Saya ingin membagi pengalaman pahit yang saya alami yaitu perampokan di TAXI yang terjadi hari Sabtu 8 Juli 2006 pukul 18.00 WIB. Semoga pengalaman ini bisa menjadi warning bagi yang suka berpergian naik TAXI,
mohon menyebarkan email ini kepada teman wanita/saudara/adik/kakak yang biasa naik TAXI agar lebih hati2 di kemudian hari. Hari Sabtu 8 Juli 17.45. Saya ada di Jl. P. Antasari, Cipete (Depan RS. SOS Medika) di rumah tante saya yang baru saja meninggal dunia, sore itu saya berencana hendak ke Cinere. Keadaan saya saat itu kurang enak badan karena sejak semalam belum tidur (Tahlilan) dan sore itu dalam keadaan yang kurang fit dan agak mengantuk saya memberhentikan Taxi di depan runah (Kebetulan runmah tante alm. ada di pinggir jalan raya), dari kejauhan terlihat Taxi Blue Bird (keadaan menjelang maghrib dan agak mendung), sehingga saya tidak terlalu detail dalam memperhatikan taxi, tapi saya sempat melihat no pintu taxi yaitu 880. Setelah saya masuk ke dalam taxi, saya baru realize bahwa ITU BUKAN TAXI BLUE BIRD!!! Tapi TAXI SEPAKAT tanpa tanda nomor pengemudi yang sangat mirip warna dan logonya dengan taxi blue bird, otak saya berfikir keras dan saya punya insting bahwa saya dalam keadaan bahaya, saya baru saja mau minta taxi untuk berhenti namun taxi malah mempercepat lajunya, saat saya akan menelpon keluarga untuk memberitahu no taxi, taxi pun berhenti mendadak (kira-kira 300m dari tempat saya memberhentikan taxi, tepatnya di turunan dekat Apartemen Paradiso setelah kuburan dan POM Bensin) dalam keadaan berhenti masuklah 2 orang pria dari sisi kiri dan kanan saya, sehingga saya diapit oleh kedua pria tersebut. Taxi melaju kencang, pria di sebelah kanan mencoba mencekik leher saya dan pria di sebelah kiri membekuk mulut saya supaya saya tidak teriak. Saya berusaha memberontak mencoba melawan, saya berfikir mereka akan menganiaya saya atau memperkosa. Saya teriak sekuat tenaga, memukul, menonjok, menendang, apapun saya mencoba melawan mereka berdua sekuat tenaga dan pada saat saya bisa meraih handle pintu saya mencoba membuka handle pintu tapi tdk bisa dibuka, mencoba memutar handle jendela juga tidak terbuka. Tiba2 saya merasakan ada benda tajam menusuk pinggang saya, sehingga saya berhenti melawan, pria di sebelah kanan saya menempelkan pisau belati ke pinggang saya sambil mengancam akan menusuk saya bila terus mencoba melawan, akhirnya saya pun diam berhenti melawan, duduk tenang sambil berfikir keras, bagaimana caranya agar mereka tdk melakukan hal2 kasar. Sekitar 200meter dari tempat 2 orang tersebut masuk, taxi berhenti lagi dan secara cepat masuklah satu orang dan bertukar tempat duduk dengan pria yang disebelah kanan saya, pria yang disebelah kanan saya pindah ke depan kanan. Pisau pun langsung diambil alih oleh orang yang baru masuk itu, masih tetap di tempelkan ujungnya ke pinggang saya. Mereka mulai menggeledah tas saya, dompet, HP dan perhiasan. Pada saat menggeledah, salah satu dari mereka menemukan kartu kredit di dompet dan bertanya kepada saya itu kartu apa, saya pun berfikir dan mengambil kesimpulan bahwa mereka bukan perampok kawakan karena mereka ternyata tdk mengerti kartu kredit. Saya segera mencari akal untuk memperdaya mereka dengan berbohong dan mnjawab bahwa itu kartu absen kantor, dan saya memohon untuk tidak mengambil kartu tersebut, mereka pun percaya. Saya mencoba menekan rasa takut dan berdialog dengan mereka, saya berkata bahwa saya punya uang cukup banyak di ATM yang akan saya berikan no PIN-nya sehingga seluruh uang saya di ATM BCA dapat mereka ambil sekarang juga asalkan saya tdk di celakakan. Salah satu handphone saya yang di pegang oleh pria yang duduk di sebelah supir tiba2 berbunyi, mereka langsung mematikannya sambil gugup..saya mulai berkata lagi dengan sangat sopan mencoba untuk tetap tenang sambil memohon mereka memberikan SIMCARD saya di 3 HP tersebut (Tsel, XL dan Flexi), saya terus mencoba berdialog dengan mereka karena saya berfikir bahwa mereka bukan perampok profesional terlihat dari gaya bicara, penampilan dan ketidak tahuan mereka atas Kartu Kredit maupun Kartu ATM Danamon saya, yangmereka tahu hanya ATM BCA saja. Mereka terlihat agak tenang setelah saya menyebutkan nominal uang yangbs mereka dapatkan di ATM BCA, akhirnya mobil taxi meluncur ke ATM BCA Kemang, Pria yang duduk di samping supir keluar untuk menambil uang, saya di dalam taxi kira2 100m dari ATM, di tempat yang agak sepi, waktu kira2 menunjukan pukul 18.30an. Setelah ATM saya dikuras sampai limit, mobil taxi terus berjalan mengarah ke jalan TB. Simatupang, saya mencoba meminta belas kasihan mereka dengan berkata bahwa saya sudah memberikan semua dan saya sudah ihklaskan semua, mohon saya diturunkan segera karena saya ingin segera pulang. Mereka sudah berkata akan menutup mata saya dan mobil taxi baru akan masuk tol bogor, tapi saya terus berbicara dengan mereka mencoba untuk berbicara dengan menyentuh sisi kemanusiaan mereka, sambil memohon agar mata saya tdk di tutup dan saya tdk dibawa keluar kota. Saya terus berbicara sambil memohon kepada mereka, saya berkata bahwa saya yakin mereka bukanlah orang yang jahat, saya bilang saya mengerti mereka sedang dalam kesulitan sehingga mereka melakukan semua ini. Saya tanyakan balik kepada pria yang memegang pisau, bagaimana kalau saudara atau adik mereka yang jadi korban seperti ini, apakah kamu tega??? ternyata mereka kasihan terhadap saya dan mereka setuju untuk tidak menutup mata saya dan tdk meluncur keluar kota. Di dalam mobil saya berdoa dan memohon pada Tuhan agar ucapan saya dapat masuk ke dalam hati mereka paling tidak menyentuh sisi kemanusiaannya karena saya yakin sekali sejahat-jahatnya manusia, pasti masih mempunyai sisi kemanusiaan. Dompet dan isinya (Semua Credit Card, ATM Danamon, ATM Niaga, KTP, SimCard kecuali ATM BCA) serta tas dikembalikan kepada saya, Alhamdullilah. 20.30 WIB Sekitar hampir 2 jam mobil berputar-putar ke arah TB Simatupang, Lebak Bulus, Pasar Minggu, Pondok Indah sampai akhirnya mereka menurunkan saya di pinggir jalan tol TB Simatupang dekat Pool Bis Steady Safe di bawah jembatan penyebrangan. Entah karena mereka iba terhadap saya, saya diberi uang 100rb (katanya untuk ongkos pulang) dan saya diperingatkan agar pada saat diturunkan untuk tidak teriak, mereka berkata di belakang mobil taxi ini ada Boss Pemimpin yang mengikuti, sehingga kalau saya teriak saya mungkin akan di celakakan. 5 menit sebelum saya diturunkan pria di sebelah kanan saya mereka menerima telepon, saya dapat mendengar jelas suaranya yang keras, mungkin memang ada komplotan lainnya yang mengikuti. Akhirnya sayapun di turunkan, setelah turun saya menurut untuk tdk teriak karena alasan keselamatan. Saya berjalan perlahan, banyak motor dan mobil lalu lalang di sekitar saya yang harusnya melihat keganjilan yang ada di saya, dengan rambut berantakan, bibir saya berdarah bahkan sampai ke baju juga muka saya yang terlihat biru2 bekas terkena perlawanan mereka, tapi mereka orang2 bermotor dan bermobil itu cuek2 saja, hanya memperlambat laju kendaraan tanpa ada yang berhenti (Ya Allah....Sudah begitu egoisnya orang2 Jakarta???). Saya menyetop Taxi BLUE BIRD...meminta ke wartel terdekat untuk menelpon keluarga, setelah saya dijemput, saya segera ke kantor POLISI Cilandak. Di kantor Polisi, ternyata dalam seminggu ini ada 2 laporan dengan modus operandi yang sama...tapi korban dibuang di Jagakarsa dan yang lainnya di BOGOR. Yang membuat saya bergidik adalah semua korban melapor bahwa mereka telah dianiaya dan ada percobaan perkosaan terhadap wanita yang dibuang di BOGOR. Dear All, ternyata Tuhan masih melindungi saya, alhamdullilah saya tidak diperlakukan dengan kasar oleh mereka kecuali pada saat saya melawan saja. Selebihnya saya diperlakukan dengan baik sampai saya diturunkan mereka tidak menyentuh saya. Uang, harta dan barang2 saya ikhlaskan, semua bisa dicari... saya bersyukur masih diberi kesempatan hidup, Alhamdullilah. Semoga ini dijadikan contoh agar teman2 tdk ada yang mengalami seperti saya, Mohon agar teman2 lebih berhati2 bila ingin naik TAXI, jangan menyetop di pinggir jalan, usahakan memanggil TAXI by telepon atau naik taxi yang mangkal di Mall/Hotel itu lebih aman...dan jangan lupa berdoa. Seandainya kita bernasib kurang baik, mohon agar tetap tenang jangan panik apabila hal ini terjadi, karena kalau kita pingsan atau menangis, mungkin keadaannya akan lebih buruk. Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua, AMIN. Best Regards, Ima. S. Alimah Sitac Coordinator PT. Qdc Technologies Mega Plaza 5th Fl Jl. HR. Rasuna Said Kav C-3 Jakarta 12950 P : +6221 5212552 F : +6221 5212900 The information contained in this email is or may be confidential, legally privileged, and proprietary in nature or otherwise protected by law from disclosure and is intended solely for the use of the addressee. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any disclosure, dissemination, distribution, copying or use of any part of this mail is strictly prohibited and unlawful. If you received this email in error, please immediately notify the sender or our email administrator at [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.