BELAJAR MATEMATIKA, YUK SAYANG!
 Kalau mau punya anak yang tak gentar pada matematika, kenalkan
konsepnya sejak masih bayi. 

Kalau matematika dipandang sebatas angka dan hitung-hitungan, ya kesan
njelimet-lah yang akan muncul. Masak, sih, bayi sudah bisa diajari dua
tambah dua sama dengan berapa? Yang benar saja. Tapi nanti dulu, kalau
matematika dipahami sebagai konsep logika, tentu orang tua boleh percaya
kalau bayinya sudah bisa dikenalkan pada matematika. 

Lagi pula tidak tepat jika orang tua meremehkan kemampuan bayi. Jangan
lupa, sel-sel otak di masa ini tengah mengalami perkembangan yang pesat.
Pada saat yang sama, si kecil sebenarnya juga mulai mengasah
kemampuannya untuk belajar tentang berbagai hal, termasuk matematika. 

Bahkan berbagai penelitian membuktikan stimulasi pada usia dini sangat
efektif. Para ilmuwan percaya, jumlah memori yang terpatri pada bayi
(akibat stimulasi yang didapatnya) akan mempengaruhi daya kreativitasnya
kelak. Tak heran jika seorang pakar pendidikan dari Jepang berpendapat,
pendidikan yang baru dimulai di TK sebenarnya sudah terlambat. 

Dengan kata lain, seperti yang diutarakan Prof. Dr. Sukarni Catur Utami
Munandar, Dipl-Psych., memperkenalkan konsep matematika sejak bayi dapat
mengasah kecerdasannya. "Apa yang dia peroleh, sangat berdampak terhadap
perkembangan intelegensinya. Kalau sudah terlambat justru akan sulit
mengejarnya. Oleh karena itulah orang tua mesti jadi guru di rumah,"
ujarnya. 

Tentu saja, ketika menerapkan "belajar" matematika, bukan hal abstrak
yang dikemukakan. Bukankah bayi belum memiliki kemampuan berpikir secara
abstrak? Konsep yang bisa dikenalkan, tutur Utami, adalah bentuk-bentuk
geometris, seperti lingkaran, bujur sangkar, dan segitiga. Yang juga tak
boleh dilupakan, pembelajaran ini harus menarik dan menyenangkan agar si
kecil tertarik. Jadi, apalagi kalau bukan dengan bermain. Bayi pasti
senang melihat dan memegang mainan-mainan yang memiliki bentuk-bentuk
dasar seperti segiempat, lingkaran dan segitiga yang berwarna-warni.
Bola atau balon berwarna cerah juga bisa dipakai. 
Sependapat dengan Utami, Nasrullah Idris menandaskan, bahwa bayi
sesungguhnya punya kesempatan untuk memperkaya pengetahuan dalam bidang
matematika. "Tinggal metodenya yang harus disesuaikan dengan kemampuan
si bayi," papar konsultan Lembaga Reformasi Sains Matematika Teknologi
di Bandung. 
Menurutnya, esensi matematika sendiri adalah persamaan dan perbedaan,
yaitu adanya perubahan dari suatu kondisi ke kondisi lain. Ketika mata
bayi sudah berfungsi penuh sekitar usia 2 bulanan, maka proses
pengenalan matematika sebenarnya sedang berlangsung. Benda-benda yang
ditangkap oleh matanya pasti berkaitan dengan ukuran dan satuan. Contoh
sederhananya, saat ia melihat bola yang disodorkan, ia akan melihat
sebuah benda bulat berjumlah satu buah. 

Sayangnya, orang tua luput memperhatikan hal ini. Seperti yang dikatakan
Nasrullah, "Orang tua sebenarnya secara tak sengaja sudah memperkenalkan
benda-benda dengan berbagai bentuk, yang seharusnya dapat meningkatkan
wawasan matematika bayinya. Namun, mengingat matematika cenderung
dianggap sebagai konsumsi di usia sekolah, apa yang orang tua lakukan
seolah-olah tak berkaitan dengan matematika." 

