Satu hari ga buka E-mail ternyata pusing juga ada 700 email di inbox yang belum 
di apa-apain... bingung mana yang harus di delete... mana yang harus di baca n 
di save... dan mana yang harus di reply...
dari pada pusing mending ngasih artikel (dari milis tetangga) aja... semoga 
bermanfaat.. kan kebetulan ada yang anaknya lagi sakit mata...

salam,
Ibunda Arka..


8 RAGAM PENYAKIT MATA
Walau tak semua penyakit mata menular, gangguan sekecil apa pun pada organ 
tersebut perlu diwaspadai.



Seorang ibu bercerita tentang anaknya yang ketularan sakit mata di sekolah. 
Awalnya di kelas anaknya hanya ada satu murid yang menderita sakit mata. Hari 
berikutnya sakit mata sudah menular dan menjangkiti belasan murid lainnya. Tak 
mencapai seminggu, akhirnya hampir seluruh siswa mengalami mata merah, berair, 
dan bengkak. 

Penyakit mata, seperti yang dituturkan Dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, 
Ph.D., memang mudah menular. Cara penularan biasanya melalui media yang secara 
sengaja atau tidak, sudah tersentuh penderita. Misalnya, penderita habis 
mengucek mata lalu bersalaman dengan orang lain. Akibatnya orang tersebut bisa 
terjangkit penyakit serupa. 

Namun walaupun mudah menular, kata Tjahjono, cara mencegah penyakit mata ini 
sebetulnya sederhana saja, yakni dengan memisahkan peralatan/perlengkapan 
sehari-hari yang digunakan penderita.Contohnya handuk, selimut, atau pakaian.

PENANGANAN PERTAMA

Secara alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri. 
Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan hanya 
mengedipkan mata berulang kali. Baru kalau cara itu tidak mempan dan mata tetap 
merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah menganjurkan anak untuk 
beristirahat dan tidak keluar rumah sementara waktu demi menghindari parahnya 
peradangan di mata. 

Obat tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga kali 
pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka lekaslah memeriksakan diri 
ke dokter mata. Tjahjono menegaskan, obat tetes mata tak boleh digunakan dalam 
jangka panjang karena justru dapat menimbulkan peradangan/iritasi yang 
berkelanjutan.

"Obat tetes mata menggunakan bahan kimia yang bersifat asam sehingga cenderung 
menimbulkan rasa pedih di mata. Fungsinya juga sebenarnya untuk mengurangi 
iritasi akibat debu atau angin. Namun, sakit mata karena infeksi akibat virus 
atau bakteri tidak bisa hanya diatasi dengan obat tetes tapi perlu penanganan 
yang lebih komprehensif oleh dokter mata," ujar spesialis mata dari Jakarta Eye 
Centre ini.  

BERBAGAI PENYAKIT MATA

Yang perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak semuanya 
merupakan penyakit menular. Penyakit mata yang bisa menular hanyalah yang 
disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang disebabkan alergi tidak 
akan menular. Upaya penyembuhan sakit mata akibat alergi bisa dilakukan dengan 
pengobatan rutin dan menjaga mata agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti 
debu, bulu, asap, dan lainnya. 
Inilah ragam penyakit mata dan cara penanganannya seperti yang diutarakan 
Tjahjono:

1. KONJUNGTIVITIS (MENULAR) 

Adalah iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi 
mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran 
(belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular dan bisa 
berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa faktor, seperti 
infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap), 
penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka 
panjang. 

Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena 
infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Lantaran itulah, pada bayi 
penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti diketahui, jalan lahir 
tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi. 

Nah, saat bayi lahir melewati jalan lahir (vagina), ia tentu akan terpapar 
kuman yang ada di lokasi itu. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi 
pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya 
mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk 
mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Penanganan:

* Kompres mata dengan air hangat.

* Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika sesuai resep dokter. Biasanya 
penderita juga diberi tablet atau suntikan untuk mengurangi iritasi dan gatal 
pada mata.

* Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih 
parah.

* Usahakan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, misalnya 
memisahkan alat-alat yang digunakan dan tidak digunakan oleh orang lain.

2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS (KV)

Adalah iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi 
sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejalanya: mata merah, berair, gatal, kelopak 
mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui KV merupakan 
peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh 
terutama pada musim panas. Terkadang penderita KV mengalami kerusakan pada 
sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut.

Penanganan:

* Jangan menyentuh atau menggosok bagian mata karena bisa menyebabkan iritasi

* Mata dikompres dengan air hangat.

* Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.

3. ENDOFTALMITIS

Merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata 
bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan 
penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak tertusuk sesuatu seperti lidi 
atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera 
ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.

Penanganan:

* Dokter mata biasanya memberikan obat antibiotika.

* Untuk mengeluarkan nanah yang berada di bola mata, penderita harus menjalani 
pembedahan.

4. SELULITIS ORBITALIS (SO)

Yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata 
merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta 
penderita mengalami demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata, 
infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat 
ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus. SO yang tak 
segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau 
pembekuan darah di otak.

Penanganan: 

* Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral. 

* Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan 
pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi. 
5. TRAKOMA (MENULAR)

Adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri 
ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran 
itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara 
berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda 
yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk.

Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan 
kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit 
ini sangat menular.

Penanganan:

* Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari anggota keluarga yang 
lain.

* Penderita biasanya akan diberi salep antibiotika yang mengandung tetracycline 
dan erythromycin selama sekitar satu bulan bahkan bisa lebih.

* Jika tak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di 
kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam dan terjadilah gangguan 
penglihatan.

* Jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea kemungkinan perlu 
dilakukan tindakan pembedahan.

6. BLEFARITIS

Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola 
mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, 
yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan 
pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang 
berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi 
minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat 
kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri.

Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di 
bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi 
kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan 
blefaritis posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian 
luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri 
stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu 
bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan 
pada kelenjar minyak.

Penanganan:

* Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara sering membersihkan 
sekitar kelopak mata untuk mengangkat minyak. Ada sejenis pembersih khusus yang 
bisa digunakan. 

* Untuk membunuh bakteri digunakan salep antibiotika seperti erythromycin atau 
sulfacetamide. Bisa juga dengan obat antibiotika oral seperti tetracycline. 
7. DAKRIOSISTITIS

Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus 
nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor 
alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya 
adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah 
dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami 
demam.

Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. 
Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di 
atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.

Penanganan:

* Dengan cara pemberian antibiotika oral atau melalui pembuluh darah.

* Bisa dilakukan pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata

* Jika terjadi kantung nanah maka harus dilakukan pembedahan.

8. ULKUS KORNEA (UK) 

Adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, 
protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas 
atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda 
asing. UK terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam 
dan belakang kornea. UK yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di 
bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan 
letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. 

Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap 
cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning 
keputihan, dan gangguan penglihatan. 
Penanganan:

* Penderita UK perlu melakukan berbagai pemeriksaan seperti tes refraksi, tes 
air mata, pengukuran kornea (keratometri), dan tes respons refleks pupil.

* UK tingkat ringan dapat ditangani dengan obat tetes mata yang mengandung 
antibiotika, antivirus atau antijamur.

* Penderita yang tergolong berat kemungkinan perlu menjalani pembedahan yaitu 
pencangkokan kornea.

Hilman Hilmansyah



MATA BAYI DAN PERMASALAHANNYA
Mata adalah salah satu organ tubuh yang paling vital. Bila gangguan ini muncul 
pada bayi, dapatkah kita mendeteksinya sedini mungkin?




Penelitian terbaru dari Singapore Eye Research Institute yang dipimpin Dr. Saw 
Seang Mei dengan melibatkan 797 anak menghasilkan kesimpulan bahwa anak-anak 
yang mendapat ASI akan berkurang risikonya terkena rabun dekat hingga 50%. 
Karena dalam ASI terkandung docosahexaenoi acid sebagai unsur utama yang 
mendorong pertumbuhan bola mata sehingga membantu per-kembangan kemampuan 
visual bayi. 

Berita ini tentu menggembirakan ibu-ibu yang memberikan ASI pada bayinya meski 
bukan berarti bayi pasti terbebas sama sekali dari gangguan mata. Yang perlu 
disadari, gangguan mata pada bayi relatif sulit terdeteksi. Selain karena belum 
bisa berkomunikasi, perkembangan visualnya pun berjalan setahap demi setahap. 
Dimulai hanya melihat terang-gelap, lalu warna, objek, kemudian barulah 
terbentuk sistem yang menghubungkan mata dengan otaknya secara sempurna. 

Meskipun upaya untuk mengenali gangguan mata pada bayi tidak mudah, dr. Ari 
Djatikusumo, Sp.M. dari Klinik Mata Nusantara, Jakarta menjelaskan, beberapa 
hal mendasar ini dapat dijadikan patokan. 

DETEKSI DINI 

· Mencari gejala nystagmus 

Normalnya, bagian hitam mata bayi (pupil) akan mengikuti gerak benda yang 
diperlihatkan padanya, namun tidak demikian dengan bayi-bayi yang mengalami 
gangguan nystagmus. Dengan kata lain matanya tidak dapat berfiksasi. Selain itu 
pupil terlihat "bergoyang-goyang" karena tidak fokus.

· Menyorotkan cahaya 

Langkah berikutnya adalah coba sorotkan lampu senter ke arah matanya, adakah 
respons yang ditimbulkan. Bayi-bayi normal pasti akan silau oleh cahaya terang, 
namun tidak demikian dengan bayi yang mengalami gangguan mata. 

· Lakukan pengamatan 

Amati apakah ada deviasi atau penyimpangan pada mata bayi. Tuhan menciptakan 2 
buah mata supaya manusia bisa melihat secara binocular single vision atau 
melihat objek di depan mata secara tunggal. Bila salah satu mata mengalami 
gangguan, maka mata tersebut akan "dikalahkan". Dengan kata lain hanya organ 
yang sempurna saja yang digunakan. Akibatnya, salah satu mata yang tidak 
difungsikan ini akan bekerja tanpa kontrol. 

Jika pada bayi terdapat salah satu atau lebih gejala tadi, segera konsultasikan 
kondisi matanya pada dokter spesialis mata. 

FAKTOR PENYEBAB 

Secara umum gangguan mata pada bayi disebabkan oleh 3 hal, yaitu: 

1. Infeksi 

Gangguan mata yang disebabkan infeksi bisa terlihat dari tanda-tanda berupa 
mata merah, berair, dan ada kotoran di sudut-sudut mata atau belek.

2. Kelainan kongenital 

Kelainan kongenital relatif mudah terlihat, karena umumnya menyebabkan kelainan 
pembentukan organ. Secara fisik mata bayi terlihat "tidak semestinya", misalnya 
kecil sebelah. Atau matanya terlihat lebih besar dari ukuran yang seharusnya 
sehingga tidak proporsional dan sebagainya. 

3. Tumor 

Bila gangguan tersebut disebabkan oleh tumor maka akan muncul keadaan yang khas 
yaitu leucocoria. Leucocoria gampang dikenali karena mata bayi akan terlihat 
seperti mata kucing. Disebut demikian karena pupilnya akan memantulkan cahaya 
bila terkena sinar.

BENTUK GANGGUAN MATA 

* Belekan 

Tanda-tandanya, banyak terdapat belek di sudut-sudut mata, mata pun merah dan 
berair. Belekan bisa berbahaya jika penyebabnya adalah infeksi yang didapat 
dari jalan lahir. Misalnya, jalan lahir ibu terinfeksi gonorhea, maka ada 
tendensi si bayi akan mengalami kebutaan karena kuman yang menyerang termasuk 
ganas. Kuman-kuman tersebut memiliki enzim yang mampu menembus kornea. Biasanya 
mulai terlihat sehari atau dua hari setelah bayi dilahirkan dengan gejala yang 
sangat parah. Bahkan sekadar disentuh pun beleknya akan keluar dan sangat 
menular. Bayi dengan gangguan ini akan diisolasi dan diberi antibiotik khusus 
setiap jam.

