FYI

Note: forwarded message attached.


Do you Yahoo!?
Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term'
--- Begin Message --- ---------- Forwarded message ----------
From: Ivo Setyadi <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Fri, 18 Feb 2005 14:45:34 +0700
Subject: Awal Maret, Fiskal ke Luar Negeri Dihapus
To: [EMAIL PROTECTED]


Awal Maret, Fiskal ke Luar Negeri Dihapus
Oleh: aryanthini / Sabtu, 29 Januari 2005, 11:34

Denpasar (Bali Post) -
Rencana pemerintah menghapus fiskal berkunjung ke luar negeri bakal
segera terwujud. Kabar terbaru, penghapusan fiskal yang nilainya Rp
250.000 - Rp 1.000.000 itu akan dihapus awal Maret 2005. Demikian
isyarat Ketua Kadin Bali Gede Wiratha di Denpasar, Jumat (28/1)
kemarin.

Wiratha mengaku kabar mengenai penghapusan fiskal bepergian ke luar
negeri diperoleh setelah jajaran DPP Kadin melakukan komunikasi dengan
Menko Perekonomian Aburizal Bakrie. Aburizal memang dikenal dekat
dengan kalangan Kadin karena pernah mengetuai organisasi tersebut.

"Tempo hari memang pemerintah menjanjikan fiskal ke luar negeri
dicabut awal tahun 2005. Mungkin bulan Maret dianggap momentum yang
tepat," ujar Wiratha yang juga Ketua BPP PHRI Bali periode 2000 - 2004
ini.

Sebagaimana diketahui, fiskal ke luar negeri besarnya Rp 1 juta
(melalui udara), Rp 500 ribu (laut) dan Rp 250 ribu melalui darat. Di
Asia Tenggara hanya Indonesia yang memberlakukan fiskal seperti di
atas.

Menurutnya, keputusan pemerintah ini sangat tepat karena memberi
kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk bisa bepergian ke luar
negeri. Dengan demikian, orang yang pergi ke luar negeri nantinya
merupakan hal biasa yang bisa dilakukan oleh siapa pun, bukan hanya
kaum bisnis. "Biar lebih banyak lagi masyarakat kita yang mendapat
inspirasi di luar negeri," ujar Wiratha.

Dia tidak sependapat dengan anggapan bahwa kerugian penghapusan fiskal
lebih besar daripada manfaat yang didapat. Sebagaimana diberitakan di
harian ini sebelumnya, dari segi pendapatan negara penghapusan fiskal
bepergian ke luar negeri menyebabkan potential loss Rp 1,2 trilyun.
"Dari segi pendapatan jangka pendek mungkin kita rugi, namun demi
edukasi masyarakat dampaknya justru sangat menguntungkan untuk jangka
panjang," tandas Wiratha.

Ketika rencana pemerintah ini muncul beberapa bulan lalu, pengusaha
pariwisata umumnya menolak. Pasalnya, langkah tersebut dinilai kurang
mendukung upaya pemulihan pariwisata nasional karena bisa merusak
pasar domestik. Dikhawatirkan, bila fiskal dicabut banyak warga
Indonesia yang lebih memilih ke luar negeri, apalagi tarif pesawat
antarnegara belakangan ini sangat murah. (056)

http://www.balipost.com/index.php?action="">

Yahoo! Groups Sponsor

Get unlimited calls to

U.S./Canada



Yahoo! Groups Links


--- End Message ---
AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke