FYI. M. Tri Agustiyadi ----- Original Message ----- From: Ida arimurti
Mengasah Kreativitas si Kecil Semua anak pada dasarnya kreatif, namun bila orang tuanya tidak pro aktif atau tak memfasilitasi, maka akan padamlah kreatifitas sang anak, demikian pendapat mom yang memiliki dua putra/i ini. Karenanya dalam tema diskusi yang beliau awali, beliau menanyakan tips apa saja yang dilakukan oleh para orang tua yang telah terbukti dapat mengembangkan bakat kreativitas yang anaknya miliki. Selain itu beliau pun menanyakan tentang pengalaman Ibu2 berkaitan dengan upaya pengoptimalan kreativitas anak. Salah satu Ibu yang terbukti telah memiliki putra yang kreatif berusaha membagi pengalamannya. Biarkan Imajinasi Anak Berkembang, demikian tips pertama yang beliau sampaikan. Walau mungkin kita sebagai orang tua sudah memiliki bayangan hal apa yang akan dikerjakan, namun biarkan anak berimaginasi. Semakin "bebas" imaginasi yang anak miliki (asal tidak keluar konteks), maka akan semakin muncul ide ide yang brilyan. Selanjutnya beliau menekankan agar anak di arahakan untuk berpikir kreatif. Bila di awal sang anak pesimis untuk tidak dapat melakukan, maka orang tua harus membangkitkan motivasinya untuk mengatasi kepesimisannya. Di sini orang tua dituntut untuk dapat berpikir kreatif innovatif "Misalnya membuat robot kalo kita bayangkan aslinya memang susah, tapi misalkan kita kembali ke bahan bahan yg dimiliki. Kalau kita punyanya kotak susu, gulungan tissue toilet, sapu lidi, tempat jelly. Dari situ aja sebetulnya sudah bisa terbentuk badan robot. Tinggal pikirkan polesannya dan kesan hi-technya, misalnya" demikian Ibu ini memberikan contoh. Kiat selanjutnya dari beliau adalah: Biarkan Anak Mengerjakan Apa Yang Ia Sukai. Bila ada seorang anak yang tidak begitu menyenangi kegiatan gambar dan mewarnai, jangan pernah paksakan sang anak melakukan kegiatan tersebut. Dukunglah aktivitas yang sang anak suka dan minati, karena setiap anak pasti memiliki kecenderungan untuk menyukai suatu hal. Beliau mencontohkan tentang putranya yang lebih menyukai pembuatan sket dan illustrasi ketimbang acara gambar dan mewarnai " Kalau ada yang menuangkan imajinasi melalui tulisan, putra saya menuangkannya melalui ilustrasi dan gambar". Biasakan Bermain dengan Bahan/Barang Yang Ada di Rumah, tips selanjutnya yang mom ini sampaikan. " Mainan tidak harus beli kan? Inget nggak dulu kita suka main rumah-rumahan dengan kardus bekas, atau sarung yang diikat dari kursi kursi jadi atap rumah?" tulis mom ini saat menguraikan point ini. Di sini ditekankan bahwa alat dan bahan bermain sebenarnya dapat ditemukan di lingkungan rumah bila saja kita sebagai orang tua dapat sedikit berkreasi dan mengenalkannya pada anak kita. "Terima Bongkar Tidak Terima Pasang". Yang dimaksud di tips ini adalah biarkan sang anak mengeksplorasi hal hal yang membangkitkan keinginantahuannya, walau hal tersebut di mata orang tua tak lain merupakan tindakan "perusakan". "Kadang kita mengeluh bila anak merusak mainannya. Ada saja yang copot. Tapi setelah aku pikir pikir, itu bagian dari proses belajarnya juga. Asal kita arahkan. Coba kalo copot begini, gimana benerinnya? Harus pakai apa? Kalau komponennya hilang, bisa tidak diganti dengan yang lain? Begitu seterusnya" cerita beliau. Perlunya penyiapan fasilitas penunjang juga hal yang harus diperhatikan. Bila seorang anak menyukai kegiatan pembuatan gambar illustrasi, maka orang tua tentu harus menyiapkan kertas kertas dan alat tulis. Demikian halnya bila seorang menyukai pembuatan modelling, maka sarana sarana pendukung sudah selayaknya harus disediakan oleh orang tua. Selain penyiapan fasilitas penunjang, hal yang tak kalah pentingnya adalah penyiapan literatur pendukung karena melalui referensi pendukung inilah orang tua dapat memperoleh ide ide untuk mengasah kreativitas sang anak. Tips terakhir yang beliau sampaikan adalah prinsip yang Kak Seto anut : Jangan hentikan langsung kegiatan kreatif sang anak dengan alasan apapun. "Kalau anak sedang melakukan kegiatan kreatifnya jangan distop langsung dan disuruh tidur siang. Jadi kalo memang kepingin anaknya tidur siang, lebih baik diatur waktu berkreasinya, agar tidak bentrok dengan kegiatan lain yang membuat anak harus berhenti dari proses kreatif" tulis mom ini dalam menutup postingannya. Pro Kontra yang muncul dari tips-tips yang telah di sampaikan di atas hanya bermunculan di point yang terakhir : perlukah menghentikan kegiatan kreatif anak dengan alasan tertentu?. "Kalau proses kreatifitas lagi berlangsung, saya tidak stop....asalkan proses kreatifitas berlangsung positif misalnya menggambar, menulis, menyusun blok blok mainan. Distop kalau lagi ada aktivitas rutin yang harus dilakukan misal mandi, makan, minum susu ". Keuntungan yang diperoleh dari "kebijakan" ini baginya adalah telah fleksibelnya tangan sang anak saat mulai diajarkan menulis, karena sang anak telah terlatih dari kegiatan menggambarnya. Berbeda dengan pemikiran mom di atas, mom ini juga menceritakan pengalaman yang hampir serupa walau tetap akhirnya terdapat "otoritas" orang tua untuk menentukan selesai tidaknya proses kreatif sang anak. -------------------------------------------------------------------------------- Yahoo! Groups Links a.. To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.