> > Jika Sang Ibu Hobi Menyumpahi Buah Hatinya > > > Sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari seorang > ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan > anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik > dengan kata-kata yang kotor (tidak pantas) ataupun > do'a yang tidak baik. Sehingga sudah menjadi kebiasaan > yang mendarah daging. Sang ibu tidak pernah merasa > bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut. > Sambil bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu, > meninggalkan buah hatinya dalam keadaan menangis. > > Memang profesi sebagai ibu rumah tangga mempunyai > tugas yang seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai > jam kerja yang tidak terbatas tidak seperti layaknya > wanita karir kantoran yang mempunyai jadwal kerja > antar 6-8 jam. Selepas itu ia bisa beristirahat dengan > tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak haruslah > menjaga mereka 24 jam, belum melayani suami, memasak, > mengurus rumah, menggosok pakaian, dan lain-lainnya > duh capeknya!!! > > Beruntunglah para ibu yang suaminya menyediakan > khadimah atau pembantu di rumah untuk meringankan > tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak mampu? Tentu > dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian, > dan biasanya bila sang ibu kelelahan kondisinya > sangatlah labil sedikit saja buah hatinya melakukan > hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka > terkadang tidak dapat mengontrol emosinya. Jadi > buntut-buntutnya keluarlah cercaan, cacian, makian, > laknat dan sumpah yang tidak baik kepada anak-anak > mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang > hanya diam saja. Lalu bagaimana sebenarnya kita > memandang hal ini?? > > Ajaran cinta kasih melarang orangtua melaknat anak-anak mereka, > bukan hanya itu kitapun dilarang menyumpahi diri kita > sendiri ketika kita marah karena sesungguhnya kita > tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do'a > (baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan dikabulkan. > > Seorang sahabat mengatakan kepada saya : > ''Janganlah kamu menyumpahi dirimu sendiri, dan jangan > pula menyumpahi anak-anakmu dan hartamu, > sebab kamu tidak mengetahui saat permohonan-mu > dikabulkan sehingga Sang Pencipta akan mengabulkan sumpah itu'' > > Petuah diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik > yang didalamnya akan dikabulkan doa, karena itu orang bijak > ini melarang kita untuk menyumpahi diri, putera-puteri > kita, dan harta kekayaan kita, supaya sumpah itu tidak > bertepatan dengan waktu pengabulan permohonan sehingga > selamat dari bahaya. > > Tetapi sayangnya sebagaimana penulis paparkan diatas > banyak dari kaum ibu yang melaknat dan menyumpahi > anak-anak mereka. Mereka beralasan bahwa sebenarnya > mereka tidak bermaksud demikian. Padahal sebagaimana > kita ketahui alasan tersebut tidak dapat diterima > karena larangannya telah jelas dan tegas. > > Penulis mendapati pengalaman yang bisa dijadikan ibrah > bersama, kisah nyata yang patut untuk dijadikan > renungan bersama bagi para ibu-ibu. > > Tak jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu > ada tetangga saya mendapati seorang anak laki-laki yang > kira-kira berusia 9 tahun ditemukan tewas tersambar > petir. Lantas, berdatanganlah semua orang untuk > melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang > menangis terisak-isak kemudian menjerit karena tidak > mengira anaknya telah mati. > > Setelah beberapa waktu kemudian penulis mendengar > bahwa sebab kematian anaknya tersebut adalah akibat > dari sumpah siibunya sendiri yang pada waktu ketika ia > marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir. > dan akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah > dan menyesallah sang ibu dengan > penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi bubur..... > > Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih sama > terjadi dekat lokasi penulis.... Seorang anak > laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan tewas > tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama > terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya pun > demikian anak tersebut terkena sumpah ibunya. > > Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya > tersebut. Dalam hujan gerimis anak itupun keluar > bermain dengan kawan-kawannya ketika dia berjalan > ditepian sungai malang kakinya tergelincir > tenggelamlah ia kedalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa > menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan orang > dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan > tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak > menelan air sungai dan meraunglah sang ibu.....dengan > ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi > anaknya....semua orang yang hadir hanya lah > terhenyak... ya ... kiranya sumpah dan laknat telah > menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga > sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban. > > Sungguh sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita > dari Sang Pencipta ini membuat kita terjerumus dalam kesalahan > yang fatal. Semoga Allah membimbing kita semua dan > mengampuni dosa-dosa kita. > > Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para > ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi > mereka ketika marah. > > > 1. Ketika ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu > mengawasi kita dan ingatlah bahwa anak tidaklah > langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya > anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan > orangtua kita. > > > 2. Tarik nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam > sejenak pandang anak dengan wajah yang lain dari > biasanya tunjukkan ketidak sukaan kita akan ulah > mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka > maka lakukanlah agar anak takut > > 3. Bila kedua cara diatas belum bisa menguasai emosi > ibu segeralah ingatlah akan Allah bila ibu ingin > mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak > mendengar ucapan ibu, dan ingat ucapan itu > akan terekam dalam otak anak-anak kita sehingga ketika > mereka marah atau melakukan kesalahan secara otomatis > mereka akan meniru kita > > 4. Sebagaimana yang penulis jelaskan diatas bahwa > kondisi seseorang mudah marah terkadang karena > kelelahan, kerjakanlah pekerjaan rumah tangga apa yang > ibu sanggup jangan memaksakan diri, tidurlah segera > ketika anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu > untuk beristirahat, dan tentu saja kerjasama antara > suami istri sangat penting sekali dalam rumah tangga. > Berilah pengertian kepada suami mengapa ibu tidak bisa > menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan penjelasan > yang baik dan cara yang benar maka suami ibu > akan mengerti. Sehingga kebiasaan yang buruk > menyumpahi anak ketika marah maka akan > berkurang sedikit demi sedikit. > > 5. Jangan lupa berdoa-lah kepada Allah agar Dia Yang > Maha Kuasa merubah kebiasaan buruk ini sesungguhnya > hati Ibu dalam genggaman-Nya. Maka, kita tidak > akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika marah. > > >
--------------------------------------------------------------------- >> Rayakan Natal, klik,http://www.indokado.com/christmasflowers.html >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]