ini ada beberapa tulisan ttg imunisasi IPD..nambahin mbak Lif yaa.. aku juga blum meberikan IPD buat anak2ku kok..
Dari milis sebelah _anakku_: Prevenar adalah vaksin yang baru masuk Indonesia, bahkan di Asia. Fungsinya kira-kira sama dengan Hib, mencegah radang selaput otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) oleh kuman pneumokokus. Itulah sebabnya penyakit ini disebut sebagai invasive pneumococcal diseases. Dahulu penyebab utama meningitis dan pneumonia adalah kuman Hib (haemophyllus influenzae type B). Sekarang Hib sudah sangat sedikit karena vaksin, akibatnya penyebab terbanyak sekarang adalah pneumokokus. Meningitis dan pneumonia memang ada. Vaksinnya bagus (sudah disetujui IDAI). Cuma kesulitannya harganya mahal sekali, satu suntikan bisa Rp. 800.000,- IDAI juga belum menentukan saat/ jadwal yang tepat. Jadi saat ini kalau mau minta dokter akan memberikan, kalau tidak minta dokter mungkin belum menganjurkan. Dr. Hardiono Pusponegoro From: rahayu widayanti <[EMAIL PROTECTED]> Date: Fri Apr 7, 2006 11:31 pm Subject: Re: [sehat] TANYA : Beda imunisasi Pneumococcal & Meningococcal (Thanx..) Wah saya kaget sekali mengetahui ada anak divaksin meningococ. Karena……….penjelasannya agak panjang lebar supaya jelas) Kebetulan saya mengetahui sedikit tentang meningococ yang dengan senang hati saya share…………. Pengetahuan ini saya peroleh dari interview dengan beberapa DSA yg dilakukan dalam rangka pekerjaan saya. Penyakit meningitis bisa disebabkab oleh virus atau bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, kalau gak salah 70%. Yg disebabkan oleh bakteri bisadisebabkan oleh Haemophilus Influenzae type B (HiB), Streptococcus ……(lupa Streptococcus apa), dan Neisseria Meningitidis. Nah yg terakhir ini menyebabkan Neisseria Meningitis atau Meningococcal Meningitis. Berapa persen perbandingan diantara ke-3 bakteri itu di Indonesia, gak ada yg tau karena belum pernah ada penelitian. Lagian, kalau ketemu kasus meningitis ya segera diobati penyakitnya tanpa dilakukan pemeriksaan etiology (penyebab) alias dilakukan culture jaringan (pembiakan kuman untuk mengetahui jenis kuman penyebab penyakit). Pengobatan dilakukan dg memberikan obat terhadap kuman penyebab penyakit yg selama ini diketahui paling banyak menjadi penyebab. Kebanyakan yg kena meningitis adalah kalangan menengah bawah yg masih kurang baik menjaga kebersihan termasuk lingkungan tempat tinggal Nah itu teorinya…………………. Faktanya…………………….. (menurut Prof. Dr. Sri Rezeki S.I Hadinegoro, {salah satu Ketua IDAI dan Ketua Satgas Imunisasi IDAI.Nah, sumbernya kuat banget nih……orang yg paling ngerti soal imunisasi di negri ini}) di Indonesia kumannya(Neisseria Meningococcal) tidak ada.!!! Berikut saya kutip penjelasannya secara langsung (edited): “Kalau pun ada, tidak bisa tumbuh. Mati. Dia tumbuhnya kalau udara panas. Ini penyakit sub-tropis. Adanya di Afrika dan Amerika Daerah itu adalah daerah endemis. Ada strain A,C,W,Y. Tiap daerah mempunyai strainnya masing-masing. A, C di Amerik Selatan; W, Y di Afrika (termasuk Timur Tengah, Arab di dalamnya). Vaksin secara rutin tentunya diperlukan di daerah endemis. Kalau Indonesia bukan daerah endemis, ngapain kita pakai? Kita nggak perlu. Vaksinasi di daerah non-endemis hanya perlu dilakukan kalau orang tsb akan pergi ke daerah endemis sehingga ketika kembali ke sini tidak membawa kuman ts (carrier = tidak menunjukkan gejala tapi di dalam tubuhnya terdapat kuman penyakit). Ya itu yang dilakukan sama Haji dan juga (seharusnya) orang-orang yang akan perlu ke sana seperti mahasiswa, pedagang, tentara, TKI, pegawai Kedutaan.” Sebetulnya semua interview yg saya lakukan