Dari mili tetangga . Just FYI ,, n bisa buat pelajaran Smoga smua selalu dilindungin n mendapat yg terbaik dr Allah.
Uci mamaKavin Message: 9 Date: Fri, 11 Nov 2005 08:43:38 +0700 From: "AML-Allya M. Lindayanti" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: RE: OOT - flu burung FYI Mohon maaf jika tdk berkenan Date: Thu, 10 Nov 2005 02:13:54 -0800 (PST) From: "hendro s.joedho" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: OOT - flu burung. Friends, Saya mencoba sedikit menumpahkan perasaan saya disini, sekedar untuk meringankan perasaan dan untuk menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran buat kita semua. Mohon maaf kalo tidak berkenan. Lebaran H1 (1 Syawal 1426H) - Kamis, 3 Nop. 2005 pagi Saya bertemu dengan Siti Sara Maulida (16 tahun) anak kedua dari Oomnya isteri saya pada pertemuan keluarga. Ketika bersalaman dan dia mencium tangan saya (saya lebih tua - sudah pasti), saya rasakan tangannya yg agak panas. Waktu ditanyakan dia hanya menjawab agak demam tapi nggak pusing - jadi dia tetap ikut dalam acara keluarga tsb. untuk saling berma'afan. Selanjutnya dengan beberapa kendaraan kami keluarga besar mengunjungi salahsatu famili yang dituakan di Jatiwaringin. Di kerindangan pohon mangga & rambutan tempat kami parkir mobil, saya sempat menemani dia yg beristirahat di mobilnya sambil menunggu anggota keluarga lainnya, ngobrol, dan dia menanyakan masalah kenaikan harga BBM karena saya, kakaknya ini kebetulan bekerja di perusahaan yg ngurusin BBM dan banyak hal lainnya kami bicarakan. Saya sempat juga menanyakan masalah pacarnya karena saya lihat beberapa foto didompetnya, tapi itu smua ternyata foto Sara sendiri, dan dia hanya tersenyum saja. 2 Syawal 1426H (H2) - Jum'at, 4 Nop. 2005 sore Saya sekeluarga mengunjungi rumahnya, karena tradisi di keluarga istri saya walaupun sudah berjumpa tapi tetap harus mengunjungi rumah keluarga yg lebih tua. Sara sedang tidur & beristirahat dan menurut ayahnya Sara sudah dibawa ke dokter dan setelah minum obat dari dokter sudah sembuh dan panas badannya sudah normal. Ketika saya masuk kamarnya dan memang saya rasakan suhu badannya sudah normal (adem). 3 Syawal 1426H (H3) - Sabtu, 5 Nop. 2005 sore Saya diinformasikan bahwa Sara dibawa ke UGD RSI Cempaka Putih. Setelah Magrib saya bersama anak laki2 saya menjenguk kesana dan kami lihat ditemani Ayah/Ibunya serta 2 sepupu lainnya, Sara sedang diinfus dan wajahnya tidak kelihatan seperti orang sakit. Saya sempat bercanda lagi dengan Sara dan memainkan/mengelus rambutnya yg dipotong dgn model remaja masa kini. Saya juga menceritakan masalah infus yg pernah saya kebut kecepatan tetesannya sewaktu opname setelah kecelakaan mobil th. 1985, sehingga saya dimarahi zuster RS. Malam itu Sara dipindah ke RS Budi Asih - Cawang oleh orangtuanya diantar oleh ayah/ibu & 2 sepupunya. 4 Syawal 1426H - Minggu, 6 Nop. 2005 pagi s/d malam Kami sekeluraga ke Cianjur utk mengantar PRT yg pulang kampoeng karna macet dijalan sampai dirumah tengah malam. 5 Syawal 1426H - Senin, 7 Nop. 2005 pagi Kami bezoek Sara yang ternyata sudah pindah lagi ke RS Agung - Manggarai. Disitu Sara ditemani oleh ayah/ibunya dan karna waktu itu diagnosenya adalah DBD, maka sesuai permintaan ayahnya saya buatkan jamu tradisional utk demam berdarah (meniran-daun pepaya-temu ireng-kunyit). Saya hanya sampaikan bahwa kesembuhan tetap dari Allah SWT dan Insya Allah obat yg saya buat itu menjadi sarana kesembuhan Sara. Sempat saya tunjukan jari2 tangan saya yg masih meninggalkan bekas kuningnya kunyit, supaya Sara mau meminum obat pahit itu. Ketika Tantenya dan ibunya berencana ke Pasarraya (sebelah RS Agung) untuk membeli pakaian dalam utk Sara, dia meminta kertas dan menulis bahwa Sara titip belikan celana jeans yg kakinya model lipat. Tantenya mengatakan nanti saja kalo Sara sudah sembuh karna harus dipas dulu supaya ukurannya tepat. Sara mengerti dan nggak menuntut. 6 Syawal 1426H - Selasa, 8 Nop. 2005 Pagi2 mertua saya telpon kerumah dan mengabarkan bahwa Sara dalam kondisi gawat dan sudah pakai bantuan oxygen. Kami berdua segera ke RS Agung dan sudah banyak famili disana, Sara masih seperti kemarin, terbaring lemah. Bantuan oxygen hanya melalui selang dan nozzle dibawah hidungnya dan bukan dgn. masker spt yg semula saya bayangkan. Dokter tidak ada, medical record yg biasanya tergantung diujung tempat tidur tidak ada. Atas inisiatif keluarga, kami menghubungi dokter Zulkifli yg kebetulan dikenal oleh keluarga (kalo tidak salah dokter ini juga sbg dokter di RS Sulianti Saroso). Cukup lama baru datang dokter Zul dari rumahnya dan setelah memeriksa, dokter menanyakan hasil rontgen yg ternyata blom dilakukan pihak RS. Segera Sara dibawa turun utk dirontgen - yg kemudian hasilnya pneumonia - sebagian besar paru2nya tergenang air. Dokter menghubungi RS Sulianti utk mengirim ambulans utk membawa Sara ke RS Sulianti dg diagnose sementara Avian Influence (suspect) - diduga flue burung. Cukup lama kami menunggu ambulans dimaksud ( > 2 jam ) dan ketika +/- jam 11.00 ambulans datang, tepat saat itu kondisi Sara tidak tertolong lagi. Inna lillahi wainna ilaihi rojiun. Sebelumnya ketika diinfokan oleh pihak RS bahwa ada peralatan yg tidak dimiliki oleh RS saya telpon dr. Poeloeng (kawan dari SMA 4) utk konsultasi dan saat itu Sara masih sadar, bahkan masih sempat menyanyikan pelan2 lagunya Opieck : "Tombo Ati", yang selanjutnya oleh Oom dan Ibunya diminta utk membaca kalimat2 tauhid. Perginya Sara didahului oleh perkataannya bahwa dia capek, mau tidur dulu. Sebelum "pergi" Sara sempat meminta baju yg warna hitam utk pengganti kaus yg saat itu digunakan dan menanyakan beberapa keluarga, apakah sudah melihat dia di RS, juga menanyakan jam berapa saat itu. Sara juga sempat bercerita bahwa dia melihat ada beberapa temannya datang yg tidak dilihat oleh yg lain. Sara dimakamkan siang/sore itu juga di Pemakaman Umum Kemiri - Rawamangun. Selamat jalan Sara, semoga kamu lebih berbahagia di sana , Selamat jalan Sara, kami semua menyayangi kamu tetapi Allah SWT sebagai Pencipta dan Pemilik semua yang ada di dunia ini juga menyayangi kamu sehingga kamu dipanggil untuk menghadap-NYA. Semoga Siti Sara Maulida, adikku yang maniez ini diterima disisi Allah SWT, diberikan tempat yang terbaik, diterima amal ibadahnya, diampuni semua dosanya dan dilipatgandakan pahalanya. Amin. Kami sekeluarga besar diambil sample darahnya oleh Dep.Kes, saking banyaknya sampai kehabisan tabung dan spuit. Untung dibolehkan oleh apotik untuk membeli tanpa resep karna yg beli ke apotik "muka ustadz" bukan "muka pemakai". Yang mungkin dapat diambil pelajaran disini, (mungkin) : 1. Walaupun harus diyakini bahwa saat ajal sudah tertulis utk kita semua, kapan kita harus "pergi" menghadap Sang Khalik, tetapi ikhtiar apabila kita atow keluarga kita sakit tetap harus diusahakan. Jangan menganggap remeh, sakit yang "cuma panas" dan cukup dengan "Paracetamol". 2. Kalow kelihatan pihak RS kurang peduli mungkin karna "sudah sering" melihat orang sakit, nggak ada salahnya pihak keluarga pasien agak "cerewet" utk memonitor dan menanyakan sejelasnya kondisi pasien. Sekali lagi friends, sorry banget nikh udah menyita waktunya untuk mbaca isihati ini. Wassalam hsj. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]