Ketika kita bangun shubuh dan berdo'a, 
kita memohon dan meminta kepada Tuhan,
maka kita tengah melakukan hal konsumtiv

Ketika kita berkemas di pagi hari,
menggosok gigi, mandi, berpakaian,
bersisir, dan bercermin diri
. . . kita adalah melakukan hal yang
. . . konsumtiv untuk kepentingan diri kita


Ketika kemudian kita duduk
minum teh, susu, atau kopi,
makan roti atau sarapan pagi,
memirsa TV, atau membaca koran
. . . kita lagi lagi melakukan hal yang
. . . konsumtiv bagi kebutuhan kita


Ketika setelah itu kita pergi
untuk bekerja mencari uang atau berbelanja,
atau mungkin untuk sekolah/antar sekolah, kuliah, atau belajar, prospek, 
dan berkendara . . .
mengisi bahanbakar untuk kendaraan kita . . .
bahkan mungkin ke bengkel untuk membereskan kendaraan kita . . .
. . . kita kembali konsumtiv bagai suatu keharusan

Ketika kita berinternet menerima dan mengirim e-mail
dan atau membaca dan membalas pesan pesan di forum web
dan pesan kita kirim hanya sekedar membalas dan say hello
dan bila itu dilakukan pada jam kantor
dan menggunakan fasilitas kantor
maka kita telah melakukan hal konsumtiv

Ketika kita pergi
untuk menemui seseorang
untuk membereskan suatu urusan
. . . kita boleh jadi konsumtiv

Ketika kita beristirahat di siang hari.
minum dan makan siang
. . . kita benar-benar konsumtiv

Ketika siang hari kita menghadap Tuhan dan berdoa'a
kita memohon dan meminta kepada Tuhan,
maka kita tengah mengulangi hal konsumtiv

. . .

Ketika kita kembali berinternet menerima dan mengirim e-mail
dan atau membaca dan membalas posan pesan di forum web
dan pesan kita kirim hanya sekedar membalas dan say hello
dan bila itu dilakukan pada jam kantor
dan menggunakan fasilitas kantor
maka kita kembali telah mengulangi hal konsumtiv

Ketika petang hari kita menghadap Tuhan dan berdoa'a
kita memohon dan meminta kepada Tuhan,
maka kita kembali tengah mengulangi hal konsumtiv

. . .

Ketika kita pulang di petang hari
mandi, minum, dan
membaca atau menonton TV
. . . kita mengulangi hal konsumtiv

Ketika kita minum dan makan malam
. . . berdo'a . . .
. . . dan kemudian tidur
. . . maka sehari ini kita lengkaplah konsumtiv

Ketika kita bangun tengah malam dan berdo'a
kita memohon dan meminta kepada Tuhan,
maka kita telah menuntaskan hal konsumtiv sehari penuh

. . .

Jika demikian . . .
maka kita memang konsumtiv
. . . sangatlah konsumtiv
bahkan betul-betul dan benar-benar
sangat dan sangat konsumtiv sekali
dan seorang konsumen sejati bagi diri sendiri

. . .

Lalu . . . kapan kita produktiv?
Kapan kita berhenti memenuhi tuntutan,
keperluan, kebutuhan, dan keharusan diri kita sendiri?
Kapan kita berbuat sesuatu untuk orang lain?
Untuk keluarga, tetangga, karib-kerabat,
komunitas . . . masyarakat, . . . negara?
Kapan?

Kapan kita memberikan dayaguna diri kita
untuk mereka yang membutuhkan?
Kapan kita memberikan sesuatu dari diri kita?
Kapan kita berhenti meminta?

. . .

Apa yang telah kita sumbangkan atau berikan?
Seberapa besar kontribusi kita?
Apa yang kita produksi?
Apakah kita menditribusikannya untuk banyak orang?
Bernilai dan berartikah itu bagi kebanyakan orang?

Apakah hari ini kita telah melakukan hal efektiv
untuk perusahaan kita dimana kita bekerja?
Apakah hari ini kita telah memberikan pengetahuan baru
kepada orang lain tentang sesuatu yang berguna?
Apakah hari kita telah mengiformasikan
kepada banyak orang tentang suatu hal bermanfaat?

Atau barangkali apakah hari ini ada telah berbuat suatu kebaikan
untuk orangtua, anak, istri, atau keluarga kita,
atau bahkan kerabat dan mungkin masyarakat?

Mungkinkah hari ini kita telah melakukan sesuatu
yang telah diperintahlan Tuhan agar dilaksanakan
demi kebaikan manusia di dunia dan akhirat?
Padahal jelas, manusia yang terbaik adalah yang berguna bagi mahkluk lainnya

Entahlah . . . hanya Tuhan dan kita yang tahu persis.

. . .

Ok! You've done it someday, . . . sometimes.
You may be do something better for others.

Tapi pernahkan kita menghitung
berapa besar persentansi antara konsumsi dan produksi kita?
Lebih besar produksi daripada konsumsi atau sebaliknya?
Jika kita mau jujur, barangkali kebanyakan kita adalah
lebih banyak konsumtiv daripada produktiv.
Atau barangkali cukup seimbang?

Let's count!

Jika lebih besar konsumsi, you loss.
Jika seimbang, it just a break even point.
Jika lebih banyak produksi, you get profit and benefit.

The choice is yours!

Jika keadaan kita hari ini lebih baik daripada kemarin,
maka kita adalah orang yang maju dan beruntung.
Tapi jika keadaan kita hari ini serupa dengan kemarin,
maka kita adalah orang yang mundur dan merugi.
Dan jika keadaan kita hari ini lebih buruk daripada kemarin,
maka kita adalah orang yang jatuh bankrut.

Demi masa, demi sang waktu yang sedang berlalu . . .
sesungguhnya sang manusia adalah dalam kerugian,
kecuali mereka yang berpegang teguh pada satu kebenaran,
dengan penuh kepercayaan dan keyakinan dan
berbuat kebaikan dan kebajikan bagi sesama,
saling menasihati dalam kesabaran, dan
saling menasihati dalam kebenaran.

Sekecil apa pun kebaikan yang kita bisa berikan
dari diri kita dengan tulus dan ikhlas,
ia akan menjadi andil yang sangat bermanfaat kelak.
Jika kita memberikan satu kebaikan pada orang lain,
maka sebenarnya kita sedang menanamkan
sepuluh benih kebaikan untuk diri kita sendiri.
Tapi sayang . . . kebanyakan orang tak menyadari . . .

~TEbarkAN slm & jadikaNlaH HARi ini LEBih baIk DARI hari kemarin~
di edit dari Tausiah Online



--

Posting oleh  Cindra Rusni  ke  Rekimah Cindra Rusni  pada  12/29/2009 07:46:00 
PM
rusni
http://cindrarusni.blogspot.com
agen asuransi Takaful




      

Kirim email ke