Infeksi Kulit, Mengganggu Proses Tumbuh Kembang Eh, anak itu tampangnya lucu, ya. Tapi sayang kulitnya enggak mulus, ada bintil-bintilnya." Rasa gemas melihat anak kecil memang bisa berkurang bila pada kulit si anak terdapat bekas infeksi kulit. Tapi itu bukan persoalan utama. Menurut pakar kesehatan kulit, infeksi kulit pada anak bisa berdampak luas, hal yang cukup berat dapat mengganggu proses tumbuh kembang.
Di satu sisi, infeksi kulit membangkitkan gangguan psikologis. Penyakit ini seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman dan stres, menyebabkan anak tidak bisa tidur dan malas makan. Bagi anak-anak yang sudah memahami arfi 'cantik' atau 'gagah' masalahnya bisa lebih runyam. Bila rasa malu memiliki kulit 'berpenyakit' tidak diatasi dengan baik, mereka bisa tumbuh menjadi anak yang minder. Masalah psikologis ini bisa diminimalkan dengan penggunaan obat kulit untuk menyembuhkan dan menghilangkan noda bekas penyakit tersebut. Tapi ternyata pemakaian beberapa obat-obat kulit tertentu seperti golongan kortikosteroid yang dipasarkan berupa krim, memberikan efek samping. Dengan kondisi kulit masih sangat tipis, obat-obat yang dioleskan pada kulit bisa mengiritasi jaringan kulit. Bahkan bila digunakan dalam jangka panjang bisa terserap ke dalam tubuh mempengaruhi kerja organ-organ bagian dalam, seperti ginjal dan hati. Bila meresap ke dalam tubuh, obat-obat infeksi kulit bisa berefek samping menekan kerja hormon pertumbuhan, tentunya ini dapat mengganggu proses pertumbuhan fisik anak. Agar hal-hal negatif tidak terjadi, sedapatnya anak dihindarkan dari penyakit infeksi kulit berat maupun ringan. Di bawah ini diulas beberapa jenis penyakit infeksi kulit yang sering menghinggapi anak-anak berikut solusi yang bisa dilakukan ibu seandainya itu terjadi. Panu Kedengarannya sih sepele, tapi jangan dianggap enteng. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur spesies Malassezia furfur Robin dan bisa mengenai siapa saja, tidak terkecuali anak-anak. Sebetulnya jamur ini sudah bertengger di kulit manusia. Dalam keadaan normal tidak menimbulkan masalah apa-apa. Di saat suhu dan kelembaban tubuh meningkat berbarengan dengan kondisi daya tahan tubuh rendah, barulah jamur ini menginfeksi kulit. Mengobati panu susah-susah mudah. Ada yang bisa hilang dengan cepat, ada juga yang membutuhkan waktu lama. Jika si kecil terserang panu lakukan langkah berikut: a.. Berikan obat antijamur topikal (obat luar) oleskan pada lokasi kulit yang berpanu. b.. Jika sulit dihilangkan berikan obat antijamur sistemik (obat yang diminum). Untuk mendapatkannya berkonsultasilah dengan dokter spesialis kulit dan kelamin. c.. Teruskan pengobatan selama dua minggu sambil jaga kebersihan dan kesehatan kulit. Cacar Air Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Muncul hanya sekali seumur hidup. Gejalanya awalnya, anak mengalami demam, lesu, malas makan. Pada kulit tertentu timbul bintik-bintik merah seperfi biang keringat. Kemudian bintik merah berubah menjadi gelembung-gelembung berisi air yang menimbulkan rasa gatal dan panas. Gelembung air ini menyebar di sekujur tubuh bahkan sampai ke muka. Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya setelah 7 sampai 10 hari. Yang jadi persoalan, virus Varicella ini menular dan bisa bermutasi menjadi herpes. Sehingga, anak-anak yang pernah menderita cacar air berpeluang mengidap cacar ular (herpes zoster) di usia dewasa. Untuk mencegah, sekarang ini sudah tersedia imunisasi cacar air. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan cacar air: a.. Pisahkan anak yang terkena cacar air dari anak-anak lain agar tidak terfular paling tidak selama tujuh hari sejak timbulnya gejala di kulit. b.. Lakukan kompres hangat pada anak untuk menghilangkan demam. c.. Jangan biarkan anak menggaruk gelembung-gelembung cacar air karena bisa meninggalkan bekas parut atau menimbulkan infeksi baru. d.. Setiap hari anak perlu mandikan anak dengan air hangat atau Iap badannya dengan hariduk yang dibahasi air hangat agar kebersihan kulitnya terjaga. e.. Berikan anak sari buah dan air agar kondisi fisiknya cepat. Campak Campak merupakan penyakit yang amat menular dan be berapa dekake lalu pernah menjadi wabah yang menelan banyak korban. Penyakit yang disebabkan infeksi virus rubeola ini sering menyerang anak-anak balita. Gejalanya demam tinggi diikuti timbulnya bintik-bintik putih di bagian dalam pipi yang berlanjut dengan munculnya ruam di seluruh badan, mata merah dan berair tenggorokan sakit, pilek, batuk kering dan bunyinya keras, dan terkadang disertai diare. Bila tidak ditangani dengan baik campak bisa menimbulkan komplikasi infeksi di telinga bagian tengah, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi paru-paru, bahkan radang Penyakit campak rubeola tidak sama dengan campak rubella yang dikenal dengan sebutan campak Jerman atau campak 3 hari. Campak Jerman tidak terlalu menular dan lebih banyak menyerang orang dewasa. Penyakit campak pada anak dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak di usia 1-2 tahun. Bila anak terkena campak: a.. Suruh anak beristirahat di rumah sampai penyakitnya tidak menular lagi b.. Beri minum dan banyak cairan. c.. Bila anak demam dan suhu tubuh tinggi, lakukan kompres hangat dengan cara mengusapkan air hangat ke sekujur tubuh anak. d.. Baluri tubuh anak dengan bedak untuk mengatasi rasa gatal akibat ruam. e.. Lindungi mata dari cahaya yang terlalu terang. f.. Periksakan bila anak deman terus-menerus, kejang, mengantuk berkepanjangan, sakit telinga, atau keluar cairan dari telinga