Mbak Irma,
  
  smakin besar kandungan emg cenderung berkurang jumlah air ketubannya..
  Ada bebrapa yg emg perlu treatment khusu tp ada juga yag gaak..
  
  berikut artikel dr arsip milis BA juga yaa
  
  smoga kehamilannya sehat2 smp lairan nanti ya, mbak...
              
          [input] 
http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg64428.html

   Oligohydramnios/air ketuban berkurang     Evi Eryani
     Sat, 15 Jan 2005 00:27:29 -0800
    
                          
Semoga bermanfaat, dulu saya pernah mengalami air ketuban berkurang 
beberapa minggu sebelum melahirkan, dan disarankan minum air putih yang 
banyak-kebayangkan diusia kehamilan yang tua minum banyak air putih? tiap 
setengah jam harus bak jadinya. Alhamdulillah anakku lahir selamat tak 
kurang satu apapun.

OLIGOHYDRAMNIOS

CAIRAN KETUBAN
Cairan ketuban yang mengelilingi janin yang sedang berkembang di dalam 
rahim memegang peranan penting dalam pertumbuhan normal janin.  Cairan 
bening ini menyelimuti dan melindungi bayi sekaligus sebagai persediaan 
cairan bagi bayi.  Pada masa kehamilan trimester kedua, bayi telah dapat 
mengisap cairan tsb. dan menelannya ke dalam paru-parunya untuk mendukung 
pertumbuhan dan perkembangan normal paru-paru dan sistem pencernaannya. 
Cairan ketuban juga membuat bayi dapat bergerak bebas dalam rahim yang 
secara tidak langsung membantu perkembangan normal otot-otot dan 
tulangnya.
Kantung ketuban yang berisi embrio terbentuk sekitar 12 hari setelah 
pembuahan.  Cairan ketuban segera terbentuk dan mengisi kantung tsb.  Pada 
minggu-minggu awal kehamilan, kandungan utama cairan ketuban adalah air 
yang disuplai oleh sang ibu.  Setelah lewat masa kehamilan 12 minggu, 
sebagian besar kandungan cairan ketuban adalah urin janin.
Jumlah cairan ketuban meningkat hingga sekitar usia kehamilan 28-32 
minggu, yaitu sekitar kurang sedikit dari 1 Liter.  Setelah itu, jumlah 
cairan ketuban umumnya tetap sama hingga usia bayi cukup untuk dilahirkan 
(sekitar 37-40 minggu), saat di mana jumlah cairan ketuban mulai 
berkurang.
Akan tetapi pada beberapa kasus kehamilan, jumlah cairan ketuban ini dapat 
terlalu sedikit (disebut OLIGOHYDRAMNIOS) atau terlalu banyak 
(POLYHYDRAMNIOS).  Kedua kasus tsb. kadang-kadang menimbulkan masalah 
untuk ibu dan bayi atau merupakan tanda adanya masalah lain. Tetapi, pada 
sebagian besar kasus, bayi dapat dilahirkan dengan sehat.

BAGAIMANA CARA OLIGOHYDRAMNIOS DAN POLYHYDRAMNIOS DIDIAGNOSA?
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu 
sedikit atau terlalu banyak.  Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian 
cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.  Metode ini 
dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI).  Jika ketinggian amniotic 
fluid (cairan ketuban) yang diukur kurang dari 5 cm, calon ibu tsb. 
didiagnosa mengalami Oligohydramnios.  Jika jumlah cairan tsb. lebih dari 
25 cm, ia didiagnosa mengalami Polydyramnios.

SEBERAPA UMUMKAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. 
Oligohydramnios dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada 
umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.  Sekitar 12% 
wanita yang masa kehamilannya melampui batas waktu perkiraan lahir (usia 
kehamilan 42 minggu) juga mengalami Oligohydramnios, karena jumlah cairan 
ketuban yang berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa 
kehamilan 42 minggu.

PROBLEM TERHADAP JANIN DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN APAKAH YANG DAPAT 
DIHUBUNGKAN DENGAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan ketuban 
berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan.  Oligohydramnios yang terjadi 
di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan 
cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan 
trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban di masa awal 
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, 
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.  Oligohydramnios yang 
terjadi di pertengahan masa kehamilan juga meningkatkan resiko keguguran, 
kelahiran prematur dan kematian bayi dalam kandungan. 
Jika Oligohydramnios terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal ini 
mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang baik. Di 
saat-saat akhir kehamilan, Oligohydramnios dapat meningkatkan resiko 
komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari 
memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. 
Wanita yang mengalami Oligohydramnios lebih cenderung harus mengalami 
operasi caesar di saat persalinannya.

