Sebuah kasus Polio ditemukan di Sukabumi, Indonesia:

Bagaimana kasus ini terdeksi dan bagaimana reaksi yang telah dilakukan:
Pada tanggal 21 April, 2005, laboratorium BioFarma Bandung melaporkan 
ditemukannya virus liar Polio tipe P-1 
dari Polio Surveilans atau spesimen rutin kasus-kasus Acute Flaccid 
Paralysis (AFP).  Fikri, anak berusia 20 bulan dari kampung Cidadap, desa 
GiriJaya, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, menderita panas dan diikuti dengan 
kelumpuhan pada pertengahan Maret y.l., adalah hasil pemeriksaan tinjanya 
yang kemudian dilaporkan oleh BioFarma. Sebuah tim gabungan DepKes dan WHO 
segera turun kelapangan melakukan investigasi aktif. Tim memastikan bahwa 
ini memang benar kasus murni Polio dan bukan karena kasus akibat 
imunisasi.  Indonesia sudah 10 tahun tak ada Virus Polio liar, terakhir 
dilaporkan pada tahun 1995. Tim juga mengumpulkan sampel tinja dari 126 
anak yang mempunyai riwayat kemungkinan kontak, juga mengidentifikasi 20 
kasus AFP disekitarnya (7 kasus sudah dilaporkan, termasuk Fikri, dan 13 
lainnya ditemukan oleh investigasi aktif). Pemerintah setempat telah 
melakukan reaksi yang tepat dengan melaksanakan Outbreaks Response 
Immunization (ORI), y.i mengimunisasi semua anak disekitar kasus, hampir 
4,000 balita dicakup dari desa yang sama dan tiga desa tetangga. 

Apa bantuan USAID kepada Polio Free Indonesia by 2008:
Sejak 1998, USAID/Indonesia merupakan kontributor utama program AFP 
Surveillance System Indonesia, system untuk mendeteksi kasus Polio 
(bantuan rata-rata US $500,000 pertahun). Bantuan ini telah dapat membantu 
memperkuat tiga Laboratorium Polio Nasional dan meningkatkan kualitas 
Polio Surveilans Nasional.  Pada tahun 2000, USAID juga telah melaksanakan 
Sub- Pekan Imunisasi Nasional (Sub-PIN) yang diadakan di 5 propinsi rawan 
(cakupan imunisasi rendah). 

Bagaimana ini bisa terjadi:
Virus P-1 Polio liar ini juga kemudian diketahui sama dengan jenis virus 
Polio dari Nigeria, setelah  suatu genetic sequencing test dilakukan oleh 
laboratorium internasional di Mombay, India. Spekulasi berkembang bahwa 
kemungkinan besar virus import ini disebarkan ke Indonesia melalui Saudi 
Arabia. 
Cakupan PIN tahun 2002 di kabupaten Sukabumi ataupun di tingkat desa cukup 
tinggi, mencapai 95%. Tingkat cakupan imunisasi rutin pada bayi juga cukup 
tinggi, rata-rata diatas 80%. Tetapi cakupan di Kampung Fikri memang 
rendah. Pada umumnya untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan 
imunisasi, diperlukan suatu tingkat cakupan minimal 80% untuk dicapainya 
suatu kondisi proteksi terhadap transmisi suatu penyakit.

Rencana apa yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia:
Departemen Kesehatan akan mengadakan konferensi pers pada hari Jumâat 
tanggal 6 Mei yad. WHO menganjurkan diadakannya suatu Sub-PIN darurat 
(Moping-up), selambat-lambatnya 6 Juni yad. Pemerintah merencanakan 
putaran pertama pada tanggal 31 Mei, dan 28 Juni, putaran kedua. Setiap 
putaran akan mecakup total 5,2 juta balita yang tinggal di Jawa Barat, 
Banten dan DKI-Jakarta. Kegiatan ini sedang menjadi pembahasan oleh DepKes 
dan para donor.  Pemerintah telah menyatakan kebutuhannya akan dana 
operasional, termasuk dana untuk sosialisasi masyarakat. USAID sedang 
mempersiapkan bantuan baik untuk kampanye (sekitar US$200,000) maupun 
menyediakan mope-up expert dari Washington.

Disiapkan oleh Sri Durjati, 3, Mei 2005.

___________________________________________________________________________________________________


PENJELASAN TEKNIS DALAM RANGKA
INDONESIA MENYATAKAN WABAH POLIO



Dengan dinyatakannya wabah penyakit Polio, baik oleh Pemerintah Indonesia 
maupun internasional (WHO), maka hal-hal yang perlu diketahui masyarakat 
adalah:

       Penyakit Polio merupakan penyakit anak, terutama balita, walaupun 
Accute Flaccid Paralysis (AFP) y.i. suatu penyakit dengan gejala panas dan 
diikuti dengan kelumpuhan mendadak, bisa terjadi pada usia anak s/d dewasa 
muda (dibawah usia 15 tahun).

       Apabila mengalami gejala AFP sebaiknya melaporkan kepada puskesmas 
/ Rumah Sakit setempat, untuk diambil sample tinjanya untuk diperiksa 
lebih lanjut ke Laboratorium Polio Nasional yang ada di tiga kota di 
Jjakarta, Bandung dan Surabaya. 

       Sehubungan dengan wabah saat ini pemerintah akan mengadakan 
Imunisasi Wabah Polio (Mopping-Up atau Sub-PIN) di tiga propinsi yaitu: 
Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Semua anak usia 0-59 bulan (Balita) 
akan serentak diimunisasi di wilayah tersebut.

       Rencana , putaran I akan diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2005, 
dan putaran kedua pada tanggal 28 Juni 2005. Setiap balita yang tinggal di 
ketiga wilayah tsb, tanpa memandang kewarganegaraan, harus mengalami kedua 
putaran tersebut.

       Anak usia diatas 5 tahun dan dewasa tidak perlu menjadi target 
imunisasi.

       Pada hari-hari tersebut imunisasi serentak dilakukan pada pos-pos 
PIN, yang lokasi-lokasinya akan diberitakan seluas-luasnya pada setiap 
desa. Kemudian keesokan harinya akan dilakukan kunjungan kesemua rumah 
untuk meyakinkan bahwa semua balita telah terimunisasi, dan menemukan 
balita yang mungkin belum terjaring pada hari pertama.

       Apabila ada balita yang juga belum mendapat pelayanan, misal 
karena tidak ditempat, maka hari-hari berikut, dengan perjanjian, balita 
ybs akan dikunjungi kembali oleh petugas. 

Disiapkan oleh Sri Durjati B, 4 Mei 2005.

Kirim email ke