Busung Lapar di NTB karena Kemiskinan Publikasi: 02/06/2005 19:59 WIB Mataram, Berita Kemanusiaan -- Kasus Busung Lapar atau Gizi Buruk yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) telah membuat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat panik. Pasalnya, daerah ini sebelumnya dikenal daerah yang surplus beras tapi ratusan anak balitanya mengalami gizi buruk.
Dari pantauan yang dilakukan Aksi Cepat Tanggap Dompet Dhuafa (ACT-DD) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Gerakan Pemuda Nusantara Mandiri (GEMMA Nusantara), Eramuslim.com, dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB di berbagai tempat di NTB ditemukan gizi buruk, hal ini terjadi lantaran kondisi kemiskinan orangtua (Ortu) nya. Beberapa wilayah yang dipantau antara lain, Pesisir Pantai Bangsal Melayu, Kec. Ampenan, Karang Pule, Dompu, Bima, Lombok Tengah, Gomong Lama, Lombok Barat dan Lombok Timur. "Kondisi mereka secara umum sama-sama buruk. Ini kelihatannya karena kemiskinan orang tuanya. Sehingga mereka tidak bisa memberikan suapan makanan yang bergizi," ujar Manager Emergency and Recovery Program ACT - DD Efri S. Bahri. Dijelaskannya, para orang tua itu tidak mampu memberikan gizi yang baik dan layak kepada anak-anaknya karena pendapatan mereka rendah. Misal saja, upah yang diterima Hermanto, warga Bangsal Melayu, yang sehari-hari sebagai buruh bangunan berpenghasilan Rp 20 ribu per hari. " Uang sejumlah itu tentu tidak cukup untuk biaya hidup mereka bertiga sekeluarga dengan layak," ujar Efri. Lebih parah lagi dialami keluarga Muhammad, 45 tahun, warga Karang Pule. Keluarga ini terdiri atas 12 keluarga. Sementara ia tidak punya pekerjaan tetap atau sebagai buruh tani dengan pendapatan Rp 10 ribu - Rp 15 ribu. Hal ini mengakibatkan keluarganya sering tidak mendapatkan makanan yang bergizi. "Makanan seadanyalah, Pak," tuturnya. Kondisi ini pula yang membuat anak-anaknya cuma lulus Sekolah Dasar (SD). Dengan kondisin demikian, wajar saja jika keluarganya sering sakit-sakitan. Celakanya lagi, ketika di antara keluarganya ada yang sakit mereka tidak berani membawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Padahal Pemerintah telah memberikan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) bagi Warga Miskin, "Enggak tahu caranya, Pak" sambung Muhammad polos. Berkaitan dengan hal itu, Idham, Koordinator GEMMA Nusantara menyatakan, pihaknya siap membantu dan memfasilitasi masyarakat yang tidak mampu untuk mendapatkan layanan sosial dari Pemda. "Nanti kalau ada keluhan atau ingin berobat datang saja ke kami. Kami siap membantu, atau kalau kurang informasi datang saja ke kantor kami di Jl. Swakarya No. 10 Kekalek, Ampenan, datang saja" tutur Idham, yang juga tokoh LSM NTB. Untuk membantu keluarga miskin di NTB itu, pada Minggu (29/5) kemarin, tim ACT-DD memberikan bantuan pangan dan penyuluhan secara cuma-cuma di lokasi-lokasi tersebut. Mereka merasa gembira dan terharu atas bantuan tersebut. "Terima kasih, Pak. Semoga bantuan ini berkah," kata Hamzah, warga Bangsal Melayu. Acara penyerahan bantuan itu disaksikan ketua lingkungan Bangsal Melayu bapak M.Noer (Shi/ACT-DD) Info mengenai Dompet Dhuafa bisa dilihat di www.dompetdhuafa.or.id == Semoga tidak ada lagi Khairunissa - Khairunissa yang bernasib malang seperti anaknya Supriono. === MT Agustiyadi