http://www.suarapembaruan.com/News/2005/05/10/Utama/ut02.htm

 

Lagi, Kasus Polio di Sukabumi

Pembaruan/Adi Marsiela

PENDERITA POLIO - Seorang perawat memeriksa pasien penderita polio, Muhammad Lutfi, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/5). Lutfi bersama dua bocah lainnya dibawa ke rumah sakit tersebut untuk mendapat pengobatan dan pemeriksaan lebih lanjut.

SUKABUMI - Dua lagi anak di bawah usia lima tahun (balita) di Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga menderita polio. Dengan demikian sampai Selasa (10/5) sudah 13 warga Cidahu diduga terkena polio.

Kedua balita itu, Meli (2,5 tahun) putri Entah di RT 03/03 Kampung Cidadap dan Risma (2 tahun) putri Rusman warga RT 05/02 Kampung Tenjolaya, Desa Giri-jaya, diduga sudah sebulan lebih menderita polio. Kondisi kedua balita ini baru diketahui petugas medis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi saat memberikan imunisasi polio di Desa Girijaya. Sampai Senin petang sudah 1001 anak balita yang menerima imunisasi polio.

''Meli, anak saya, sudah sebulan kakinya lemas dan gejala sebelumnya sekujur tubuhnya panas dan sakit pencernaan. Semula petugas medis dari puskesmas menyatakan penyakitnya muntaber. Saya terkejut karena ternyata anak saya mengalami kelumpuhan,'' ujar Entah, ayah Meli kepada Pembaruan, Senin.

Entah, yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani di Desa Girijaya, berharap anaknya bisa berobat dengan bantuan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, mengingat keluarganya tergolong tidak mampu.

Tiga Balita

Tim survei Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan hanya berhasil membawa tiga balita yang diduga terkena polio ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Semula, tim survei LBH Kesehatan akan memboyong tujuh balita ke Bandung untuk dirawat. Namun, upaya itu dicegah oleh aparat kecamatan dengan alasan semua balita yang diduga terkena polio di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Sukabumi.

''Saya terpaksa ngotot kepada aparat kecamatan karena adalah hak semua orang untuk pergi berobat kemana pun,'' kata M Boy Handika dari LBH Kesehatan.

Menurut Boy, ketiga balita yang dibawa ke RSHS Bandung, yakni Fitriani (5), Ismail (2), dan Lutfi (4), warga Kampung Cidadap, Desa Girijaya, sejak Selasa ditempatkan di ruang isolasi lantai 2 ruang anak.

Balita lainnya yang diduga terkena polio secara bertahap akan dibawa ke rumah sakit itu. Semua biaya pengobatan dan perawatan se-lama di rumah sakit tersebut tanggung jawab LSM Kesehatan.

Ketua Pendiri LBH Kesehatan Iskandar Sitorus mengatakan, pihaknya akan melaporkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Buhono dan Asisten Daerah I Kabupaten Sukabumi Saendinobrata ke Polda Jabar, Selasa ini, terkait dengan tindakan melarang membawa anak-anak yang menderita lumpuh layuh dari Girijaya ke RSHS, Senin.

Iskandar mengatakan, tindakan itu mengindikasikan tindakan pidana yang menghalangi orang lain untuk melakukan pengobatan. "Kami belum mencermati pasal-pasalnya, tapi kalau tidak salah itu ada di Pasal 304 dan 361 KUH Pidana,'' katanya.

Sebelumnya, pihaknya mendapatkan informasi dari puskesmas setempat bahwa di daerah tersebut terdapat 12 anak yang diduga menderita polio dari sekitar 40 anak menderita lumpuh layuh. Rencananya akan dibawa tujuh anak ke RSHS, namun hanya tiga yang bisa dibawa keluar dari Desa Girijaya.

4 Juta Dolar

Berbagai pihak, di antaranya, United Nations Children's Fund (Unicef), pemerintah Australia, Rotary Club, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika Serikat (US CDC) membantu pemerintah Indonesia untuk melaksanakan kampanye imunisasi polio di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Total dana untuk kampanye vaksinasi itu 4 juta dolar. Demikian keterangan pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterima Pembaruan, Senin.

Unicef menyebutkan, pihaknya membantu kampanye imunisasi polio dalam dua tahap. Untuk tahap pertama, Unicef membantu program pemerintah dalam kampanye emergensi vaksinasi polio di daerah yang telah ditemukan kasus polio dalam dua minggu terakhir. Diperkirakan 1.500 anak di daerah Sukabumi akan divaksinasi.

Pada tahap kedua, Unicef akan memberikan kontribusi 1,3 juta dolar untuk kampanye vaksinasi bagi 5,2 juta anak di Jawa Barat dan Jakarta. Kampanye imunisasi akan dimulai 31 Mei.

Bantuan dari Unicef sebesar 1,3 juta dolar akan digunakan untuk melatih 40.000 relawan. Relawan ini akan berkunjung dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan data anak-anak yang akan divaksinasi.

Selain itu, dana akan dipakai untuk memobilisasi kampanye bahwa anak-anak perlu divaksinasi.

Sedangkan PBB menyebutkan, total biaya kampanye 4 juta dolar itu akan mencakup 5,2 juta anak di Jakarta dan Jabar. Bantuan dari pemerintah Australia sebanyak 779.000 dolar.

Dipantau

Dinas kesehatan kabu- paten dan kota se-Provinsi Jambi diinstruksikan segera melaksanakan imunisasi polio.

Selain itu, jajaran Dinas Kesehatan diminta untuk memantau intensif masuknya pengidap polio ke Jambi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi dr Hengky Wijaya kepada wartawan, Senin, mengatakan, Kota Jambi masih bebas polio karena selama ini secara rutin dilaksanakan imunisasi kepada balita di puskesmas di luar pro-gram Pekan Imunisasi Nasional (PIN). (126/N-4/ADI/141)

Kirim email ke