Rabu, 21 Desember 2005 Wanita Hamil Sembilan Bulan Meninggal Karena Demam Berdarah
TANGERANG -- Wabah demam berdarah (DB) kembali merenggut nyawa, kali ini korbannya adalah Siti Muslimah (30) warga Jl. Utama Ciledug Indah II, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. Siti menghembuskan nafas terakhir di RS Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (20/12) pukul 05.30 WIB setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di RS Bhakti Asih, Tangerang. Bersama Siti, juga ikut meninggal, bayi yang dikandungnya. Padahal umur janin telah memasuki bulan kesembilan. Menurut Tholib (38), suami Siti, korban telah merasakan panas dingin sejak seminggu terakhir. Namun, lanjut Tholib, istrinya yang biasa mengajar di SMAN 13 dan SD 05 Pondok Bahar itu, tak pernah mengeluh kepada Tholib untuk minta diantar ke rumah sakit. "Sampai hari Sabtu (18/12), dia masih maksa mengajar," ujar Tholib dengan nada getir. Sepulang mengajar di hari Sabtu, lanjut Tholib, kondisi Siti mulai melemah ditandai dengan demam tinggi dan dibarengi dengan terus-menerus kencing. Waktu itu, mereka mengira hal itu pertanda si jabang bayi akan lahir dan Siti belum mau dibawa ke RS. Hari Ahad, Tholib sempat membawa Siti ke Klinik Kasih Ibu, di dekat rumahnya, namun karena di klinik tersebut tidak tersedia dokter, belum diketahui bahwa Siti mengidap DB. "Akibat kondisinya yang terus memburuk, Siti kami bawa ke RS Bhakti Asih keesokan harinya (Senin 19/12)," kata Tholib. Di RS Bhakti Asih lah, Siti akhirnya didiagnosa menderita DB dengan kadar trombosit hanya berjumlah 28 ribu. Padahal untuk kondisi orang normal, kadar trombosit dalam darah harus di atas 150 ribu. Karena di RS Bhakti Asih tidak memiliki alat untuk operasi caesar untuk menyelamatkan si jabang bayi, Siti akhirnya dirujuk ke RS Pelni, Petamburan Jakarta Barat. Setiba di RS Pelni pukul 12.00 WIB, bayi yang dikandung Siti lahir sejam berikutnya tanpa operasi caesar, namun sudah tidak bernyawa lagi. "Siti sempat shock mengetahui hal itu, dan membuat kondisinya terus memburuk," tambah Tholib. Akhirnya nyawa Siti tidak dapat tertolong, dan dirinya menghembuskan nafas terakhir Selasa pagi pukul 05.30 WIB. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Nuriman Machjudin menyayangkan mengapa kasus kematian karena demam berdarah masih bisa terjadi di wilayah perumahan yang penghuninya relatif lebih peduli pada kebersihan. Padahal, katanya, pihaknya selama ini telah terus menerus mengimbau warga untuk melaksanakan langkah pemberantasan wabah demam berdarah dengan pola 3 M (menutup, menguras, dan mengubur). Di Depok, sedikitnya 25.327 warga kecamatan Limo, Depok mengikuti pengobatan massal penyakit kaki gajah di RW 08 Kelurahan Grogol, Limo, Depok, Senin (19/12) malam. "Pengobatan ini sangat penting sebab Depok sudah dikategorikan endemis kaki gajah," ujar Rustono Pinagdjojo, kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, kemarin. ( c42/c43 ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=227299&kat_id=286