Namun bila belekannya tergolong ringan dan terjadi sebulan setelah bayi lahir, 
bisa jadi penyebabnya adalah kuman-kuman yang ada di lingkungan. Meski 
demikian, penanganannya tetap perlu dilakukan oleh dokter mata. Dokter mata 
akan meresepkan antibiotik berupa tetes mata atau salep. Walau belekannya 
ri-ngan, tidak pada tempatnya orangtua mencoba mengobati sendiri. Apalagi 
dengan memberi sembarang obat tetes mata. Yang dikhawatirkan adalah munculnya 
infeksi sekunder akibat bakteri lain, sehingga perlu penanganan lebih serius. 
Jadi, bawa segera ke dokter begitu mata bayi terlihat memerah.

* Ablasio retina 

Ablasio retina adalah lepasnya retina dari tempat perekatannya. Akibatnya? Mata 
tidak dapat menangkap cahaya yang masuk dan mengirimkan sinyal-sinyal-nya ke 
otak, sehingga objek yang ada di depan mata tidak tampak. Kondisi ini banyak 
dialami bayi-bayi yang lahir prematur, yaitu bayi yang lahir kurang bulan atau 
bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah, kurang dari 1.200 gram. 

Sebagai informasi, proses perkembangan retina dimulai dari sentral kemudian ke 
tepi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan ibu. Pada bebe-rapa kasus bayi 
prematur, pem-bentukan ini belum sempurna namun bayi sudah harus keluar dari 
rahim ibu. Akibatnya, retina mengalami hipoksia atau keku-rangan oksigen. 
Umumnya retina memang tidak terlepas begitu saja, melainkan secara bertahap 
atau diistilahkan retinopathy of prematurity (ROP). Gangguan ini bisa terjadi 
pada salah satu mata saja atau keduanya.

Kasus ini lebih banyak terjadi di negara maju dibanding negara 
berkembang/miskin. Pasalnya, bayi-bayi yang belum memenuhi "standar" untuk 
lahir ini, di negara maju tetap dapat ditolong berkat kemajuan teknologi. 
Sedangkan di negara-negara berkembang atau miskin, umumnya mereka tidak dapat 
survive karena keterbatasan teknologi kedokteran. Di sini, standar kedokteran 
di Indonesia sudah mensyaratkan pemeriksaan mata untuk deteksi ROP pada bayi 
yang terlahir prematur. Pemeriksaan ini akan diulang 4 minggu kemudian. 

Bila kondisinya memang "mengkhawatirkan", dokter anak lazimnya akan merujuk ke 
dokter mata untuk dilakukan berbagai tindakan yang diperlukan, seperti laser, 
cryopexcy (pembekuan), hingga operasi. Operasi bisa dilakukan sejak bayi usia 
berapa pun dengan pertimbangan life saving atau keselamatan hidup-nya yang 
harus diprioritaskan. Kasus lepasnya retina secara total pada bayi relatif 
sangat sedikit, namun angka keberhasilan operasinya pun belum menggembirakan.

* Juling 

Ada mitos yang mengatakan jangan mengajak bayi bermain dari atas kepalanya 
karena bisa membuat matanya juling. Mitos ini tidak ada pembenarannya secara 
ilmiah. Juling atau strabismus adalah keadaan dimana gerakan kedua anak mata 
(pupil) tidak sinkron. Untuk melihat apakah terjadi deviasi, biasanya dokter 
akan menyorotkan lampu senter. Bila sinar jatuhnya sama di kedua pupil, maka ia 
dikatakan normal. Sebaliknya kalau tidak, berarti mata si kecil juling. Derajat 
penyimpangan pun bisa diukur, dari ringan sampai parah. Penyebabnya antara lain 
kelum-puhan otot. Adanya kelumpuhan, meski hanya pada salah satu otot saja, 
sudah berpotensi menyebabkan juling. Kelumpuhan otot tersebut bisa disebabkan 
infeksi, kelainan kongenital, bahkan tumor. 

