubator. Ia masih belum
percaya jika bayi mungil di dalamnya adalah putranya.

Ia sungguh tak bisa membayangkan bisa melahirkan dalam kondisi
koma. "Semua orang mengatakan bahwa bayi itu anak saya. Rasanya tak
masuk akal janin yang ada di kandungan saya bisa lahir dengan selamat,"
ujarnya.

Kisah Valerie bermula pada awal November 2009, saat wabah virus H1N1
menyerang seluruh anggota keluarganya. Ibu tiga anak ini adalah yang
paling terakhir tertular, namun kondisinya paling buruk. Ia mengalami
sesak nafas akut sehingga harus menjalani perawatan medis.

Kondisi Valerie melemah sesampainya di rumah sakit. Tim dokter hanya
bisa menawarkan satu metode pengobatan untuk menyelamatkan
nyawanya. "Mereka meminta izin keluarga saya untuk membuat saya koma
selama beberapa waktu hingga kondisi membaik," ujarnya.

Wanita itu masih ingat dengan jelas detik-detik sebelum dokter
membuatnya tak sadar. Ia mendapat ciuman perpisahan dan dukungan dari
sang suami. "Saya menciumnya, dan memastikan bahwa semua akan berjalan
dengan baik. Saya tersenyum padanya meski hati saya menangis, apalagi
saat mendengar dia mengatakan aku cinta kamu," kata Simon mengenang
istrinya sebelum koma.

Selama sekitar dua minggu Valerie, yang tengah hamil, menjalani
perawatan intensif dalam kondisi koma. Kondisinya terus melemah. Atas
restu keluarga, dokter akhirnya memutuskan melakukan bedah caesar untuk
mengeluarkan janin di kandungan Valerie.

Melakukan bedah caesar pada pasien koma berisiko tinggi pada kematian
ibu dan anak. Tapi risiko itu diambil demi kesembuhan Valerie. Sebab,
adanya janin di dalam kandungan membuat dokter tak bisa melakukan
tindakan medis secara maksimal.

Simon menyentuhkan tangan Valerie ke Oliver usai persalinanTepat 18
November 2008, janin berusia tujuh bulan di perut Valerie
lahir. "Sungguh mukjizat persalinan berjalan lancar. Saya sentuh tangan
isteri saya yang masih koma, lalu saya letakkan di perus bayi kami,
saya ingin bayi kami merasakan sentuhan ibunya," kata Simon.

Setiap hari, Simon menceritakan perkembangan bayinya kepada Valerie
yang masih terbaring koma. Ia menamai bayi itu Oliver, namun tak
mempublikasikannya hingga Valerie sadar. Ia ingin nama itu disetujui
istrinya. "Jadi selama di rumah sakit orang hanya memanggil bayi itu
dengan sebutan baby," ujarnya.

Usai melahirkan, Valerie kembali melanjutkan perawatan. Diiringi cinta
dan dukungan sang suami yang tak putus, ia menjadi lebih responsif
terhadap obat dan aneka terapi medis. Alhasil, 12 hari usai melahirkan,
Valerie terbangun dari tidur panjangnya dan segera memeluk Oliver.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 4/10/2010 06:39:00 AM

Kirim email ke