Setuju bahwa sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengedepankan bahasa kita sendiri. Seperti Jepang atau Jerman, nasionalisme mereka memang tinggi karena mereka merasa termasuk ras unggul. Lagipula mereka negara maju sehingga orang - orang dari negara lain cenderung belajar pada mereka, bukan sebaliknya.
Namun, kita sebagai negara yang perlu lebih banyak belajar khususnya mengenai teknologi ke negara luar, plus untuk untuk menghadapi globalisasi yang kian dekat, kemampuan menguasai at least bahasa Inggris sejak dini juga perlu. Bagaimana dulu misalnya, Jepang "terpaksa" membuang jauh2 nasionalisme mereka yang tinggi dengan menyuruh generasi muda mereka untuk belajar bahasa asing untuk belajar ke luar negeri. Jadi waktu mereka kembali ke Jepang, mereka bisa menyumbangkan ilmunya untuk membangun kembali Jepang yang porak-poranda akibat diserang sekutu karena perang dunia 2 dan menjadi salah satu negara industrialis paling maju di dunia. Kita pun, bila telah mencapai status negara maju, mereka akan ramai2 belajar bahasa Indonesia. Saat ini juga sudah kok, karena mereka ingin belajar kebudayaan kita. Di beberapa sekolah dan universitas di Singapura dan Australia misalnya, bahasa Indonesia juga di pelajari. Ada lagi untungnya menguasai bahasa asing. Kita dapat lebih menguasai budaya mereka dengan lebih baik agar apa2 yang baik bisa ditiru dan dikembangkan. Misal : teknologi arsitektur yang khas, ilmu pengobatan tradisional cina atau hal2 bermanfaat lainnya. Contoh mudah saja. Dengan menguasai bahasa Arab, kita bisa menguasai isi Al-Qur'an dengan lebih baik kan ? Jadi kita tidak sekedar hafal, tetapi juga faham. Setidaknya kita bisa meniru negara tetangga kita Malaysia yang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Nah, untuk balita, ada artikel ilmiah dari luar (serta dari buku yang saya baca) yang bilang bahwa kemampuan belajar balita untuk bahasa kedua sangat kuat khususnya sejak lahir hingga umur 5 tahun. Jadi it's OK asal kita nggak ngoyo. The main poin is, keep it fun for them. Jadikan belajar sebagai kegiatan bermain, jadi mereka tidak stress. Mudah2an sharing ini bermanfaat buat kita :) Ma'af agak panjang. Selamat tahun baru, semoga tahun ini lebih baik dari tahun2 sebelumnya. Irwan ----- Original Message ----- From: Ade Novita To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 02, 2004 9:11 AM Subject: Re: [balita-anda] belajar bahasa kedua kalau aku sih kagum pada masyarakat jerman, mereka tetap menggunakan bahasa jerman sebagai bahasa utama, tanpa membatasi warganya menguasai english. beda dengan belanda kita bisa sekolah kesana cukup dengan menguasai english, kalau ke jerman harus menguasai jerman karena bahasa utama mereka ya jerman. jadi aku sih nangkep maksud pak hepi, kira kira begini jangan sampai kita merendahkan bahasa indonesia. belajar bahasa dan apapun is a must, krn apa? krn kita hidup di dunia dengan beragam bahasa. belajar bahasa dan belajar apapun pada anak harus fun dan tidak membebankan, bisa kok belajar bahasa sambil belajar budi pekerti, setidaknya aku waktu kecil belajar bahasa arab ya sambil belajar budi pekerti, ibadah dll. aku sampai saat ini memang masih mencari pola mengenalkan english ke reva, krn aku nggak mau dia terbebani dan merasa bingung mau menyampaikan pendapat dalam bahasa apa. jangan salah loh anak bisa stress, jadi aku pribadi memilih menghindari anak stress di usia dini krn belum mampu menguasai emosinya. justru kita seharusnya kita punya tekad suatu saat bahasa indonesia masuk menjadi salah satu bahasa universal. dengan kita menguasai bahasa lain apalagi yang berlaku universal bisa dijadikan sarana mengenalkan bahasa dan kebudayaan indonesia ke bangsa lain. salam bunda reva --------------------------------------------------------------------- >> Rayakan Natal, klik,http://www.indokado.com/christmasflowers.html >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------------------