Bila deviasinya sangat besar, maka penanganan yang disaran kan adalah operasi. 
Angin segarnya, bila kelainan ini dikoreksi sebelum anak berusia 10 tahun, 
angka keberhasilannya cukup tinggi. Namun yang lebih penting lagi adalah 
pembiasaan kedua mata untuk fokus pada satu objek. Ini harus terus dilatih 
setelah operasi.

* Katarak kongenital 

Katarak tidak hanya menyerang mereka yang telah lanjut usia. Katarak juga bisa 
menyerang bayi yang kerap diistilahkan dengan katarak kongenital. Ini adalah 
suatu keadaan dimana lensa mata mengalami kekeruhan. Penyebabnya bisa 
bermacam-macam. 

Salah satunya, infeksi pada waktu ibu hamil. Orangtua harus curiga bila mata 
bayi mengalami leucocoria atau adanya pantulan cahaya di tengah-tengah pupil. 
Untuk memastikan sebaiknya segera lakukan skrining. Penanganan yang bisa 
dilakukan adalah operasi. Bila dibiarkan saja gangguan ini bisa menyebabkan 
juling hingga hilangnya objek dari pandangan. Bila mengalami gangguan ini mata 
hanya mampu menangkap cahaya gelap-terang saja, namun tidak bisa melihat 
bendanya.

* Papilitis 

Kasus ini agak jarang terjadi pada bayi meski secara teori mungkin saja. 
Papilitis adalah peradangan pada saraf mata yang disebabkan oleh virus. 
Gangguan ini dimungkinkan terjadi sejak janin, misalnya si ibu menderita 
infeksi rubela atau virus lainnya. Sayangnya, tidak ada gejala spesifik yang 
menandai munculnya gangguan ini. Penglihatan tiba-tiba saja "hilang" dan 
semuanya menjadi gelap. 

Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan memberi obat untuk menurunkan 
proses inflamasi/peradangan dan obat-obatan antivirus. Pada beberapa kasus, 
bila sudah terserang gangguan ini kecil kemungkinan penglihatan dapat kembali. 
Itu karena jaringan saraf yang telah rusak tidak memiliki kemampuan regenerasi 
atau memperbaiki diri. 

Marfuah Panji Astuti


SAKIT MATA PADA BAYI
Jangan anggap enteng sakit mata pada bayi. Meski awalnya ringan, kalau tak 
ditangani, bisa bertambah parah.





Akhir-akhir ini Jakarta mulai terkena wabah sakit mata lagi. Bisa saja penyakit 
ini menimpa bayi kita. Bila menimpa bayi, tak jarang membuat hati ini waswas. 
Bagaimana pengobatannya yang tepat, itulah yang kerap membingungkan para orang 
tua. Apakah berbeda dengan pengobatan penyakit mata pada anak-anak yang lebih 
besar? 

Penyakit mata, papar dr. Enny Ridwan, SpM., yang ditandai mata berair, 
merah-merah, dan ada kotorannya, dapat disertai gatal-gatal dan rasa silau. 
Bisa pada satu bagian saja atau bahkan keduanya, bisa ringan-ringan saja, 
walaupun ada juga yang makin hari, makin parah. Yang ringan, terang spesialis 
mata dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, ini, bisa saja karena alergi. "Biasanya 
kalau karena alergi, intensitas merahnya sering terjadi, rasa gatalnya hebat, 
mata berair dan terasa silau. Gejalanya suka hilang-timbul. Biasanya terjadi 
pada pergantian musim." 

Bila karena alergi, tambahnya, penyakit ini tak perlu diapa-apakan. Sebab, 
penyakit ini tak menular. "Alergi ini bisa disebabkan karena udara/polusi. 
Tentunya udara yang kotor dapat membuatnya merah." Hanya saja, kalau mata merah 
karena alergi ini sering dikucek, akan terjadi infeksi dan menyebabkan radang 
mata. 

Selain itu, secara teoritis, alergi tak bisa dihilangkan. Kadang anak juga 
punya riwayat penyakit alergi lain, seperti sering pilek atau bersin bila kena 
debu, misal. "Makin besar usia anak biasanya akan lebih kuat. 

Tapi tentunya pada setiap anak berbeda-beda kadarnya." Namun orang tua umumnya 
tak tahu apakah bayinya bermata merah karena alergi atau bukan. Itu sebab, 
saran Enny, orang tua perlu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan 
bila hendak memegang bayi. 

TIGA PENYEBAB 

Jika sakit matanya bertambah parah, harus segera datang ke dokter. Sebab, 
banyak kemungkinan bisa terjadi. Menurut Enny, yang paling sering karena 
penyakit gonorrhea, sumbatan saluran air mata, dan radang mata biasa. 

Pada ketiga sakit mata tersebut, gejala awal yang terjadi sama. Akan tampak 
bagian putih mata (konjunctiva) memerah, ada air mata, dan kotoran. Selain itu, 
bayi jadi lebih rewel dari biasanya karena merasa sakit dan tak nyaman. 

Jika sakit mata ini makin hari bertambah parah dan tak diobati, kumannya akan 
masuk ke bagian lebih dalam dari mata, yaitu ke kornea (daerah mata yang 
berwarna hitam) yang merupakan area penglihatan. Kuman tersebut bisa 
menyebabkan luka dan menimbulkan borok di bagian mata ini. "Jika kornea sudah 
terkena, maka harus hati-hati karena sudah mulai kritis. Jika tak ditangani, 
infeksi bisa masuk lebih dalam lagi, yaitu ke jaringan mata. Mata akan membusuk 
dan kemudian menciut, jadi tak berfungsi lagi dan harus dibuang." Kemungkinan 
lain, kumannya bisa menjalar ke otak karena letaknya berdekatan. Hingga, 
terjadilah meningitis dan ensefalitis. 

1.Radang Mata Karena Gonorrhea 

Penyakit ini disebabkan si ibu menderita penyakit kelamin, yaitu gonorrhea atau 
kencing nanah. Mungkin si ibu tertular di trimester ketiga kehamilannya. "Bayi 
tertular karena waktu lahir melewati jalan lahir. Pada jalan lahir yang banyak 
kuman ini, mata bayi bisa terinfeksi. Kalau kumannya ganas dan banyak, bayinya 
cepat terkena," papar Enny. 

Biasanya bila bayi terkena penyakit ini, dalam sehari sudah tampak sakit 
matanya. Walau ada juga yang baru tampak di 3-4 hari setelah pulang dari RS. 
Ini karena masa inkubasi kumannya (mulai masuknya kuman sampai timbulnya 
gejala) sekitar 7 hari. Jadi, bisa saja sakit matanya baru tampak di hari 
kelima. 

Gejalanya, kelopak mata dan konjunctiva (bagian putih mata) bengkak sekali dan 
berwarna merah. Kotoran mata banyak sekali dan mengandung nanah. Selain juga 
biasanya disertai demam. "Kalau matanya dibuka akan tampak belekan itu agak 
cair dan bisa juga mengering. Kualitas jumlah kotorannya lebih banyak dari 
sakit mata biasa. Mungkin dalam waktu sehari saja sudah kelihatan. Biasanya 
semakin hari semakin parah." 

Pengobatannya dengan pemberian obat tetes mata atau salep. Sebelum memberikan 
obat mata, ibu harus sering membuang kotoran mata si bayi. Bersihkan dengan 
menggunakan kapas yang diberi air hangat. Caranya, usapkan kapas tersebut 
secara perlahan. 

Selain dengan salep dan obat tetes, kini juga tersedia pengobatan dengan cara 
suntikan. "Bisa dibilang cara ini lebih ampuh. Biasanya dengan sekali suntik 
saja, penyembuhannya cepat. Minggu depannya sudah hilang. Juga bisa sembuh 
sempurna dan kembali bersih." Tapi kalau sudah terjadi borok di mata, maka bayi 
harus dirawat. 

Hanya saja, kalau sakit mata karena penyebab gonorrhea ini tak ditangani atau 
diobati, bisa berakibat parah dan menimbulkan kebutaan. Untuk memastikan gejala 
ini karena penyebab gonorrhea, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium. 

Selain bayi yang menjalani pengobatan, si ibu pun ditangani. Bukankah ibu yang 
jadi sumber penyakitnya? "Biasanya si ibu akan dikirim ke bagian kulit dan 
kelamin." 

2.Sumbatan Pada Saluran Air Mata 

Waktu bayi baru lahir, organ-organnya sudah komplet dan sudah siap untuk hidup 
di dunia ini. Demikian pula saluran-saluran dalam matanya sudah harus cukup 
besar. "Cuma yang sering terjadi, salurannya belum tumbuh atau masih terlalu 
kecil. Bahkan ada katup yang harusnya sudah hilang, masih ada. Nah, semua ini 
jadi penyebab mata bayi berair terus," terang Enny. 

Air mata yang dihasilkan kelenjar air mata harusnya mengalir ke pangkal 
tenggorok. Tapi karena jalannya terhambat, air matanya akan membludak dan 
banjir di bola matanya. Banjir air mata ini menyebabkan kuman yang sudah ada 
dan tak bermasalah di bola mata jadi beranak pinak. Apalagi air mata itu 
rasanya asin dan suhunya hangat karena suhu tubuh. "Keadaan ini menjadi tempat 
yang nyaman untuk kuman berkembang biak dan menimbulkan infeksi di mata." 
Akibatnya, timbullah belekan pada mata dan si bayi mengalami sakit mata. 

Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika dan obat mata, baik salep 
atau obat tetes. Setelah itu dengan pemijatan pada kantung saluran air mata 
yang terletak di ujung bola mata dekat pangkal hidung. Geraknya secara lurus 
atau memutar, tergantung sebelah mana yang sakit. Upaya ini membantu 
melancarkan aliran air mata. "Jadi, kalau ada kotoran di dalam saluran matanya, 
tak menganggu. Juga, supaya membantu pertumbuhan saluran air matanya jadi 
lebar." 

Umumnya, papar Enny, dengan pemijatan akan sembuh. Jika belum kunjung sembuh 
ditunggu sampai usia 9-10 bulan untuk dilakukan tindakan. "Bila perlu dilakukan 
"probing" (penusukan) saluran air mata." 

3.Radang Mata Biasa 

Umumnya, sakit mata ini paling sering ditemui pada usia bayi, anak, dan dewasa, 
yang disebut konjungtivitis atau radang mata. Penyebabnya, kuman. Bisa juga 
berawal dari alergi debu, lalu anak menguceknya, hingga terjadi infeksi kuman. 
"Sifat sakit mata ini menular lewat sentuhan atau senggolan. Bukan lewat 
pandangan mata seperti anggapan kebanyakan orang 

Gejalanya: mata merah di bagian putih bola matanya, ada belekan, disertai 
gatal-gatal dan merasa silau. Kadang belekan sedemikian banyak, hingga kelopak 
mata sulit dibuka, terutama waktu bangun pagi. 

Karena sakit mata ini menular, saran Enny, kalau dalam satu keluarga ada 
anggota keluarga yang terkena radang mata, harus diisolasi supaya tak 
menularkan pada yang lain. "Jangan mencium-cium atau pegang-pegang bayi, nanti 
bisa ketularan. Ibu yang mengobati bayinya harus selalu cuci tangan, seperti 
halnya prinsip umum memegang bayi. Karena penularan yang terjadi bisa lewat 
sentuhan." Jadi, pencegahannya bukan dengan obat tetes mata, tapi dengan 
menjaga kebersihan, ya, Bu-Pak. 

Dedeh Kurniasih



.


######################################
CNI Mendapatkan Predikat Superbrands
Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan
######################################
.

Kirim email ke