Flek Paru Pada Anak
Posted by Ummu Kautsar pada 7 November 2008

http://kautsarku.wordpress.com/2008/11/07/flek-paru-pada-anak/

Flek paru biasanya ditandai dengan panas tinggi dan batuk-batuk. Penyakit ini 
muncul akibat tertular dari orang lain. 

Tidak nyaman rasanya, kalau kita terserang batuk yang tak henti. Apalagi bila 
yang terserang batuk adalah si kecil. Batuk, merupakan indikasi dari berbagai 
penyakit yang bisa dialami oleh anak. Tetapi bila batuk disertai dengan gejala 
sesak nafas, bisa jadi ini pertanda ia terkena flek paru. 

Istilah Vlek , sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti bercak. 
Secara medis, istilah ini umum digunakan dokter untuk menunjukkan kelainan yang 
terlihat pada hasil foto rontgen. Istilah flek paru biasanya digunakan sebagian 
dokter untuk memperhalus istilah TBC. Menurut literatur, bercak ini sendiri 
dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya lendir karena infeksi atau alergi, 
proses radang seperti pada infeksi akibat TBC atau kuman yang lainnya. 

Hindari Penderita TBC 

Menurut Dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A. MTroPaed., flek di paru-paru, 
yang belakangan ini banyak sekali menimpa bayi dan balita, umumnya karena 
tertular orang. "Penyebab flek di paru-paru adalah bakteri Mycobacterium 
tuberculosis . Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah, batuk, bersin, 
udara pernapasan dari penderita tuberkulosis (TBC) kepada bayi ataupun balita," 
jelas dokter anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo ini. 

Tuberculosis merupakan bakteri infeksi menular. Ia dapat menyerang anak-anak di 
bawah usia 2 tahun, orang dewasa, orang-orang dengan sistem imunitas yang 
sangat rendah dan mereka yang hidup dilingkungan orang-orang yang terinfeksi 
bakteri ini. Jika anak tertular TBC paru, gejala yang dapat dilihat awam adalah 
serangan demam yang tak begitu tinggi selama 3 bulan berturut-turut. Namun, 
demam ini tidak turun meski bayi diberi obat penurun panas. 

Anak yang kurus atau berat badannya tidak naik-naik seiring usianya yang 
bertambah (meski Anda telah memberinya banyak makanan bergizi), juga mesti 
diwaspadai telah terjangkit. "Diare kronik, meski tak tergolong berat, tetapi 
berlangsung terus-menerus dan tak dapat diobati dengan obat diare biasa, juga 
bisa merupakan pertanda bayi terjangkit TBC paru. Segeralah periksa ke dokter," 
tutur Hindra. 

Dokter biasanya akan melakukan tes Mantoux , rontgen, dan darah untuk 
mengetahui apakah ada kemungkinan TBC atau tidak. Kemudian dokter juga akan 
menentukan pengobatannya. Perlu diketahui, meskipun si kecil positif terinfeksi 
TBC, namun bukan berarti bakteri tersebut sudah berkembang menjadi penyakit TBC 
atau TB aktif. Hanya sekitar 10% saja, anak-anak yang terinfeksi TBC akan 
terjangkit penyakit ini. 

Menghindari kontak fisik dengan penderita TBC ataupun yang sedang dalam taraf 
pengobatan, lanjut Hindra, adalah cara yang paling aman agar anak terhindar 
dari penyakit ini. "Ini karena penularan bakteri TBC paru mudah sekali. Bisa 
lewat udara. Karena itu bayi memang harus dijauhkan dari orang dewasa yang kita 
tahu mengidap TBC," ujarnya lagi, seraya menambahkan pemberian imunisasi BCG 
juga wajib hukumnya agar bayi memiliki imun (pertahanan) terhadap serangan 
bakteri ini. 

TBC Terselubung dan Aktif 

Bakteri TBC termasuk bakteri yang pertumbuhannya termasuk lamban, dan biasanya 
bakteri ini hanya menyerang pada area tubuh yang mempunyai banyak pasokan 
oksigen dan aliran darah, seperti pada paru-paru. Di Amerika, hampir sebanyak 
85% penderita TBC, merupakan TBC paru. Secara medis, TBC dibagi dalam dua 
jenis, yaitu infeksi TBC laten dan TBC aktif. 

Infeksi TBC yang bersifat laten, muncul saat bakteri TBC masuk ke dalam tubuh, 
namun tidak disertai dengan gejala atau tanda-tanda yang mengindikasikan adanya 
TBC. Saat bakteri masuk ke paru-paru, sistem imunitas tubuh akan melawan adanya 
infeksi dengan mengisolasi bakteri ke dalam kapsul kecil yang disebut tubercles 
. Hampir 90% orang yang terinfeksi bakteri TBC, berhasil dilawan oleh imunitas 
tubuh tanpa sempat memunculkan gejalanya. 

Meskipun telah terinfeksi, namun orang tersebut tidak akan mampu menyebarkan 
bakteri TBC ke orang lain yang ada disekitarnya. Sayangnya, karena bakteri 
tersebut telah ada di dalam tubuh, ada kemungkinan bakteri tersebut akan 
berkembang menjadi penyakit TBC aktif. Keberadaan bakteri yang terselubung 
inipun, hanya bisa diketahui bila kita melakukan tes kulit. 

Sedangkan TBC aktif, biasanya akan langsung terlihat dari gejala-gejala yang 
timbul. Sekitar 10% orang yang terinfeksi bakteri TBC, akan berkembang menjadi 
pengidap TBC aktif. Mereka juga akan dengan mudah menulari orang-orang 
dilingkungan sekitarnya, jika tidak mendapatkan perawatan yang baik, pengidap 
TBC aktif mengalami kerusakan pada paru-paru atau organ lainnya, dan juga bisa 
membahayakan jiwa. 

Lebih Berat Pada Bayi 

Lantaran kondisi tubuh bayi yang masih rentan, akibat kekebalan tubuh alaminya 
belum sempurna, jika terjangkit TBC risikonya lebih berat dibanding orang 
dewasa. "Umumnya TB pada orang dewasa akan terlokalisasi hanya di paru-paru, 
karena tubuh orang dewasa telah memiliki kekebalan penuh. Sedang pada bayi dan 
anak-anak, penyebaran bakteri tak hanya di paru-paru, tapi juga ke seluruh 
tubuh melalui aliran darah. "Itulah sebabnya pada bayi dan anak-anak, kita bisa 
menjumpai kasus TB tulang, TB hati dan limfa, TB selaput otak atau meningitis," 
ungkap Hindra. 

Dengan alasan itulah, TB paru pada bayi harus segera diobati setelah 
terdeteksi. Pengobatan biasanya berupa oral (obat yang dimakan) menggunakan 
obat anti-TB atau obat kombinasi selama 6 bulan, atau 9-12 bulan bagi TBC paru 
berat yang sudah menjalar ke otak hingga mengakibatkan meningitis. 

Agar bayi tak terkena TBC paru, pencegahan memang penting. Yang juga penting 
adalah memberi bayi zat-zat kekebalan tubuh sejak lahir, seperti zat-zat yang 
terkandung dalam ASI dan makanan bergizi lainnya. "Tak semua bayi yang 
menderita TBC akan jatuh sakit. Ini tergantung pada daya tahan tubuhnya juga. 
Bisa saja bayi terjangkit bakteri TB tetapi basil itu mati atau hanya bersarang 
di dalam tubuh, tidak aktif dan tidak mengganggu," demikian Hindra. 

Menangani TBC Pada Anak 

Jika anak Anda terinfeksi, namun belum berkembang menjadi pengidap TBC aktif, 
ia akan diberikan obat antibiotik, seperti isoniazid . Obat ini biasanya harus 
di minum setiap hari selama 6-9 bulan untuk mencegah berkembangnya bakteri TBC 
menjadi aktif. Penderita TBC terselubung, kerap harus mengkonsumsi lebih dari 
satu antibiotik. Umumnya, mereka akan bisa disembuhkan. 

Penanganan penderita TBC aktif, juga akan diberikan tiga sampai empat obat yang 
harus diminum setiap hari selama 6 bulan, atau tergantung pada seberapa serius 
sakit yang dialami. Selain itu diperlukan juga pemeriksaan lanjutan, untuk 
melihat berapa besar keberhasilan pengobatan yang diberikan, juga untuk 
mengetahui efek samping dari obat tersebut, yang kerap menyertai. 

Meskipun setelah beberapa minggu mengkonsumsi obat-obatan tersebut, si kecil 
akan terlihat lebih baik dan gejala-gejala yang timbul perlahan menghilang, 
namun sangat penting bila obat yang diberikan dokter diminum hingga habis. 
Karena jika tidak, bakteri akan kembali aktif dan malah berkembang menjadi 
kebal dengan obat-obatan yang diberikan. 

Bila memang anak sudah terinfeksi bakteri TBC, vaksinasi mungkin sudah tidak 
mampu bekerja menahan bakteri ini. Meski demikian, The Centers for Disease 
Control and Prevention , Amerika menyarankan vaksinasi diberikan pada kondisi 
tertentu saja. Misalnya, bila memang dilingkungan rumah ada orang yang telah 
positif mengidap TBC aktif, dan belum mendapatkan pengobatan yang seharusnya, 
maka si kecil harus diberi vaksinasi TB. 

Penularan TBC Melalui Udara 

TBC merupakan penyakit yang mudah menular melalui udara, namun begitu, biasanya 
penyakit ini akan menjangkiti lingkungannya, apabila: 

  1.. Orang-orang yang tinggal di tempat yang kondisinya ramai. Orang yang 
terlalu sering terinfeksi bakteri TBC, dan tinggal di tempat yang ramai, 
seperti tempat penitipan anak, rumah sakit, rumah singgah, sekolah, barak 
militer dan penjara, merupakan tempat yang beresiko bisa menularkan penyakit 
TBC. 
  2.. Orang-orang yang tinggal di satu rumah dengan penderita TBC aktif. 
Keadaan ini akan meningkatkan kemungkinan seseorang tertular bakteri TBC dan 
sangat besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi infeksi. 
Komplikasi Akibat TBC 

Para penderita TBC aktif, harus segera mendapatkan perawatan. Jika tidak, 
bakteri TBC aktif akan berkembang dan menyebabkan terjadinya komplikasi serius, 
seperti: 

  1.. Kerusakan paru-paru yang bisa membuat paru-paru berlubang dan menderita 
cavities . Area yang rusak, mungkin juga akan menyebabkan terjadinya pendarahan 
di paru-paru atau terinfeksi bakteri lainnya dan kemungkinan besar terjadi 
abscess . 
  2.. Berlubangnya saluran pernafasan di paru-paru. 
  3.. Terblokirnya aliran udara di dalam paru-paru.

Kirim email ke