APA YANG MENYEBABKAN TERLALU SEDIKITNYA CAIRAN KETUBAN?
Penyebab Oligohydramnios tidak dapat dipahami sepenuhnya.  Mayoritas 
wanita hamil yang mengalaminya tidak tahu pasti apa penyebabnya.
Penyebab Oligohydramnios yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin 
dan bocornya kantung/membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam 
rahim.  Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami Oligohydramnios 
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena 
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan Oligohydramnios 
adalah tekanan darah tinggi, diabetes, systemic lupus erythematosus (SLE) 
dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk 
menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama 
angiotensin-converting enxyme inhibitors (mis: captopril), dapat merusak 
ginjal janin dan menyebabkan  Oligohydramnios parah dan kematian janin. 
Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya 
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan  sebelum merencanakan 
kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik 
dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

BAGAIMANA CARA MENANGANI OLIGOHYDRAMNIOS?
Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan normal 
tetapi mengalami Oligohydramnios di masa-masa terakhir kehamilannya 
kemungkinan tidak perlu menjalani treatment khusus, and bayi mereka 
cenderung lahir dengan sehat.  Akan tetapi wanita tsb. harus mengalami 
pemantauan terus-menerus.  Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk 
menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk 
mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang.  Jika indikasi 
berkurangnya cairan ketuban tsb. terus berlangsung, dokter mungkin akan 
merekomendasikan persalinan lebih awal dengan bantuan induksi untuk 
mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran.  Sekitar 40-50% kasus 
Oligohydramnios berlangsung hingga persalinan tanpa treatment sama sekali.
Selain pemeriksaan USG, dokter mungkin akan merekomendasikan tes terhadap 
kondisi janin, seperti  tes rekam kontraksi untuk mengamati kondisi stress 
tidaknya janin, dengan cara merekam denyut jantung janin.  Tes ini dapat 
memberi informasi penting untuk dokter jika janin dalam rahim mengalami 
kesulitan.  Dalam kasus demikian, dokter cenderung untuk merekomendasikan 
persalinan lebih awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius.
Janin  yang tidak berkembang sempurna dalam rahim ibu yang mengalami 
Oligohydramnios beresiko tinggi untuk mengalami kompikasi selama 
persalinan, seperti asphyxia (kekurangan oksigen), baik sebelum atau 
sesudah kelahiran.  Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan dimonitor 
ketat bahkan kadang-kadang harus tinggal di rumah sakit.



Jika wanita mengalami Oligohydramnios di saat-saat hampir bersalin, dokter 
mungkin akan melakukan tindakan untuk memasukan larutan salin melalui 
leher rahim ke dalam rahim.  Cara ini mungkin mengurangi komplikasi selama 
persalinan dan kelahiran juga menghindari persalinan lewat operasi caesar. 
 Studi menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada saat dilakukan 
monitor terhadap denyut jantung janin yang menunjukkan adanya kesulitan.  
Beberapa studi juga menganjurkan para wanita dengan Oligohydramnios dapat 
membantu meningkatkan jumlah cairan ketubannya dengan minum banyak air.  
Juga, banyak dokter menganjurakan untuk mengurangi aktivitas fisik bahkan 
melakukan bedrest.

APAKAH CAIRAN KETUBAN YANG BERWARNA BERESIKO PADA BAYI?
Warna cairan ketuban normal adalah bening atau kekuningan. Warna ab-normal 
pada tes amniosintesis atau pada kelahiran kadangkala menunjukkan adanya 
masalah.  Cairan berwarna kecoklatan atau hijau umumnya mengindikasikan 
bahwa bayi telah mengeluarkan tinja, yang menunjukkan bahwa bayi dalam 
kondisi stress.  Cairan berwarn merah muda mengindikasikan perdarahan, 
sementara warna merah anggur mengindikasikan perdarahan sebelumnya 
(lampau).  Kondisi ini mungkin tidak atau memiliki sedikit konsekuensi, 
tetapi tes-tes yang berkaitan sebaiknya dilakukan untuk menemukan 
penyebabnya.





Disadur dari artikel: March Of Dimes (support research of Amniotic Fluid 
Disorder)
PO Box 1657, Wilkes-Barre, Philadelphia 18703-1657
Phone: 1-8003676630






Best Regards,

Evi Eryani
Tax Planning & Control
        
                 
      
     [balita-anda] Artikel: Oligohydramnios/air ketuban berkurang  Evi Eryani  
    
                 
        [input]    [input]    [input]    [input]   Reply via email to
   [input]     
    
            
   
         
  
  
    
  
  
    

Irma Handayani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  dear Moms,

Saat  ini usia kehamilanku 36 minggu, pas USG hari sabtu kemarin kata  DSOG-nya 
air ketubanku berkurang. Pertumbuhan janin alhamdulillah  sesuai dengan 
usianya, berat janin 2750 gram.

Ada yang pernah  mengalami seperti ini gak? Dampaknya apa ya? Masih bisa 
lahiran normal  kan? Aq disaranin DSOG n bidan tuk banyak2 minum.

Mohon sharingnya dunks...

Wassalam,
Irma


 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com
       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke