Berpacu Melawan Waktu

Ngomongin soal waktu sebenarnya udah sering banget dibahas ya? Sebab, setiap
dari diri kita masing-masing pasti udah punya sistem management sendiri
dalam mengatur kebiasaan hidup kita. Jadi sebenarnya kalo mau disamakan
modelnya agak susah. Tapi yang terpenting dalam mengatur waktu adalah
pastikan sesuai dengan tujuan dan tak ada waktu yang disia-siakan begitu
saja. Sebab, waktu ini akan terus berjalan. Sang waktu nggak perlu minta
ijin sama kita yang lagi bengong, main gaple, main gim, ngobrol nggak jelas,
dan aktivitas miskin manfaat lainnya atau malah yang maksiat.
Waktu bakalan terus berlari meninggalkan kita yang aktif maupun yang nggak
pernah bergerak sedikit pun. Sering tak terasa, waktu seminggu sangat cepat,
itu kita tahu setelah kita melewatinya. Bagi kita yang melewatinya dengan
banyak amal baik insya Allah menjadi tabungan pahala kita kelak. Tapi bagi
kita yang melewati hari demi hari dalam seminggu itu hanya dengan bengong
dan bertopang dagu saja, rasa-rasanya sangat rugi, apalagi kalo melakukan
maksiat, ruginya berlipat-lipat.
Allah berfirman dalam al-Quran:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإِْنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya
menetapi kesabaran.” (QS al-‘Ashr [103]: 1-3)
Waktu tak akan kembali
Masih ingat nggak lagunya Raihan yang terinspirasi dari hadis Rasulullah
saw. tentang waktu? Yup, gini nih penggalan syairnya: “Gunakan kesempatan
yang masih diberi moga kita tak akan menyesal/Masa usia kita jangan
disiakan, kerana ia tak ‘kan kembali/Ingat lima perkara sebelum lima
perkara/sehat sebelum sakit/muda sebelum tua/kaya sebelum miskin/lapang
sebelum sempit/hidup sebelum mati.”
Yup, benar banget. Waktu punya karakter nggak bisa dikembalikan. Terus aja
berlalu nggak peduli sama kita. Apa pernah kepikiran kita ingin meng-UNDO
seperti pada program komputer? Waktu nggak bisa dikembalikan seperti ketika
kita main internet dengan cara mengklik tombol BACK agar bisa mengulangi
mengeksekusi sebuah situs web misalnya. Nggak. Waktu itu boleh dibilang
hanya sekali jadi. Itu sebabnya, tugas kitalah yang kudu pandai memilih dan
memilah dalam memanfaatkan waktu.
Memang waktu adalah semacam ukuran yang kita sepakati bersama. 1 detik, 1
menit, 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, 1 windu, 1 dasawarsa, 1
abad, dan seterusnya. Itu adalah ukuran-ukuran untuk memudahkan kita
mengerjakan segala urusan kita. Adanya batasan waktu adalah agar kita mau
mengaturnya dengan baik. Percuma banget kan kalo kita udah dikasih jadwal,
udah sepakat dengan waktu yang dibuat, ternyata kita melanggar sendiri
kesepakatan tersebut dengan tidak mentaatinya sesuai urutan waktu dan
target.

Kalo bicara untung-rugi, tentu bagi kita yang nggak bisa memenuhi semua
aturan itu akan rugi karena bisa jadi malah nggak melakukan apa-apa selama
waktu yang sudah ditentukan kecuali melakukan kesia-siaan saja yang memang
bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.

Nah, pada saat inilah kita udah kehilangan banyak waktu. Tentu saja waktu
tak akan pernah balik lagi ngasih kesempatan buat kita untuk melakukan yang
telah kita tinggalkan tersebut. Yang bisa dilakukan kita paling banter
adalah memperbaiki pada kesempatan berikutnya. Tapi tetap tidak mengubah
kondisi balik ke belakang. Karena yang terjadi adalah kita memperbaiki pada
waktu yang lain dan selama itu pula kita udah kehilangan banyak kesempatan.
Aduh, nggak banget deh!

Nggak percaya? Bayangannya gini nih. Bagi kita yang nggak naik kelas tahun
ini karena malas belajar, maka itu kondisi saat ini yang nggak bisa berubah.
Tetep nggak naik kelas. Status kita tetap tinggal di kelas sementara teman
yang lain udah di kelas berikutnya. Padahal itu terjadi dalam satu waktu,
yakni pada kesempatan yang sama. Ya, sekarang ini. Kita insya Allah bisa
naik kelas tapi itu terjadi nanti pada tahun depan. Beda kan? Jadi jangan
main-main dengan waktu ya. Waktu nggak bakalan kembali lagi. Sekali jadi.
So, jangan sampe kita merugikan diri kita sendiri gara-gara nggak bisa
memanfaatkan waktu. Sumpah!

Guys, seringkali kita merasa bahwa waktu begitu cepat berlalu. Kayaknya
singkat banget. Apa karena kita saking asyiknya menikmati hidup? Hmm.. bisa
jadi itu emang faktor perasaan kita. Karena terlalu nikmat hidup di dunia.
Tapi ingat juga lho, bahwa ada juga di antara teman kita yang sangat boleh
jadi waktu berjalan sangat lambat. Misalnya, bagi orang yang berada di
penjara, yang aktivitasnya nggak banyak dan muter di situ terus, waktu
terasa berjalan lambat kayak keong.

Waktu yang berjalan terasa cepat selain menunjukkan betapa nikmatnya hidup
di dunia, juga menunjukkan bahwa kita semangat menjalani hidup. Banyak
kegiatan kita lakukan, banyak janji kita buat, banyak prestasi yang terus
kita raih, sehingga tak ada waktu untuk melamun ngeliatin jam berputar.
Karena justru kita seolah sedang berlari melangkahi hari-hari berpacu dengan
putaran jarum jam atau hentakan detik penanda waktu digital. Barangkali ini
yang membuat kita merasakan waktu berlalu begitu cepat.

Hikmahnya, jangan sia-siakan waktu yang terus berjalan cepat ini dengan
kegiatan yang miskin manfaat, atau malah bertabur maksiat. Kita nggak bisa
balik lagi ke waktu tersebut. Yang bisa adalah memperbaiki dan itu butuh
waktu lagi. Sementara mereka yang taat mengatur waktu dengan baik, akan
menuai hasil yang bagus pada waktu yang sama dengan yang kita gunakan untuk
kegiatan percuma.

Oya, karakter waktu yang cukup unik lainnya adalah bahwa waktu geraknya
berbanding lurus. Semakin banyak waktu yang disediakan untuk hidup kita,
maka sebanyak itu pula waktu yang diberikan. Itu sebabnya, setiap orang yang
berbeda usia nggak bisa balapan soal umur. Jatahnya udah jelas dan dikasih
sama. Tapi tetap sesuai start saat memulai hidup di dunia. Nah, karena nggak
bisa balapan soal umur, pernah ada anekdot ketika seorang pemuda yang hendak
menikahi seorang gadis pujaannya yang berusia lebih muda 3 tahun darinya.
Tapi ayah si gadis nggak setuju lalu memberi alasan: “Boleh kamu menikah
dengan anak saya, tapi nanti saat umur kamu dan anak saya sama”. Gubrak!

Sobat, waktu terus berjalan seiring dengan bertambahnya usia kita. Itu
sebabnya, kita nggak bisa minta ijin, misalnya mo cuti dulu dari
bertambahnya usia ketika kita lagi tidur atau ngobrol dan main gim. Usia
kita dari detik ke detik terus bertambah. Meskipun kita lagi nggak
beraktivitas. Itu sebabnya, jangan mentang-mentang masih muda terus kita
merasa masih banyak waktu untuk nanti. Sehingga merasa waktu tersebut harus
kita habiskan untuk aktivitas yang kita sukai dan senangi saat ini namun
dalam pandangan Islam miskin manfaat. Itu artinya kita menghamburkan
kesempatan yang diberikan hanya untuk hal-hal yang remeh-temeh, gitu. Nggak
banget deh. Sebab, seharusnya yang kita upayakan dalam setiap detik itu
harus bernilai ibadah di hadapan Allah Swt. Setuju kan?
Memanfaatkan waktu
Waktu itu sebenarnya nggak bisa dijinakkan. Kalo kuda liar kita latih jadi
baik insya Allah bisa. Tapi soal waktu, kita berbuat baik atau nggak, tetap
aja jalan. Nggak peduli sama kita dan lurus-lurus saja. Nah, mungkin yang
diperlukan itu adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan efektif.

Bagaimana caranya? Pertama, biasakan kita membuat agenda harian. Diurut
prioritasnya dari yang sangat penting, kemudian penting, dan biasa. Misalnya
sekolah/kuliah tentu menjadi prioritas utama, kemudian ke warnet, barangkali
dianggap penting karena misalnya mencari bahan untuk tukul alias tugas
kuliah, kemudian yang terkategori biasa misalnya pergi main ke rumah teman.
Nah, utamakan yang sangat penting terlebih dahulu baru kemudian yang
terakhir yang terkategori biasa.

Kedua, kita harus komitmen dengan apa yang udah kita buatkan jadwalnya.
Karena kebiasaan banyak dari kita adalah menulis semua agenda, tapi nggak
dikerjakan. Akhirnya malah keleleran. Ketiga, buat target. Ini penting.
Apalagi jika yang akan dilakukan adalah “proyek besar” untuk masa depan
kita. Jadi harus dibuat batasan waktunya, sehingga rencana yang sudah dibuat
itu akan direalisasikan sesuai urutan waktu dan ukuran tahapan tingkat
pencapaiannya. Jangan lupa, pastikan selalu ada evaluasi, agar dari waktu ke
waktu lebih baik lagi.

Gimana kalo kita lagi malas ngapa-ngapain, apa malas bisa dikategorkan
sebagai pembunuh kesempatan? Hmm… rasa malas itu saya pikir manusiawi kali
ya. Soalnya semua orang kayaknya pasti pernah merasakan malas. Itu sebabnya,
Rasulullah saw. juga mengajarkan doa agar kita meminta kepada Allah Swt.
untuk dihilangkan dari penyakit malas. Maka, kalo pun rasa malas itu mendera
kita, pastikan kita bisa mengendalikan diri.

Caranya? Jangan terlena dan jangan mengampuni diri sendiri bahwa rasa
malasnya itu adalah manusiawi. Nggak gitu. Tapi cari akibatnya, mungkin
malas karena capek, maka kita bisa atur waktu dan kegiatan lainnya supaya
nggak kecapekan. Ketika malas ngapa-ngapain dan akhirnya malah main gim
dengan tujuan untuk refreshing silakan saja. Tapi jangan keterusan. Ingat
waktu terus berjalan meninggalkan kita. Kalo udah hilang penat dan stresnya
segera berhenti main gim. Setelah itu, ya kembali kepada pekerjaan yang
harus diselesaikan.

Oya, sekadar berbagi aja, kebiasaan saya dalam mengatur dan memanfaatkan
waktu sejujurnya memang masih banyak kekurangannya. Tapi setidaknya saya
berusaha menekan diri sendiri untuk terus komitmen pada setiap kegiatan yang
waktunya sudah dialokasikan. Jadi saya biasanya membuat jadwal yang saya
tulis di buku agenda, di ponsel saya, di organizer program komputer, atau di
kertas styrofoam yang ditempel di dinding. Agenda harian, mingguan atau
bulanan. Baik yang rutin maupun yang tertentu pas ada momen spesial aja.
Untuk kegiatan menulis buku, saya biasanya pake target, sehingga ada alat
ukur tingkat pencapaiannya. Itu aja sih yang biasa saya lakukan. Mungkin
bisa menjadi inspirasi teman-teman yang sempat baca artikel ini.

Sobat, di dunia ini kita berpacu dengan waktu, maka tingkatkan kualitas
perbuatan kita, syukur-syukur bisa lebih banyak kita lakukan. Tentu
perbuatan yang benar dan baik sesuai tuntunan Allah dan RasulNya. Untuk apa?
Ya, untuk masa depan kita di dunia dan di akhirat. Insya Allah. Sebab,
jangan sampe umur kita habis, tapi kita banyak maksiatnya. Kematian itu
nggak bisa kita ketahui kapan datangnya. Jadi, harap diingat, Malaikat
Izrail nggak bakal kirim “pesan kematian” kepada kita melalui SMS dengan
bunyi: “Maaf, masa aktif hidup Anda akan segera habis. Sudah terlalu banyak
dosa Anda di buku catatan akhirat. Sehingga saldo iman berkurang. Segera isi
ulang iman Anda sebelum nyawa Anda diblokir.” Hehehe.. kalo dikasih tahu
gitu sih enak dong.
Yuk, mumpung masih diberikan waktu, kita manfaatkan untuk beramal baik. Kita
sama-sama berusaha menjadi yang terbaik di hadapan Allah Swt. Keep istiqamah
dan tetap semangat!









=======================================
Just because we are smart, don't think other people are stupid
Watashi wa Isuramu kyou desu
=======================================


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke