Copas!!!

“MBAK, jangan lupa kasih air putih kalau adek habis minum susu, ya,” urai Riani 
kepada sang pengasuh sembari menyuapkan beberapa sendok air putih kepada 
bayinya yang berusia 3 bulan.
Tahukah Moms, di balik kebiasaan memberikan air putih ternyata tersimpan bahaya 
yang dapat mengancam si buah hati, utamanya bayi di bawah usia 6 bulan.
ASI, Sudah Cukup!
Air putih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak dan orang dewasa memang benar, 
tapi TIDAK untuk bayi.
“Pemberian air putih tidak disarankan, khususnya pada bayi usia < 6 bulan, 
karena kegunaannya tidak ada,” buka dr. Yulia Lukita Dewanti, M. Ked. Ped, SpA 
dari RS Sari Asih Serang.
Pada bayi usia tersebut, pemberian ASI eksklusif tanpa pemberian cairan lain 
sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi sesuai dengan perkembangannya.
Secara alamiah, komposisi ASI –mengandung 88 persen air- yang diproduksi akan 
mencukupi kebutuhan cairan bayi.
Begitu pun dengan bayi yang minum susu formula, lebih dari 80 persen komposisi 
susu formula adalah air. Mengingat tingginya kadar air dalam ASI maupun susu 
formula, bayi kurang 6 bulan tak perlu diberikan tambahan cairan lain apapun 
secara langsung –termasuk air putih, teh manis, atau jus buah.
Artinya, bayi tidak akan kekurangan cairan sejauh bayi mendapatkan ASI atau 
susu formula cukup setiap harinya. Bayi akan selalu ‘meminta’ ASI/susu formula 
bila ia merasa haus (on demand).
3 Alasan Air Putih Dilarang
Lantas, mengapa air putih tak baik diberikan pada bayi?
Ginjal Bisa Rusak
“Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, semua organnya belum berfungsi laiknya 
orang normal pada umumnya. Nah, organ yang langsung berhubungan dengan 
metabolisme cairan adalah ginjal. Jika bayi diberi banyak air putih, maka 
ginjal yang belum siap menyaring –kecuali ASI- ini dapat rusak,” papar dokter 
penyuka novel ini.
Ya, ginjal bayi belum mampu mengeluarkan air dengan cepat, sehingga dapat 
menyebabkan timbunan air dalam tubuh yang dapat membahayakan bayi (keracunan 
air).
Keracunan air
Kelebihan air di atas akan menyebabkan kandungan elektrolit dalam darah menjadi 
tidak seimbang, misalnya sodium (natrium). Kelebihan cairan tersebut akan 
melarutkan sodium dalam darah dan akan dikeluarkan tubuh, sehingga kadar sodium 
menjadi rendah yang dapat memengaruhi aktivitas otak.
Awalnya ditandai dengan iritabilitas (merengek-rengek), mengantuk dan gejala 
penurunan kesadaran lainnya yang kadang luput dari kewaspadaan orangtua. Gejala 
lainnya adalah penurunan suhu tubuh, bengkak di sekitar wajah dan jika 
dibiarkan dapat menjadi kejang.
Jika si kecil sampai mengalami kejang, kemungkinan terjadi gangguan 
perkembangan di masa depannya namun bergantung pada frekuensi dan durasi kejang 
tersebut terjadi.
Kebutuhan gizi tidak terpenuhi
Selain keracunan air, memberikan air putih setiap kali bayi menangis adalah 
salah. Bayi yang menangis tidak selalu berarti lapar. Bisa saja ia BAK (Buang 
Air Kecil), BAB (Buang Air Besar), kurang nyaman, sakit atau lainnya.
Bayi yang diberikan air setiap ia menangis akan menjadi kenyang. Sehingga 
keinginan bayi untuk menyusu akan menurun. Akibatnya, asupan gizi dalam tubuh 
menurun pula.
Padahal tiga tahun pertama adalah golden period (masa keemasan) untuk 
pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan sangat bergantung pada 
asupan gizinya saat itu. Oleh karena itu, Moms harus mengonsumsi makanan yang 
bergizi agar kualitas ASI terjaga.
Diare, Tetap Berikan ASI
Bagaimana bila bayiku diare, apa boleh diberikan air putih? “Untuk bayi usia 
kurang dari 6 bulan, tetap berikan ASI saja. Memang, kebutuhan akan cairan saat 
diare akan meningkat, namun pemberian ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan 
tersebut. Semakin sering si ibu menyusui maka semakin banyak pula ASI yang 
diproduksi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ASI-nya tidak cukup,” saran dr 
Yulia.
Ingat, kandungan ASI sudah lengkap, termasuk kandungan elektrolitnya. Sehingga, 
pemberian cairan elektrolit khusus bayi tetap tidak disarankan.
Boleh Diperkenalkan lebih dari 6 Bulan
Pemberian air putih mulai dapat dilakukan saat bayi memasuki usia di atas 6 
bulan, dimana MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai diperkenalkan. Selain itu 
pada usia lebih dari 6 bulan, organ bayi dianggap ‘siap’ untuk mencerna makanan 
dan minuman selain ASI.
Selain itu, ada beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada kasus tertentu 
-seperti cuaca panas atau konstipasi- pemberian air pada bayi diperbolehkan.
Namun, pemberian air itu cukup berkisar satu sendok makan setiap pemberiannya. 
Sebaiknya, gunakan sendok, bukan dot/botol guna menghindari kehilangan kontrol 
berapa banyak air putih yang sudah diminum bayi, jangan sampai kebanyakan.
Misalnya yang terjadi di John Hopkins Children’ Center, sebuah rumah sakit di 
Amerika, seperti dikutip dari situsnya. Pada musim panas, banyak bayi yang 
dibawa ke ruang gawat darurat oleh orangtua yang panik karena bayi mereka 
kejang. Belakangan diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh asupan air putih 
yang terlalu banyak.
Hmm, Anda tak mau hal itu terjadi pada si kecil, bukan?
Air Tajin, Tak Dianjurkan!
Pemberian air tajin (air rebusan beras) masih jamak ditemukan di masyarakat. 
Menyikapi hal ini, dr Yulia menegaskan bahwa air tajin tetap tidak dianjurkan 
untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan.
Banyak ibu-ibu memberikan air tajin bila anaknya terserang diare guna mengatasi 
dehidrasi. Banyak pula yang mencampurkan air tajin pada makanan bayinya saat si 
kecil berusia lebih dari 6 bulan.
Dikatakan dr. Yulia, komposisi air tajin tidak lain hanyalah karbohidrat. 
Memang, air tajin lebih baik dibandingkan dengan air putih yang tidak 
mengandung zat gizi dan hanya beberapa jenis elektrolit.
Walau begitu, bagi bayi lebih dari 6 bulan yang selalu diberikan air tajin, 
yang akan terpenuhi hanyalah kebutuhan karbohidratnya. Hasilnya, bayi bisa 
menjadi gemuk tanpa ada ‘isi’nya. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan 
anak, yang dibutuhkan bukanlah karbohidrat saja. Protein, lemak, serat, zat 
gizi makro dan mikro pun berperan penting.
Jadi, bijaklah dalam memilih makanan/minuman untuk dikonsumsi si kecil dalam 
masa tumbuh kembang-nya. 

Rgds,
-̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸M_Y•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶

Kirim email ke