Ayah-ibu perlu tahu, pengenalan konsep matematika sejak dini kelak akan
memudahkan anak dalam memahami konsep abstrak yang lebih luas.
Umpamanya, ia dengan mudah bisa membedakan bentuk, membedakan warna,
juga melakukan penjumlahan dan pengurangan. 

Nasrullah menambahkan, pengenalan konsep matematika sejak bayi akan
membantu memperkuat intelektual anak setelah duduk di bangku sekolah.
Terbukti, kemampuan menyerap pengajaran matematika pada siswa kelas 1 SD
tidak hanya tergantung pada tingkat kecerdasannya, tapi juga pengalaman
era prasekolahnya.

METODE MEMPERKENALKAN MATEMATIKA 

Lalu, bagaimana metode memperkenalkan matematika pada bayi? Yang pasti,
seperti yang sudah disinggung tadi, gunakan benda-benda atau mainan yang
berbentuk seperti lingkaran, bola, segitiga, bujur sangkar, persegi
panjang, kubus, balok, limas, dan silinder. Alangkah baiknya jika
benda-benda itu memiliki aneka warna serta dapat mengeluarkan
bunyi-bunyian. Jadi selain dapat melihat dan meraba bentuknya,
benda-benda tadi juga bisa digunakan untuk menstimulasi indra
pendengaran si kecil. 

Berikut metode memperkenalkan matematika seperti dituturkan Utami dan
Idris. 

1. Mengenal Bentuk 

* Awalnya, kenalkan bentuk lingkaran dengan ukuran dan warna yang sama.
Katakan pada si kecil, "Ini namanya lingkaran. Warnanya merah." 

* Kemudian, kenalkan bentuk lingkaran berukuran sama dengan warna lain.
Misalnya, lingkaran biru dan lingkaran merah agar ia dapat belajar
mengenal bentuk sekaligus warna. 
* Kalau bayi sudah terbiasa melihat bentuk lingkaran, lakukan metode
yang sama untuk bentuk-bentuk lainnya, seperti bujur sangkar, segitiga,
atau persegi panjang. Kemudian, kenalkan dengan warna yang berbeda-beda.

* Lalu bisa diteruskan dengan menampilkan dua bentuk, misalnya lingkaran
dan bujur sangkar. Ukuran dan warnanya bebas. 

* Lakukan sambil bermain secara berulang-ulang. Dengan begitu,
diharapkan si kecil dapat mengingatnya. Namun jangan terlalu sering
karena bisa-bisa ia jadi bosan. 

2. Mengenal Hitungan/Satuan  

* Untuk mengenalkan konsep penjumlahan, ambil beberapa mainan berbentuk
lingkaran dengan ukuran yang sama. Lalu, perlihatkan satu persatu sambil
mengucapkan, "Ini lingkaran satu. Ini lingkaran dua. Ini lingkaran
tiga." 

* Untuk konsep pengurangan, contohnya, setelah semua lingkaran tadi
terkumpul di depan si kecil, ambil satu persatu, sambil berkata,
"lingkaran diambil satu." Lalu ambil satu lingkaran. "Lingkaran diambil
dua." Kemudian ambil dua lingkaran. 

* Yang pasti, ketika menyebutkan kata "satu", tunjukkan benda yang
jumlahnya satu. Bayi akan mengingat jumlah benda yang sering dilihatnya.
Bayi pun akan melihat "kejanggalan" saat lingkaran-lingkaran tadi
dikurangi atau ditambah. Hal ini membuatnya semakin memahami hakikat
"bertambah" dan "berkurang". 

* Kenalkan bentuk lain dengan menerapkan metode yang sama. Teruskan pula
dengan menampilkan dua bentuk, misalnya lingkaran dan kubus. "Ini
lingkaran satu. Ini kubus dua." Selanjutnya tiga bentuk dan seterusnya.

3. Mengenal Ukuran 

* Untuk mengenalkan konsep besar/kecil, kenalkan bentuk yang sama dengan
ukuran berbeda. Sebutkan dan tunjukkan, "Ini segitiga kecil. Yang ini
segitiga besar." 

* Ganti dengan bentuk lain dengan warna yang lain pula. Tetap lakukan
secara berulang supaya anak mudah menangkap makna besar dan kecil dari
objek-objek yang diperlihatkan padanya. "Ini persegiempat kecil. Ini
persegiempat besar." 

* Lalu perkenalkan 2 bentuk yang juga berbeda ukuran. Misalnya, segitiga
dengan kubus. "Ini segitiga kecil. Ini kubus besar". Dengan begitu, bayi
benar-benar paham "gabungan" dan "pisahan" bisa dilakukan dengan benda
apa saja. Terutama setelah bentuk-bentuk lainnya diperagakan. 

4. Metode Mendongeng/Bercerita 

* Metode mendongeng/bercerita juga bisa diselipkan dalam mengenalkan
konsep matematika, seperti saat mengenalkan hitungan atau bentuk. Cerita
mengenai induk ayam yang tengah bertelur, misalnya. Bisa diselipkan
tentang jumlah telurnya yang mencapai tiga buah dan berbentuk bulat.
Jika sering dilakukan, bayi akan mengasosiasikan suatu kata dengan suatu
arti tertentu. Jadi orang tua harus bisa kreatif mengarang sendiri
cerita lalu mengaitkan dengan bentuk konsep matematika seperti
lingkaran, segitiga dan sebagainya. 

* Saat bercerita usahakan menunjukkan ekspresi dan nada suara yang
gembira sehingga anak pun merasa senang.

5. Metode Pengenalan Lingkungan 

* Mengenalkan konsep matematika tak melulu harus menggunakan mainan.
Bisa juga dengan buah yang berbentuk bulat dari pohon yang ada di
pekarangan rumah, misalnya. Atau bisa juga memanfaatkan benda/perkakas
yang ada di rumah, misalnya kotak perhiasaan ibu yang berbentuk kubus,
atau piring makan yang berbentuk bundar. Segala sesuatu yang
mengasosiasi pada konsep matematika hendaknya dimanfaatkan. 
* Yang perlu diperhatikan, hindari memperlihatkan benda yang terlalu
besar, umpamanya 2 lemari pakaian. Anak akan mengalami kesulitan karena
matanya belum sanggup menangkap beberapa objek yang besar sekaligus.
Bisa-bisa ia memandangnya sebagai satu benda saja. 
YANG PERLU DIPERHATIKAN 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak memperkenalkan
konsep matematika pada bayi, yaitu: 

* Orang tua harus telaten dan sabar. Lakukanlah dengan cara bermain
sambil belajar dan belajar sambil bermain. 

* Perhatikan kondisi si kecil. Lihat apakah ia sedang rewel atau tidak.
Waktu yang tepat untuk belajar adalah saat dia tengah relaks agar proses
pengenalan berjalan lancar. Ciptakan suasana yang tenang dan
menyenangkan di sekeliling bayi. 

* Bila ia tiba-tiba rewel, hentikan segera "pelajaran". Ikuti dulu
kemauannya. Apakah mau digendong, tidur, atau menyusu. Intinya ketahui
dengan baik, kapan si kecil dalam kondisi prima sehingga dapat gembira
saat menerima "pelajaran". 

* Perhatikan keamanan. Jangan sampai alat peraga yang digunakan menimpa
tubuh, apalagi muka si kecil. Karena kalau sudah begitu, bayi bisa
trauma lalu kapok untuk "belajar" kembali. 

* Semakin sering proses pengenalan matematika ini dilakukan, makin
optimal stimulasi yang didapat si kecil.



-----------------------------------
Semoga bermanfaat
Dede Maulana

Ikuti Program Yang Akan Mengantarkan Anda hingga Mencapai Puncak Sukses!
Sebuah Perpaduan Yang Sempurna Dari Program Arisan Dengan SISTEM MESIN
UANG OTOMATIS (SMUO) Sebuah Sistem Yang Telah Terbukti Ampuh Dalam
Menghasilkan Uang Di Dunia Internet.
http://www.arisanmotor.com/?id=hisyam
Kunjungi Sekarang ya !!!


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke