Hi all, Keluarga saya mungkin belum bisa dibilang keluarga besar, tapi berhubung punya 3 anak dengan jarak usia around 2.5 tahun, cukup membuat saya 'rajin' cari info tentang 'Sibling Rivalry' ini :)
Kebetulan waktu maternity leave kemarin, sempat baca issue ini dari websitenya dr. Sears (www.askdrsears.com), salah satu ahli pediatrik yang juga ayah dari 8 anak. Saya coba posting di sini deh. Siapa tahu jadi jadi tambahan info dan bisa jadi ide untuk dimodifikasi buat parents semua. Maaf untuk yang sudah pernah baca ya. Salah satu point yang saya dapat dari artikel ini: belajar hidup bersama dalam satu keluarga di rumah adalah pelajaran pertama seorang anak untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah. happy reading, Sylvia - mum to Jovan, Rena & Aleta ------------------------- http://www.askdrsears.com/html/6/T064200.asp *SIBLING RIVALRY (translated by: Sylvia Radjawane)* 20 TIPS TO STOP QUIBBLING SIBLINGS AND PROMOTE SIBLING HARMONY Sebagai orang tua – dan juga 'wasit' – dari 8 anak, kami telah melewati berbagai 'cobaan' dalam keluarga kami menyangkut 'kepribadian yang bertentangan', 'saling unjuk kemampuan', 'taktik dalam mencari-cari perhatian', dan banyak sekali 'perang-kecil', hingga kini bisa menyimpulkan bahwa persaingan antar anak dalam keluarga (sibling rivalry) adalah salah satu 'gangguan' , seperti halnya jika terbangun di tengah malam, yang tidak terelakkan dalam kehidupan berkeluarga (baca: memiliki anak-anak). Kami juga belajar bahwa dampak jangka panjang dari tingkat persaingan antar anak dalam keluarga, baik secara positif atau negatif, semuanya tergantung dari apa yang bisa dilakukan orang tua dalam menangani issue ini. Walau demikian, jenis persaingan yang bisa saja tak terkendali ini jangan pula dijadikan dasar pertimbangan bagi orang tua agar hanya memiliki 1 anak saja. Usia anak pertama dan kedua kami, Jimmy dan Bobby, hanya berjarak 26 bulan dan mereka mulai segera 'berkompetisi' layaknya 2 anak dalam keluarga yang jarak usianya sangat dekat. Saat mereka usia pra-sekolah, mereka bertengkar karena masalah mainan. Saat usia sekolah dasar, mereka berkompetisi dengan nilai-nilai pelajaran. Saat usia remaja, mereka bersaing dalam hal pertemanan. Saat Jim yang pertama kali memasuki jenjang pernikahan, Bob berkomentar, 'Ini tidak adil!' (walau kemudian Bob yang pertama kali menghadiahi sang ayah seorang cucu – akhirnya ada juga yang dia lakukan lebih dulu daripada saudaranya Jim!).Tahun berlalu dan kedua anak ini kini menjadi sahabat akrab dan bahkan menjadi kolega dalam praktek pediatrik sebagai Dr. Jim dan Dr. Bob (bersama-sama ayah mereka, Dr. Bill Sears). Dengan banyaknya anak, kami menyadari bahwa bagian dari disiplin adalah melakukan apa yang perlu kami lakukan agar kami dapat menikmati hidup dan tinggal bersama anak-anak kami, terutama dengan menciptakan harmoni dan menghindari persaingan antar anak-anak kami. Ada 20 cara yang telah mendidik kami untuk menolong anak-anak kami berlaku sebagai teman terhadap saudara kandungnya sebelum mereka belajar untuk bertentangan satu dengan lainnya. *1. Make friends before birth.* Perkenalkan anak Anda yang lebih tua dengan adik bayinya sebelum sang adik dilahirkan. Tunjukkan padanya gambar bayi yang sedang bertumbuh dalam perut ibunya. Biarkan ia menepuk-nepuk perut ibunya, tanda ia sedang mengelus adiknya, berbicara dengan adiknya, juga merasakan tendangan adiknya dalam perut ibunya. Dengan duduk bersama sambil membuka kembali album fotonya waktu bayi, Anda dan anak Anda dapat mengenang kembali masa-masa ia masih bayi. Tunjukkan padanya bagaimana rupanya sesaat setelah dilahirkan, pulang ke rumah, saat menyusui dan saat diganti popoknya. Dengan mengulang kembali ingatan akan masa-masa bayi sang kakak, ia akan lebih siap untuk mengulang 'ritual' yang sama yang kini akan dilakoni adik bayinya nanti. * * *2. Make the older sibling feel important.* Sanak keluarga dan relasi, yang paham dan juga berhasil melewati tantangan 'sibling rivalry' di keluarganya, akan datang menjenguk bayi Anda sambil membawa hadiah pula untuk kakak sang bayi. Kalau pun tidak, Anda dapat mempersiapkan kado-kado kecil sebagai cadangan untuk sang kakak saat para pengunjung sedang memberikan kado dan perhatian pada bayi baru. Biarkan sang kakak yang membuka bungkus hadiah untuk adik bayinya juga mencoba pertama kali mainan-mainan adiknya. Berikan anak Anda pekerjaan dalam organisasi keluarga Anda. Agar anak Anda tidak terjebak dalam keinginan 'Aku ingin jadi bayi juga!', tunjukkan peran pentingnya bagi Anda, secara pribadi maupun dalam praktek. Berikan dia jabatan 'penolong ibu'. Sesaat setelah Erin, anak ke-5 kami lahir, kami memberikan jabatan kepada Hayden, kakaknya yang berusia 4 tahun, 'Asisten Ibu'. Dan kami memberikan upah untuk 'jabatan' nya itu. Setelah beberapa minggu berlalu, Hayden tidak saja lebih menikmati kondisi ini, dia juga terlatih dalam beberapa pekerjaan rumah sederhana. Salah satu dari anak-anak kami senang dijuluki sebagai 'go-fer'. Saat Martha, sang ibu, sedang menyusui Stephen, ia akan minta tolong Matthew anak kami yang berusia 3 tahun untuk 'bawakan pakaian untuk Ibu', 'ambilkan mainan', 'pegang popok ini' … dan sang ibu akan berterima kasih kepada Matthew untuk bantuannya tsb. Bila ada orang lain yang memandang bayi baru kami dan berkata, 'Wow, bayi yang cantik!', kami akan dengan cepat menambahkan, 'Ya, sekarang kami punya 2 anak yang cantik!' * * *3. Time share.* Yang paling 'menjengkelkan' perasaan sebagian besar anak kecil adalah kondisi di mana ia harus 'membagi' Anda dengan adik bayinya yang baru. Apalagi terhadap istilah 'berbagi' yang merupakan konsep yang asing untuk para batita (di mana selama ini yang mereka tahu, Ibu adalah 'milik' mereka yang paling utama), cukup sulit untuk memperkenalkan mereka konsep baru tentang 'Ibu harus berbagi perhatian'. Kelihatannya memang baik untuk berkata kepada anak Anda yang lebih tua bahwa Anda akan membagi waktu yang sama antara Anda dengan adik bayi dan Anda dengannya, tetapi dalam prakteknya, hal seperti ini tidak realistis dan tidak perlu. Bayi yang baru tentu akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk dirawat dan Anda tidak punya 200% waktu Anda untuk dibagikan setiap anak Anda. Itulah sebabnya kami menempatkan bayi kami dalam ayunan bayi, yang membuat kedua tangan kami bisa 'bebas' bermain dengan sang kakak. Saat memberi makan bayi, kami membacakan cerita kepada sang kakak atau menggunakan waktu yang ada untuk sekadar bermanja-manja. Mengambil waktu untuk duduk-duduk di lantai akan menambah kesempatan Anda untuk bersama dengan balita Anda sementara adik bayinya tetap berada dalam dekapan Anda atau sedang menyusui. Ketika bayi Anda sudah semakin besar, tempatkan dia di atas tempat duduk bayinya atau di atas selimut di lantai agar ia bisa menyaksikan Anda bermain satu-lawan-satu dengan kakaknya. Kondisi seperti ini membuat 1 orang tua dapat 'menghibur' 2 anak sekaligus. Saat menjadi orang tua pertama kali, kami harus dibuat sibuk untuk mencari cara bagaimana kami dapat memenuhi kebutuhan seorang bayi baru lahir dan juga kebutuhan kakaknya yang balita, hingga kemudian menyadari bahwa anak kami yang balita telah mendapatkan apa yang ia butuhkan waktu ia bayi, sehingga ia dapat menangani rasa frustrasinya. Tapi tidak demikan halnya dengan seorang bayi. * * *4. Stay positive.* Menciptakan harmoni di antara anak-anak dalam keluarga kadang membuat pihak orang tua butuh sedikit kemampuan marketing. Anda mungkin berpikir bahwa anak Anda yang lebih tua seharusnya tertantang untuk mendapatkan manfaat dalam hal 'berlaku sebagai teman dengan adiknya di rumah', tapi anak-anak kadang hanya sibuk memikirkan sesuatu yang 'hilang' dari mereka. Mereka tidak terlalu antusias untuk berbagi mainan, kamar dan yang terutama .. orang tua mereka dengan orang lain. Coba balikkan kenyataan ini untuk membantu anak Anda, yang memang sedang ada dalam fase egosentris normal, untuk berpikir, 'Apa yang akan saya peroleh?' dengan situasi adanya 'adik baru' ini. Gunakanlah istilah 'waktu spesial'. (Anda akan memperoleh banyak sekali trik marketing yang bisa dilakukan untuk kata 'spesial' ini). Perhatian terhadap anak yang lebih tua biasanya 'hilang' dari ibunya, tapi dia bisa memperoleh gantinya dari sang ayah. Rancang banyak sekali event pergi berduaan dengan anak Anda yang lebih tua, misalnya: waktu bersama di taman dan toko ice cream, sehingga sang anak menyadari bahwa walaupun ia kehilangan waktu bersama ibunya, ia memperoleh lebih banyak waktu spesial bersama ayah, kakek-neneknya atau orang lain yang mengurusnya. *5. Begin the day in harmony.* Jika memungkinkan awalilah setiap hari dengan 'waktu spesial' bersama balita Anda. Kadang memulai hari dengan berduaan bersama balita Anda selama 20 menit akan mencegah perasaan marah balita Anda terhadap bayi baru Anda dan ini adalah investasi baik untuk melewati sisa hari itu. *6. Raise sensitive sibs.* Sangatlah sulit untuk membenci atau memukul seseorang yang Anda sayangi dan yang sayang kepada Anda. Saya tidak percaya bahwa anak-anak dalam keluarga terlahir sebagai 'musuh' satu dengan lainnya, ini sangatlah tidak mungkin kecuali orang tua mengizinkan kondisi 'bermusuhan' tetap berlangsung. Anda dapat memelihara pola 'pertemanan sepanjang zaman' di antara anak-anak Anda dengan cara membantu mereka menemukan cara-cara yang membangun untuk bersikap peka satu dengan yang lain. Belajar hidup bersama dalam satu keluarga adalah pelajaran pertama seorang anak untuk bisa bergaul dengan anak-anak lainnya. Di awal 'karir' kami sebagai orang tua, kami menyadari bahwa peran orang tua dalam menciptakan kondisi anak-anak yang harmonis adalah bahwa orang tua harus bisa berperan sebagai fasilitator, tidak melakukan sesuatu secara langsung terhadap anak-anak mereka, tapi lebih kepada menciptakan kondisi yang membantu perkembangan hubungan yang rukun di antara anak-anak mereka. Tugas Anda bukanlah untuk mengawasi bagaimana cara anak-anak tersebut berhubungan, tapi lebih kepada membentuk hubungan itu sendiri. Ada beberapa jenis hubungan antar anak dalam keluarga yang kami coba untuk fasilitasi: · *Sib in charge* Jika usia anak-anak Anda berbeda beberapa tahun, berikan pada anak yang lebih tua tanggung jawab untuk menjadi 'supervisor' saudara-saudara yang lebih muda usianya. Hal ini akan memotivasinya untuk bersikap peduli, dan anak yang lebih muda juga akan merasakannya. Bahkan seorang balita dapat memegang dan menepuk adik bayi mungilnya dengan lembut di bawah pengawasan orang dewasa. · *Sib as comforter* Jika ada anak yang terluka, kami akan minta salah satu dari anak-anak yang lain untuk menolongnya. Kami akan memberikan 'asisten' kami tugas: 'Dr. Erin, Anda dapat memegang kaki Matthew saat saya membalutnya' atau 'Tolong tempelkan perban di atas luka Lauren'. Para 'dokter' ini umumnya memperlakukan para 'pasien' mereka dengan penuh kasih. Tentu sulit untuk membenci orang yang tangannya yang sedang menolong Anda. * * - *Sib as minister.* Dalam keluarga kami, jika ada seorang anak yang sedang terluka, baik secara fisik maupun emosi, anak-anak yang lain akan tergerak untuk menawarkan hiburan untuk mengurangi sakit itu. Anak yang sedang di bawah tekanan (baik karena akan menghadapi ujian, atau terluka secara fisik dan emosi) akan duduk di tengah kelompok keluarga besar kami dan anggota keluarga yang lain akan berdoa untuknya. Saat anak kami yang ke-tujuh, Stephen, terlahir sebagai penderita Down Syndrome, anak-anak kami dengan segera belajar – karena mereka diajarkan – bahwa Stephen memiliki kebutuhan khusus dan ia membutuhkan kasih yang spesial juga dari kakak-kakaknya. - *Sib as teacher.* Dorong anak Anda untuk mengajarkan sesuatu yang menjadi kegemaran dan ketrampilannya kepada saudara kandungnya yang lain. Contohnya: kami minta anak kami Matthew, yang selalu keranjingan permainan baseball, untuk mengajarkan adiknya Stephen bagaimana cara memukul dan menangkap bola. Dan sekarang, bertahun-tahun kemudian, Stephen cukup baik bermain bola dengan teman-teman sebayanya. - *Sibs as co-workers.* Rancang tugas rumah anak-anak yang membutuhkan kerja sama dan memotivasi mereka untuk bekerja sama: 'Matthew, bisakah kamu dan Erin membersihkan garasi? Jika kalian berdua bekerja cepat, kita dapat menyelesaikannya segera dan bisa nonton bioskop siang ini!' Jika anak dalam keluarga terlahir dengan kepribadian yang bertentangan satu dengan yang lain, hubungan 'tuan & hamba' perlu dicegah agar tidak terus berkembang. - *Sibs as co-sleepers.* Para orang tua dalam ruang praktek kami bercerita bahwa anak-anak yang tidur bersama pada malam hari umumnya dapat bermain bersama dengan lebih rukun sepanjang hari. Pengalaman kami pun mengajarkan demikian. - *Sib as entertainer.* Jika Anda memiliki anak yang memang terlahir sebagai 'komedian', manfaatkan 'aset' ini dan dorong ia untuk bisa menghibur saudaranya yang lain. Misalnya: anak yang lebih tua bisa bercanda dengan saudaranya yang balita sementara Anda menyelesaikan tugas lain yang menanti. ... (to be continued) ...