bersifat confidential. Tapi khusus untuk friends di Sehat Group aku melanggar aturan, aku bocorin. ‘Kan ini demi kita jadi pasien yg smart –seperti moto kita. Hidup Sehat Group………! Jadi vaksin meningococ di Indonesia gak perlu kecuali kalau mau pergi ke Afrika termasuk Timur-Tengah, dan Amerika Selatan. Nah gimana nih dr Waty, apa yg saya sampaikan di atas benar?. Mohon dikoreksi kalau salah karena saya bukan seorang dokter. Saya tidak tau apakah DSA yg Mbak Indah kunjungi tidak tau hal ini (banyak DSA yang saya interview tidak tahu!!!) atau bisa aja DSA Ibu tau tapi sengaja memberikan dengan alasan tertentu (maaf, misalnya “hadiah” dari perusahaan vaksin). Saya kira kita perlu tau nama DSA itu karena reputasinya yg kurang baik (maaf sekali kpd sesame dokter. Abis ini ‘kan demi kepentingan anak kita yg “diatas segala-galanya” -----setuju friends?) supaya yg lain gak ikut kejeblos. Kalau dia bisa memberikan vaksin meningococ, dia juga bisa memberikan vaksin lain yg gak perlu. Ya ‘kan? Imunisasi yg wajib (program pemerintah) adalah DPT, Polio, BCG, Campak. Untulk beberapa propinsi (diantaranya DKI, Lampung, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali –maaf lengkapnya saya lupa) ditambah satu macam lagi yaitu Hepatitis B Lalu ada tambahan dari IDAI. Maksudnya tambahan diberikan kalau memang punya duit buat bayar vaksinnya, yaitu: MMR, Varisella, dan Hib. Mohon hal ini dikoreksi oleh para dokter kalau ada yg salah. Menurut saya, diluar vaksin itu, mesti hati-hati. Apakah betul-betul perlu? Lebih baik cari informasi dulu. Salah satunya ya melalui milis ini. Beruntunglah kita bisa gabung di milis ini. DSA bisa jadi sumber yg baik, bisa juga tidak. Salah satu dokter yg saya interview mengatakan bahwa dia akan memberikan vaksin apa pun yg diminta pasien. Alasannya pasien jaman sekarang pinter-pinter, mereka baca di koran, majalah, internet. Dan dia tidak mau kelihatan tidak up-date pengetahuannya. Dia juga mengatakan bahwa kalau vaksin meningococ ada di pasaran (sekarang ada beberapa dokter yg ngambil dari Singapore) dia akan menawarkannya kepada pasien. Ini supaya –sekali lagi—berkesan dia dokter yg mengikuti perkembangan termasuk adanya vaksin baru. Kalau pasiennya ragu-ragu, dia mempunyai trik yg menurut dia selalu berhasil membuat pasien terbujuk. “Kalau anak Ibu tidak divaksin dan terkena penyakit ini, Ibu akan menyesal seumur hidup,” begitu kurang-lebih caranya membujuk. Lalu bisa ditambahi penjelasan bagaimana ngerinya meningitis itu. Katanya, biasanya orang paling tersentuh kalau dibilang akan mandul. Nah, ngeri kan. Makanya jadilah pasien yg smart! Salah sehat, Yanti, Ibunya Tristan From: Tonang D Ardyanto <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sat Apr 8, 2006 10:23 am Subject: Re: [sehat] TANYA : Beda imunisasi Pneumococcal & Meningococcal (Thanx..) Pada 4/08/06 1:31AM, "rahayu widayanti" menulis : > Wah saya kaget sekali mengetahui ada anak divaksin meningococ. Karena……….. … > (penjelasannya agak panjang lebar supaya jelas) > > Kebetulan saya mengetahui sedikit tentang meningococ yang dengan senang hati > saya share…………. Pengetahuan ini saya peroleh dari interview dengan beberapa > DSA yg dilakukan dalam rangka pekerjaan saya. Boleh saya tahu apa pekerjaan/profesi Ibu sehingga melakukan interview ini? Saya cukup surprise karena data yang Ibu bawa cukup detail, terutama dalam hal "alasan SpA memberikan vaksinasi" yang nampak begitu terbuka. Setahu saya, tidak mudah melakukan survei seperti ini pada dokter, tanpa keyakinan tentang latar belakang, organisasi penyelenggara ataupun tujuan survei. Pengalaman menjalankan survei dari WHO ke dokter-dokter umum saja tidak mudah. Siapa tahu saya bisa belajar dari Ibu? > Nah, ngeri kan. Makanya jadilah pasien yg smart! Sebenarnya ada 13 varian dari N meningitidis, meski memang yang dikenal bervirulensi tinggi hanya 5 (A, B, C, Y dan W). Sekedar informasi, tahun 2000 ada 14 haji yang pulang dengan menderita meningitis. 6 diantaranya sampai meninggal. Tetapi hanya 1 yang secara laboratorium terbukti karena N meningitidis. Dalam hal terjadinya tsunami di Aceh kemarin WHO cukup concern tentang risiko munculnya N meningitidis di Indonesia, sehingga kepada para pekerja sosial asing, disarankan untuk menjalani chemoprofilaksis. Dalam era global seperti sekarang, dimana mulai biasa orang pagi sarapan di HI, siang makan di Orchard Road, malamnya menikmati sake di Tokyo, dan besok pagi berangkat ke LA. Besok lua balik lewat Abudabi, mampir ke HongKong. Singgah sebentar, pulangnya lewat Denpasar. Dan selama itu pula, N meningitidis bisa ikut jalan-jalan di tubuh orang yang kebetulan kuat sehingga tidak sampai jatuh sakit (bisa terjadi infeksi N meningitidis ini hanya berlangsung ringan 1-2 hari, dan selanjutnya menetap sebagai bakteri komensal di tubuh penderitanya). Bagi saya, yang penting informasi disampaikan apa adanya. Bahwa kemudian ada yang memutuskan tetap meminta, ya silakan. Sedangkan yang menganggap belum perlu, juga tidak apa-apa. -- tonang http://tonangardyanto.blogspot.com Imunisasi IPD perlu nggak sih....????? Posted by: "najwa safina" [EMAIL PROTECTED] ian_pokian Tue Mar 13, 2007 8:45 am (PST) Well... gunjang-ganjing tentang imunisasi IPD... sebenarnya berapa perlunya sih... tadi siang baru ikut kursus Value Base Medicine... (VBM) yang sebenarnya merupakan pemantapan dari Evidence Base Medicine (EBM)... dimana yang memebrikan kursus itu adalah 2 orang profesor dan satu orang konsultan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia... hmmm saya nggak akan bahas tentang EBM dan VBM... tapi cuma mengutip kata salah seorang professor itu... katakanlah imunisasi IPD bisa mencegah infeksi pneumokokus. ... tapi angka kejadian kecacatan atau kematian karena infeksi pneumokokus di Indonesia itu sangat kecil... jadi boleh dibilang... untuk mencegah satu kematian atau satu kecacatan akibat infeksi tersebut... negara (baca: orang tua pasien) harus mengeluarkan uang sebesar milyaran rupiah.... dan boleh dibilang harga vaksin itu dengan pengobatan infeksinya masih jauh lebih mahal harga vaksinya... jadi dari segi biaya yang harus dikeluarkan dan dari segi EBMnya maka belum pada tempatnya imunisasi IPD itu diberikan... boleh dikatakan seperti ini... misalkan perbandingan dengan imunisasi polio... harganya relatif lebih murah... bila imunisasi polio tidak diberikan maka... angka kecacatan atau angka kematian polio jauh meningkat... oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian yang ada maka polio jadi wajib untuk diberikan... nah... untuk IPD... angka kecacatan atau kematian akibat infeksi IPD saja belum ada data yang jelas menunjukkan bahwa jumlah kasus yang ada siginifikan untuk pentingnya mencegah infeksi tersebut... dan oerlu diketahui yang terkena infeksi ini umumnya adalah anak dengan gizi buruk atau dari status ekonomik yang lemah... dan boleh dibilang secara logika... maka yang seharusnya di imunisasi adalah anak dalam golongan tersebut... tapi bisa dibayangkan dengan harga vaksin yang sedemikian.. . apakah bisa dicapai oleh anak dari golongan demikian...? ?? mungkin imunisasi IPD bisa diberikan bila: 1. ada data yang signifikan mengenai kasus infeksi IPD di indonesia 2. ada kesesuaian antara kekebalan yang diberikan oleh vaksin IPD dengan strain/jenis kuman IPD (kuman IPD terdiri dari banyak strain.... di indonesia strain yang ada berbeda dengan strain yang dilindungi dari vaksin IPD yang beredar saat ini) 3. pertimbangan health economic dalam arti kalau untuk mencegah jauh lebih mahal dibandingkan mengobati... . maka yang dipertimbangkan cukup mengobati saja... atau sebaliknya.. .. itu saja sih pandangan saya mengenai imunisasi IPD... mungkin bunda bisa menambahkan. .. mohon maaf bila tidak berkenan.... --- Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mbak, > > Banyak sih artikelnya, ini salah satunya ya....Tapi > keputusan tergantung > pada orangtua ya, mbak. Kalau saya sendiri, Nayma > dapet BCG, polio, Hep B, > DPT, HiB, Campak.....nanti rencanya MMR, thypoid, > Hep A, varicella. > > Artikel saya ambil dari milist sehat, posted by dr. > Purnamawati. SpA. > > IPD = Invasive pneumococcal Disease > Penyakit gawat akibat infeksi kuman pneumokokus > > Nah yang justru menarik adalah > 1. Kuman pneumokokus adalah kuman normal yang ada di > saluran napas kita dan > ada > 23 jenis kuman pneumokokus > Tetapi kuman ini memang bisa menyebabkan infeksi > saluran napas dan pada > sebagian > bayi/anak kecil bisa menyebabkan infeksi yang berat > apakah itu pneumonia > atau > meningitis ... ya yang disebut sebagai IPD tadi > Tapi ... > > 2. Jangan dibalik > Bahwa ... semua atau sebagian besar anak meningitis > dan pneumonia disebabkan > oleh infeksi kuman pneumokokus ini > Belum ada buktinya kok di Indonesia > Justru sebagian besar pneumonia karena virus > sebagian besar meningitis karena infeksi virus dan > yang karena infeksi > kuman, > penyebabnya bukan kuman pneumokokus. > > 3. Siapa yang paling berisiko terinfeksi kuman > pneumokokus ini? Anak2 dari > golongan ekonomi rendah yang gizinya buruk dan > hidu[p di lingkungan padat > tak > higienis. > > 4. Di Indonesia, selain kita tak tahu berapa banyak > anak yang kena IPD > (kayaknya > sampai saat ini sih gak banyak) ... kita juga tak > tahu strain mana yang ada > di > Indonesia dari ke 23 jenis/strain pneumokokus > Apakah benar yang ada di indonesia dan bikin IPD > adalah ke 7 strain yang ada > di > vaksin Prevnar? > > Belum tahu juga > Di Alaska, strain nya bukan strain yang ada di > vaksin ini. > Di Filipina, strain di sana hanya tercover 4 di > vaksin ini > Di USA, penelitian terakhir menunjukkan bahwa strain > saat ini justru bukan > strain yang ada di vaksin ini > Laporan WHO sendiri menyebutkan bahwa ternyata > strain di negara berkembang > berbeda dengan strain yang ada di vaksin ini > > Jadi .. Maaf saya sebut nama vaksinnya karena saya > menganggap ada > kelirumologi > dengan menyebut vaksin ini sebagai vaksin IPD > Seolah kalau diimunisasi ini pasti terhindar dari > IPD > Padahal strain disini kan kita tidak tahu > > Kelirumologi kedua yang memperihatinkan, seolah > kalau imunisasi ini pasti > akan > mencegah anak kena pneumonia dan meningitis > Wong kebanyakan meningitisnya karena HiB > Di lain sisi, tak sedikit parents yang jadi panik > karena ya itu /.... > "iklan"nya > cenderung menakut-nakuti ketimbang mendidik. > > > > On 7/13/07, rusmina > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Moms, sorry br bahas lg. > > kira2 apa yah pertimbangan utk tidak memberikan > ipd? > > kasih inputnya donk pls, soalnya saya masih new > mom en new comer jg > > dimilis ini > > > > thanks yaa > > rusmina Regards, Uci mamaKavin+Ija http://oetjipop.multiply.com ________________________________________________________ Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/ -------------------------------------------------------------- Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]