>  
> 
> eramuslim - Mungkin ada yang menganggap judul di atas terlalu berlebihan atau bahkan 
> terbalik. Bukan kita (orang tua) yang belajar dari anak, tetapi anaklah yang belajar 
> dari kita. Namun lewat judul di atas saya ingin mengungkapkan sisi indah yang saya 
> dapatkan dari kehadiran anak, yang lewatnya saya belajar banyak hal. Sisi indah yang 
> acap terlupakan ketika buah hati kita bertambah banyak plus bertambah 
> 'menjengkelkan'. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menyirami kepenatan dan kebosanan di 
> tengah tugas rutin harian kita sebagai seorang ibu. 
> 
> Terkadang, kita menganggap bayi adalah makhluk kecil yang tak berdaya. Namun kalau 
> kita renungi ternyata bayi kita telah > "> mengajarkan> ">  ibunya banyak hal. Dalam 
> suatu majalah berbahasa Jepang seorang bidan yang berpengalaman menolong banyak 
> persalinan mengatakan bahwa mempunyai anak adalah jalan untuk menjadi orang dewasa 
> yang sesungguhnya. Mungkin ada benarnya. Paling tidak, itu terjadi pada diri saya. 
> Rasa terima kasih yang berlipat, ingin berbakti, saya ketika saya hamil dan 
> melahirkan. Rasa mual ketika mengidam, harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga 
> dengan perut besar, rasa sakit luar biasa ketika kontraksi jelang melahirkan 
> mengingatkan saya bahwa ibu saya mengalami hal serupa ketika mengandung dan 
> melahirkan saya. Suatu perasaan yang sangat tipis saya miliki sebelumnya. 
> 
> Rasa syukur saya kepada Allah dan rasa terima kasih saya pada ibu menumpuk karena 
> beliau telah 'mau' melahirkan saya ke dunia. Jasa yang sangat besar di kala jaman 
> kini banyak mereka yang tak menginginkan kelahiran anaknya dengan menggugurkan janin 
> yang dikandungnya. Ditambah lagi jasa ibu membesarkan saya hingga saya dewasa di 
> tengah-tengah ekonomi yang sulit, tanpa pembantu, tanpa alat-alat rumah tangga 
> elektronik. Di saat ada juga orang yang membuang bayinya karena alasan ketidaksiapan 
> dan kemiskinan. Rasa terima kasih yang telah mengalahkan kekesalan dan 
> ketidakikhlasan terpendam atas ketidaksempurnaan seorang manusia pada diri ibu. 
> Sekaligus mengingatkan saya untuk lebih berbakti pada sosok yang sekarang semakin 
> tua itu. Ini hal yang paling mendalam yang saya dapatkan dari anak saya. 
> 
> Menjadi orang dewasa yang sebenarnya saya pikir dirasakan juga oleh mereka yang 
> telah menjadi orang tua atau baru akan menjadi orang tua. Sudah banyak contoh para 
> suami yang sebelumnya tak toleransi pada pekerjaan berat rumah tangga istrinya 
> menjadi lebih peka dan mau membantu pekerjaan rumah tangga (yang tak pernah punya 
> kompromi cuti) saat sang istri hamil. Berapa banyak calon ayah atau ayah yang 
> tergugah tanggungjawabnya sebagai tiang utama dalam nafkah keluarga dan pelindung 
> keluarganya ketika mengetahui istrinya mengandung atau saat menatap wajah si kecil 
> tertidur. 
> 
> Anak juga mengajarkan point penting lain dalam kehidupan saya. Lewat begadang di 
> tengah malam karena terbangun oleh tangisan si kecil yang minta susu, atau popoknya 
> basah oleh pipis atau 'e'e, anak saya mengajarkan kebahagiaan kecil lewat memberi 
> dengan tulus dan rasa cinta. Jangan pikir saya tak menggerutu dan agak malas untuk 
> bangun karena saya masih mengantuk. Sering kali saya (dan banyak ibu lainnya) baru 
> tidur kurang dari satu jam, dan tentu saja saya bukan malaikat yang terus menerus 
> bisa berlapang dada. Namun, semua rasa ini terbang entah kemana ketika saya menatap 
> wajah si kecil yang tertidur dengan ekspresi puas karena kenyang minum ASI dan 
> (atau) bersih popoknya. Rasa yang dulu tidak saya dapatkan ketika harus begadang 
> untuk eksperimen karena harus mengejar data, meski sebagus apapun data yang telah 
> saya peroleh. Rasa yang membuat saya tak jera untuk dibangunkan di tengah malam. 
> Saya benar berharap, rasa bahagia dalam memberi dengan ketulusan dan kecintaan bisa 
> saya tularkan juga kepada hal-hal lainnya dan orang lain dalam hidup saya. 
> 
> Anak juga mengajarkan saya untuk menghargai saat-saat yang terlihat remeh namun 
> teramat penting dan indah. Saat saya menyusui sambil mengangguk-angguk karena 
> mengantuk, si kecil menatap saya dan tertawa. Padahal kemarin malam dia hanya 
> menatap saya dengan mata bu> latnya, sekarang dia sudah bisa tertawa. Duhai, betapa 
> Allah telah memberi saya momen-momen kecil yang tampak biasa namun bisa 
> menghangatkan mata (dan jiwa) saya dengan air mata bahagia. Momen perkembangan si 
> kecil yang hanya bisa saya nikmati pendek saja dalam perjalanan membesarkannya. 
> 
> Saya juga teringat, dulu saya sering tersenyum geli ketika bercakap-cakap dengan 
> anak-anak kawan-kawan dekat saya. Karena saya sering menemui lagak dan gaya bicara 
> mereka yang sama persis dengan ibunya. Ya, karena anak-anak ternyata tumbuh dan 
> besar dengan menjadikan kita, ibunya, sebagai contoh. Contoh yang baik sekaligus 
> yang buruk. Karena itu anak adalah cermin bagi saya. Lewatnya saya dapat berkaca 
> sosok yang bagaimanakah yang sudah saya tampilkan padanya dan ditirunya. Kadang, 
> anak juga mengingatkan kepada kita dalam bentuk bertanya. Karena anak adalah polos 
> dan murni. Mereka akan mempertanyakan ketika kita alpa melakukan apa yang telah kita 
> nasihatkan kepada mereka. Kehadiran anak telah mendorong saya untuk mau berusaha 
> menjadi sosok yang lebih baik, sehingga saya tidak akan malu untuk bercermin pada 
> mereka. 
> 
> Sungguh, sebagai seorang ibu rasanya saya harus berterima kasih pada anak, bukan 
> sebaliknya. Lewat kehadirannya saya disadarkan dan diingatkan oleh banyak hal yang 
> kerap terlupakan. Mudah-mudahan ini dirasakan pula oleh para ibu lainnya. Semoga, 
> ketika anak kita bertambah, semakin dewasa dan bijaklah kita, karena > "> guru> ">  
> kita bertambah banyak. Semoga ketika anak kita bertambah besar kita juga telah 
> belajar banyak hal yang mungkin tidak sebanding dengan yang telah kita, sebagai 
> ibunya, telah berikan. (Is Helianti/[EMAIL PROTECTED]) (Buat Rahmatullah, hadiah 
> Allah untuk ibu. Terima kasih karena engkau telah mau lahir ke dunia ini lewat rahim 
> ibu) 
> 
> 
> 
> 
> 
> ---
> Incoming mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.385 / Virus Database: 217 - Release Date: 9/4/02
>  

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke