Selamat Pagi

Sebelumnya terima kasih atas informasinya,

Mengutip dari literatur dibawah :
Yang berbahaya dari gumoh bila ada air susu yang masuk ke lambung. Di
lambung itu ada asam lambung, sehingga susu itu bercampur dengan asam
lambung. Kalau itu keluar, dari mulut atau dari hidung, posisi bayi
segera dimiringkan atau ditengkurapkan biar tidak tertelan masuk ke
paru-paru. Kalau masuk ke paru-paru itu yang bahaya !


Apakah ciri2 asam lambung  dan muntahan masuk ke paru2 terhadap bayi?
Bagaimanakah ciri2 Muntah yang keluar mengandung asam lambung?
Jika ada muntah masuk ke paru2 apa sebaiknya yang dapat ibu lakukan sebelum
/ pada saat
membawanya ke dokter?
Apakah akibat dari muntah yang masuk ke paru2 bisa menyebabkan flek di
paru2?
Wajar tidak kalau bayi tidurnya mendengkur (Apakah ada gangguan dan ada
kaitannya tidak dengan gumoh ini)?

Terima Kasih




----- Original Message ----- 
From: "Dini Febrina" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, June 29, 2006 3:45 PM
Subject: Pemberian Makan Pertama Pada Batita, Kenali Problemnya was Gumoh,
susah makan


> Dari Arsip BA (Dec'04)
>
> Pemberian Makan Pertama Pada Batita, Kenali Problemnya
>
>
>
> Pemberian Makan Pertama Pada Batita, Kenali Problemnya
>
> APLNews Edisi 18
>
> Masa pemberian makan pertama pada anak batita (bayi di bawah tiga
> tahun-red) yaitu biasanya ketika memasuki usia 6 bulan terkadang
> menimbulkan reaksi penolakan. Salah satu reaksi penolakan seperti
> fenomena gumoh hingga muntah. Alhasil, Ibu pun dibuat bingung menghadapi
> prilaku anak di bawah setahun yang kerap kali memuntahkan makanan yang
> baru saja disuapkan. Bila si ibu kurang sabar dan tidak telaten,
> peristiwa yang dalam istilah jawa disebut gumoh ini, terkadang membuat
> si ibu jengkel. Padahal terdapat perbedaan antara gumoh dan memuntahkan
> makanan. Karena terjadi pada usia yang masih kecil, hingga perbedaan ini
> tidak begitu terlihat, untuk itu orang tua perlu mengetahui perbedaan
> antara gumoh dan muntah.
>
> Menurut Dr. Kishore R.J, dari - Poliklinik Anak RSPAD Gatot Soebroto,
> Jakarta, fenomena gumoh terjadi pada semua bayi usia di bawah setahun,
> begitu setahun lewat kejadian ini berhenti. Namun terkadang, menurutnya
> ada pula diusia di atas 6 bulan pun gumoh sudah mulai berkurang. Kecuali
> bayi-bayi di bawah 6 bulan, terutama bayi yang baru lahir. "Sebenarnya,
> soal gumoh ini tak perlu terlalu dikhawatirkan. Hanya saja orang tua
> harus tahu apa penyebabnya dan kemudian segera mengatasinya,"ujar Dr.
> Kishore.
>
> Beda Gumoh dan Muntah
> Apa sebenarnya yang menyebabkan bayi anda mengalami gumoh ? Masih
> menurut Dr. Kishore, gumoh terjadi karena ada satu organ, yang berfungsi
> untuk menyalurkan makanan ke lambung, berbentuk seperti cincin yang
> fungsinya seperti klep, belum sepenuhnya berfungsi sempurna. "Sehingga
> bila si bayi minum, terus ditidurkan, lalu ngulet...nah kemudian ada
> cairan yang keluar. Pada saat makanan keluar, bayi refleks untuk
> memuntahkan yang kita kenal dengan istilah gumoh,"terangnya. Menurutnya
> beda antara muntah dengan gumoh yang keluar sedikit-sedikit, muntah
> keluar dengan sekuat tenaga dan disertai mual-mual.
>
> Adakalanya gumoh terjadi bila bayi merasa kesal karena tak bisa
> menelannya hingga ia pun menangis. "Seringkali bila hal ini terjadi,
> pengasuh atau orang tua malah memaksakan pemberiannya. Misal, dengan
> menaruh si bayi di posisi mendatar, lalu mencekoki makanannya. Otomatis
> bayi akan membatukkannya hingga terjadi muntah. Peristiwa ini berbahaya
> sekali, karena saat itu makanan bisa masuk ke saluran napas dan
> menyumbatnya hingga berakibat fatal,"ujar Kishore memperingatkan.
> Mengomentari terjadinya gumoh ini, dr. Kishore berpesan, bahwa gumoh
> adalah gejala alami sangat natural dan terjadi pada setiap bayi,
> sehingga kita tidak bisa mencegahnya. "Yang bisa kita cegah adalah
> komplikasinya,"demikian terang Dr. Kishore. Yang berbahaya dari gumoh
> itu menurutnya seandainya, bila ada air susu yang masuk ke lambung. Di
> lambung itu ada asam lambung, sehingga susu itu bercampur dengan asam
> lambung. Kalau itu keluar, dari mulut atau dari hidung, posisi bayi
> segera dimiringkan atau ditengkurapkan biar tidak tertelan masuk ke
> paru-paru. Kalau masuk ke paru-paru itu yang bahaya !
>
> Untuk meminimalkan gumoh, Dr. Kishore menyarankan, pada saat pertengahan
> pemberian minum, kalau perlu disendawakan supaya udaranya keluar baru si
> (bayi) minum. Tapi itu tidak menjamin tidak akan terjadi gumoh Gumoh
> tidak disebabkan oleh minuman/makanan tertentu, namun untuk muntah
> mungkin saja dipicu oleh makanan, misalnya ada makanan yang terlalu
> asam, ada yang terkontaminasi bakteri, ada yang keracunan, semua itu
> bisa menyebabkan muntah, tapi tidak gumoh.
>
>
> Makan Dipaksa, Picu Trauma
> Bila anak kerap muntah saat diberi makan, kemungkinan ada beberapa
> faktor, yang menyebabkannya. Yang sering terjadi adalah feeding problem
> atau problem pemberian makan. Khusus menyoroti feeding problem ini,
> biasanya terjadi dalam keluarga yang kedua orang tuanya bekerja sehingga
> anak diasuh oleh baby sister-nya. Saat ke dokter dan diketahui bobot
> anak berkurang akhirnya si baby sister di beri tugas memperbaiki bobot
> anak.
>
> Biasanya yang terjadi kemudian, adalah menempuh cara paksa, peristiwa
> tersebut malah membuat anak trauma,"Melihat makanan aja sudah membuat
> anak ingin muntah. Wah, dijejelin lagi nih, begitu pikir anak, jadi itu
> salah satu penyebabnya,"tambah Kishore.
>
> Selain trauma, penyebab kedua anak susah makan adalah penyakit. Untuk
> yang satu ini memang harus ditangani oleh dokter. Kemudian yang ketiga
> adalah faktor psikologi, yaitu si kecil merasa makan itu bukan
> urusannya. Kondisi ini terjadi ketika seluruh anggota keluarga menyuruh
> si kecil untuk makan, bapak, ibu, kakek, nenek, om, tante semua menyuruh
> makan, hingga si kecil berpikir makan bukanlah urusannya. Hal ini juga
> bisa membuat anak muntah-muntah, karena punya riwayat waktu kecil sering
> dipaksa.
>
> Seharusnya orang tua membiasakan mengajak anak duduk bersama sewaktu
> bapak dan ibunya makan. Mungkin selama acara makan berlangsung, mejanya
> makan akan berantakan dengan ulahnya. Kebanyakan yang terjadi adalah,
> orang tua memarahi anak. Ini bisa membuat anak trauma.
>
> Asalkan anak tidak mencoba meraih sambal, lebih baik orang tua
> membiarkan saja anak mengambil makanan yang mau dicobanya. Dengan
> mengajaknya makan bersama justru mengajarnya mandiri. Cara makan bersama
> keluarga atau makan bersama teman sebaya akan lebih efektif merangsang
> anak untuk makan dibanding dengan cara paksa / menjejelin yang malah
> membuatnya trauma, karena anak akan berpikir makan bukanlah urusannya.
>
> Beri makan secara bertahap
> Dr. Kishore menyarankan untuk usia 4-6 bulan pertama, bila mungkin cukup
> diberi ASI eksklusif saja tanpa pemberian makanan tambahan atau susu
> formula. Tapi kalau satu dan lain hal ASI tidak bisa diberikan, maka
> selama 4 bulan pertama bayi diberikan susu formula, tanpa makanan padat
> !
>
> Setelah 4 bulan, baru mulai diperkenalkan makanan di luar susu, yang
> lebih dikenal dengan makanan pendamping, karena memang belum menjadi
> makanan pokok. Hingga bayi berusia setahun, susu -baik ASI maupun bubuk-
> tetap menjadi makanan pokok. Buah dikategorikan sebagai makanan
> pendamping jadi porsinya hanya untuk memperkenalkan saja.
>
> Setelah 6 bulan, baru kita bisa mulai dengan bubur tim yang dapat
> dicampur dengan ayam, hati ayam dan sayur. Kemudian kita juga dapat
> memodifikasi rasa di luar manis. Kalau selama 6 bulan ia hanya kenal
> yang manis kecuali buah, kita kenalkan dengan yang tidak manis.
>
> Setelah setahun, baru kita harapkan balita boleh memakan bubur lembek,
> makanan tidak perlu diblender lagi. Nah, setelah setahun makanan pokok
> bayi bukan susu lagi, susu diberikan maksimal 3 kali.
>
>
>
> Faktor Penyebab Gumoh dan Muntah pada Bayi:
>
> Refleks Menelan Belum Bagus
> Bila karena refleks menelannya memang belum bagus, terang Kishore lebih
> lanjut, ketika makanan ditaruh di bagian depan lidahnya, si bayi
> berusaha menelannya dengan menjulurkan lidahnya. Namun bukannya bisa
> masuk, malah makanannya jadi keluar lagi. Seperti halnya bayi mau
> belajar merangkak, kadang jalannya bukannya maju malah mundur karena
> koordinasi motoriknya belum bagus. Sementara kalau dia mengisap ASI, tak
> jadi masalah, karena puting ada di belakang lidahnya. "Tentunya tak
> mungkin kita taruh makanan di belakang lidahnya, bukan?"
>
> Refleks menelan ini, papar Kishore, akan membaik dengan sendirinya.
> Tergantung kemampuan masing-masing bayi dalam menelan. Umumnya di atas
> usia 6 bulan. Jika refleks menelannya belum baik dan bayi belum bisa
> menelan makanan padat, kita bisa mengatasinya dengan mengencerkan lagi
> makanannya dengan cara memblender hingga mudah baginya untuk menelan.
>
> Tak Kenal Dengan Makanannya
> Jika bayi tak kenal atau tak suka dengan makanannya, baik yang semi
> padat ataupun padat, tentu akan ditolaknya. "Selama ini makanan yang
> diterima bayi selalu dalam bentuk cair. Sementara kini dia mulai
> mendapatkan makanan yang agak kental, semisal bubur susu, atau makanan
> agak padat, semisal nasi tim. Nah, karena tak kenal, pasti awalnya akan
> ditolaknya," papar Kishore.
>
> Bila demikian kejadiannya, pemberiannya harus dimundurkan dengan cara
> agak diencerkan lagi. "Jangan memaksakan bayi dengan kemauan kita karena
> akan membuatnya trauma. Bisa jadi setiap kali melihat mangkuk makanan,
> dia jadi menangis karena takut dijejalkan."
>
> Rasanya Berbeda
> Ada pula bayi yang menolak nasi tim karena rasanya yang berbeda. Jangan
> lupa, selama 6 bulan pertama, bayi kenalnya hanya rasa manis. Nah, nasi
> tim tak manis seperti halnya bubur susu, kan? Jadi, ada kemungkinan dia
> tak suka karena rasanya tak manis. Kalau bayi tak suka karena tak
> mengenal rasa nasi tim tersebut, bisa diupayakan agar si bayi belajar
> mengenal rasa. Jadi, rasanya yang harus diubah dan divariasikan. Misal,
> awalnya nasi tim tersebut diberi tambahan glukosa atau yang paling mudah
> adalah kecap manis, hingga rasa nasi tim tersebut masih ada manisnya.
> Semakin lama, kecapnya agak dikurangi hingga bayi mengenal rasa nasi tim
> yang lain.
>
> Muntah juga bisa terjadi, misal, karena bayi kekenyangan makan atau
> minum ataupun karena bayinya mengulet hingga tekanan di perutnya tinggi,
> akibatnya susunya keluar lagi.
>
> Gangguan Sfingter
> Sementara bila karena ada gangguan di saluran cernanya, kita tahu bahwa
> pada saluran pencernaan itu ada saluran makan (esopnagus), yang berawal
> dari tenggorokan sampai lambung. pada saluran yang menuju lambung ini
> ada semacam klep atau katup yang dinamakan sfingter. Fungsinya untuk
> mencegah keluarnya kembali makanan yang sudah masuk ke lambung.
>
> Umumnya sfingter pada bayi belum bagus dan akan membaik dengan
> sendirinya sejalan bertambahnya usia. Umumnya di atas usia 6 bulan.
> Namun, adakalanya di usia itu pun si bayi masih mengalami gangguan.
> Jadi, sifatnya sangat bervariasi. Tentunya, kalau sfingter tak bagus,
> maka makanan yang masuk ke lambung bisa keluar lagi. Gejalanya biasanya
> kalau pada bayi akan lebih sering gumoh, terutama sehabis disusui.
> Apalagi bila ia ditidurkan dengan posisi telentang. Ingat, cairan selalu
> mencari tempat yang paling rendah, bukan? Begitupun bila setiap kali
> diberi makanan padat muntah, harus dicurigai sfingter-nya tak bagus.
> Apalagi bila berat badan bayinya tak naik-naik, misal selama 1-2 bulan.
>
> Kadang ada juga sfingter dengan gangguan, yang disebut hipertropi
> pylorus stenosis, yaitu adanya otot pylorus yang menebal hingga makanan
> akan susah turun dari lambung ke usus, akhirnya keluar muntah.
> Gejalanya, tiap kali diberikan makanan padat akan muntah. Tapi kalau
> makanan cair tidak. Selain itu, berat badannya pun sulit naik. Jika
> gangguannya berat, makanan cair pun biasanya tak bisa lewat, hingga
> menganggu pertumbuhan si bayi karena tak ada penyerapan makanan.
> Biasanya kalau kejadiannya demikian, harus dilakukan tindakan operasi
> secepatnya untuk memperbaiki klepnya hingga saluran makanan dari lambung
> ke usus bisa jalan dengan lancar. Namun kalau gangguannya ringan saja,
> misal, muntahnya jarang dan setelah dilakukan pemeriksaan dengan rontgen
> atau USG ditemui hipertropi sfingter ringan, berat badan anak tetap
> naik. Biasanya kalau kasusnya demikian, tindakan operasi bisa ditunda.
> Diharapkan dengan bertambahnya usia, bayi mulai berdiri tegak hingga
> makanan lebih mudah turun.
>
>
> Tips Menghadapi Bayi Muntah
>
> Jika bayi muntah, saran, cepat miringkan tubuhnya, atau diangkat ke
> belakang seperti disendawakan atau ditengkurapkan agar muntahannya tak
> masuk ke saluran napas yang dapat menyumbat dan berakibat fatal.
>
> Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tak perlu khawatir. "Ini
> berarti muntahnya keluar. Bersihkan saja segera bekas muntahnya. Justru
> yang bahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke saluran napas. Karena
> bisa masuk ke paru- paru dan menyumbat jalan napas. Jika ada muntah
> masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan tindakan apa-apa, kecuali
> membawanya segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut."
> ---------------------------------------------------------
>
> ----- Original Message ----- 
> From: "arni" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <balita-anda@balita-anda.com>
> Sent: Thursday, June 29, 2006 3:39 PM
> Subject: Re: [balita-anda] Gumoh
>
>
> >
> >
> >
> > > > Selamat Sore
> > >
> > > Anak saya perempuan sekarang usia 8 bulan 1/2, dari lahir sampai
> sekarang
> > > sering gumoh (Muntah) walaupun sudah agak berkurang, sampai keluar
dari
> > > hidung banyak (Menghawatirkan)..
> > > Tolong informasinya :
> > > Apakah sebenarnya penyebabnya? apakah ada gangguan ditubuhnya? apakah
> ada
> > > efek samping ke paru2 atau yang lainnya jika sampai keluar dari
hidung?.
> > > Untuk informasi : perkembangan berat badan bagus sampai sekarang dan
> sehat
> > > hanya kenapa gumohnya tidak hilang dan yang sampai keluar dari hidung.
> > >
> > > Terima kasih
> > >
> > >
> > >
> >
>
> --------------------------------------------------------------------------
> > > > Kirim bunga, http://www.indokado.com
> > > > Info balita: http://www.balita-anda.com
> > > > unsubscribe dari milis, e-mail ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > > > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > > > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
> >
> >
>
> --------------------------------------------------------------------------
> > Kirim bunga, http://www.indokado.com
> > Info balita: http://www.balita-anda.com
> > unsubscribe dari milis, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
>
>


----------------------------------------------------------------------------
----


> IMPORTANT -
> The contents of this email and its attachments are confidential and
intended only for the individual or entity named above.
> Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you
receive this email in error, please contact us, then delete the email.
> Please note that any views or opinions presented in this email are solely
those of the author and do not necessarily represent those of the company
and should not be seen as forming a legally binding contract without express
written confirmation.
> Finally, the recipient should check this email and any attachments for the
presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any
damage caused by any virus transmitted by this email.
>




--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke