Mudah-mudahan berguna 
Tips Agar Bisa Menabung Dengan Mudah
Anda mungkin menemukan kesulitan untuk mulai menabung, padahal Anda punya 
penghasilan yang menurut Andapun cukup dan Anda bahkan tidak mempunyai hutang 
dimanapun. Jadi dimana masalahnya ? Masalahnya adalah Anda terbiasa 
menghabiskan seluruh uang Anda setiap bulannya dan Anda tidak sanggup untuk 
merubah kebiasaan tersebut. 
Berikut ini adalah tips-tips menabung dengan mudah , yang dapat membantu Anda 
untuk menyimpan uang dengan lebih baik. 
1. Pay your self first.
Seringkali kesulitan menabung bukan karena tidak adanya uang, tetapi lebih 
tepatnya karena tidak ada lagi sisa penghasilan yang bisa ditabung. Jadi 
mengapa harus menunggu ada sisa uang terlebih dahulu, toh selama ini dari 
penghasilan anda juga jarang ada sisanya. Karena itu rubahlah kebiasaan Anda 
dan mulailah dengan membayar tabungan Anda terlebih dahulu sebelum anda 
membayar kebutuhan hidup lainnya. Dengan demikian Anda tidak perlu khawatir 
lagi apakah diakhir bulan ini Anda masih punya uang atau tidak untuk ditabung 
2. Jadikan tabungan sebagai pos pengeluaran.
Pada tiap bulannya sebelum Anda lakukan pembayaran untuk pengeluaran apapun 
maka bayarlah sejumlah tertentu untuk pengeluaran tabungan . Jadi masukkan pos 
tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin tiap bulan. Anggaplah menabung sebagai 
pengeluaran rutin Anda sama dengan membayar cicilan hutang, atau biaya rumah 
tangga lainnya seperti tagihan listrik, PAM, makanan , transportasi dan 
lain-lain. 
3. Jangan remehkan uang receh
Jangan pernah membayar dengan uang logam . Berbelanjalah hanya dengan uang 
kertas saja. Jika Anda dapat kembalian uang logam , masukanlah uang logam 
tersebut ke dalam celengan ( celengan ayam atau kaleng ). Jangan dibuka sebelum 
penuh, jika sudah penuh masukkanlah ke dalam rekening Anda di Bank. Besarnya 
uang logam yang harus masuk celengan dapat Anda tentukan sendiri misalnya uang 
logam senilai Rp 100 dan Rp 500 ,- atau hanya Rp 1000,- saja atau semuanya. 
4. Naikkan setoran tabungan tiap kali penghasilan anda naik
Setiap kali Anda mendapat uang lebih seperti bonus tahunan, atau THR maka 
sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah tabungan Anda. Begitu juga jika gaji 
Anda naik maka naikkan juga jumlah setoran rutin tabungan anda. 
5. Miliki rekening khusus tabungan
Kesulitan orang pada umumnya dalam mengelola keuangan sehari-hari disebabkan 
karena tidak adanya kejelasan antara pengeluaran untuk keluarga , mana 
pengeluaran untuk pribadi dan mana pengeluaran untuk investasi. Karena itu 
sebuah keluarga sebaiknya memiliki satu rekening khusus yang digunakan untuk 
membiayai pos-pos pengeluaran keluarga terpisah dari rekening pribadi. 
Sedangkan rekening khusus tabungan sebaiknya juga dibuat terpisah agar 
akumulasi dana yang terkumpul untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai tidak 
terpakai untuk pengeluaran lain. 
Gunakan fasilitas autodebet
( fasilitas transfer atau pemindah bukuan otomatis dari bank ) dari rekening 
gaji Anda agar setiap bulan pada tanggal gajian langsung mentransfer sejumlah 
dana ke rekening khusus tabungan. Dengan demikian Anda tidak perlu repot-repot 
datang ke bank atau ATM untuk melakukan transfer atau pemindah bukuan. 
 
TIGA CARA MENGALAHKAN HUTANG
Berhentilah menghalangi kebebasan finansial Anda, jangan terus menerus menguras 
tabungan masa depan. Hutang adalah musuh nomor satu yang merampas impian banyak 
orang dan kebanyakan orang benar-benar tak berdaya dengan hutangnya. Karena itu 
sekaranglah saat yang tepat untuk memberantasnya. 
Kesalahan yang sering terjadi saat berhutang adalah, mengambil hutang terlalu 
banyak, dan digunakan untuk tujuan yang salah pula. Karena hutang orang jadi 
menguras tabungannya, menjaminkan harta bendanya dan melakukan aksi gali lubang 
tutup lubang dari satu kartu kredit ke kartu kredit lainnya hanya untuk 
digunakan memenuhi kebutuhan hariannya. 
Orang mungkin mengira, hanya karena pihak bank atau perusahaan kartu kredit mau 
memberikan pinjaman, mereka lalu serta merta bisa membayar pinjaman itu 
kembali. Orang jadi terlalu fokus pada besarnya cicilan bulanan atau suku bunga 
pinjamannya saja daripada menyadari bahwa hutang itu seperti penyakit kanker 
yang bisa menggerogoti kondisi kesehatan keuangan mereka. Orang membayar bunga 
hutang dari waktu ke waktu, yang tentu saja hanya akan memperkaya pihak bank 
dan perusahaan kartu kredit, sebaliknya tanpa disadari makin membuat kita 
miskin. Sudah begitupun, kita masih saja heran mengapa selalu kehabisan uang. 
Apakah Anda mulai merasa tidak nyaman dengan kenyataan itu ? 
Syukurlah. Rasa tidak nyaman itu mungkin malah akan menyelamatkan Anda dari 
jeratan hutang seumur hidup. Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan, tetapi 
dengan uang hidup Anda menjadi lebih mudah. Tetapi untuk mendapatkan uang tidak 
gratis, Anda harus bekerja untuk itu. Sayang sekali Anda tidak selamanya bisa 
bekerja, padahal kehidupan Anda bahkan mungkin akan berlansung lama setelah 
Anda tidak bisa bekerja. 
Untuk menghadapi proses alamiah ini, kita telah diberikan usia produktif selama 
bertahun-tahun, namun belum banyak orang yang menyadarinya. Begitu mereka 
mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan, segera saja mereka memiliki kartu 
kredit. Daripada mendahulukan tabungan dan investasi, mereka membeli 
barang-barang yang bahkan umurnya bisa jadi lebih pendek daripada cicilan 
pembayarannya. 
Nah.. jika Anda sudah siap untuk memberantas hutang kartu kredit, maka inilah 
rencananya : 
Kenalilah hutang Anda.
Mengetahui berapa jumlah cicilan hutang tiap bulan saja tidak cukup, namun 
lebih dari itu Anda juga harus mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan 
hutang tersebut. Buatlah daftar kepada siapa saja Anda berhutang, berapa jumlah 
saldo atau sisa hutangnya saat ini, berapa suku bunganya masing-masing, dan 
berapa pembayaran cicilan perbulannnya. 
Cari tahu juga mengenai kodisi-kondisi dari pinjaman Anda, misalnya apakah Anda 
bisa mendapatkan diskon hutang jika melunasinya sekarang atau malah sebaliknya 
dikenakan penalty karena pelunasan hutang sebelum jatuh tempo. 
Susunlah prioritas pembayaran hutang.
Dari catatan hutang tadi kemudian susunlah daftar pembayaran hutang menurut 
prioritasnya. Susunlah prirotas pembayaran hutang dari hutang yang dikenakan 
bunga paling tinggi sampai yang paling rendah, bukan dari yang saldo hutangnya 
paling besar. Dimana hutang yang dikenakan bunga paling tinggi menempati urutan 
pertama dari prioritas pembayaran hutang. 
Mengapa demikian ? 
Hutang dengan bunga tinggi ibaratnya seperti Anda mengalami kecelakaan dan 
mengalami luka-luka pendarahan pada beberapa bagian tubuh. Luka yang 
menyebabkan perdarahan paling besar pasti akan ditutup terlebih dahulu oleh 
dokter baru kemudian menutup luka-luka lain yang lebih kecil. Karena jika luka 
dengan pendarahan paling besar tidak segera diatasi maka akan mengancam 
keselamatan jiwa sebab luka ini meyebabkan Anda kehilangan darah paling cepat. 
Logika yang sama bisa kita pakai pada prioritas pembayaran hutang ini. Namun 
bukan berarti kita hanya memprioritaskan satu pembayaran hutang saja dan 
mengabaikan yang lainnya. 
Contohnya begini, jika Anda mempunyai tagihan tiga kartu kredit yang sudah 
membengkak. Masing-masing minimum paymentnya adalah Rp 300.000,-. Sehingga 
total cicilan minimum payment dari ke 3 kartu kredit adalah Rp 900.000,- per 
bulan. Untuk segera menyelesaikan masalah ini maka Anda bersedia menyisihkan Rp 
1 juta per bulan untuk pembayaran kartu kredit ini. Dengan demikian ada 
kelebihan Rp 100.000,- dari anggaran cicilan hutang bulanan. Dengan adanya 
prioritas pembayaran hutang maka berikanlah kelebihan anggaran ini untuk 
pembayaran cicilan hutang yang suku bungannya paling tinggi. Sehingga hutang 
dengan suku bunga paling tinggi adalah Rp 400.000,- sedangkan 2 hutang lainnya 
dengan suku bunga yang lebih rendah masing-masing Rp 300.000,-. 
Jika hutang dengan suku bunga paling tinggi sudah lunas, maka lanjutkanlah 
dengan prioritas pembayaran hutang pada hutang dengan suku bunga tertinggi 
berikutnya. Berikanlah porsi pembayaran cicilan hutang prioritas pertama yang 
sudah lunas tadi untuk menambah pembayaran cicilan hutang prioritas berikutnya, 
dan begitu seterusnya. 
Stop penggunaan kartu kredit.
Ngomong-ngomong, walaupun kita sudah memiliki strategi proritas pembayaran 
hutang, namun rencana ini tidak akan berhasil jika Anda tetap saja menambah 
jumlah hutang kartu kredit. Dengan kata lain, jika Anda ingin memberantas 
tagihan beberapa kartu kredit yang membengkak, maka hentikan menambah jumlah 
hutangnya. Stop pemakaian kartu kredit, dan bayar saja belanjaan Anda dengan 
uang tunai atau dari kartu debet Anda. 
Tinggalkan katu kredit Anda di rumah jika Anda tidak ingin tergoda untuk 
memakainya. Gunakanlah kartu lredit hanya untuk keperluan darurat. Kalau perlu 
potong kartu kredit Anda yang lain dan sisakan satu kartu kredit dengan limit 
kredit yang paling besar untuk berjaga-jaga. Apapun cara yang Anda pakai dalam 
usaha memberantas hutang kartu kredit, tidak peduli betapapun anehnya . Selama 
bisa membantu Anda bisa membangun kebiasaan penggunaan kartu kredit yang baik, 
lakukanlah. Mungkin Anda akan dianggap ekstrem, pelit atau kuno. Well, Andalah 
yang menderita dari hutang yang berkepanjangan bukan mereka. Anda yang 
bertanggung jawab membayar hutangnya, orang lain mungkin sudah terlalu sibuk 
dengan masalah hutangnya sendiri. 
Tentu saja melakukan ke 3 langkah memberantas hutang ini tidak mudah, tetapi 
banyak orang yang sudah melakukannya. Hasilnya, dari hari ke hari mereka 
semakin dekat kepada kebebasan finansialnya daripada melihatnya pergi menjauh. 
Saya yakin Anda juga menginginkan hal yang sama. 
 
PENGHASILAN TIDAK PERNAH CUKUP
"Aduh..gaji cuma numpang lewat aja nih !" kalimat ini sepertinya tidak asing 
bukan ? Kita mungkin secara tidak sadar pernah mengucapkannya atau paling tidak 
pernah terlintas dipikiran atau mendengar teman-teman Anda mengucapkan kalimat 
ini. Anehnya kalimat ini seringkali terucap pada saat belum lama orang gajian. 
Orang sering mengeluh karena penghasilannya dirasa terlalu kecil sehingga tidak 
memiliki cukup uang untuk beli ini itu. Biasanya kalau sudah begitu orang 
menuding kenaikan harga-harga sebagai biang keladi gaji yang tak pernah cukup. 
Mulai dari sembako sampai barang kebutuhan sehari-hari lainnya seperti susu, 
pasta gigi, sabun, mi instant, bahkan baju, sepatu, dan kosmetik, semuanya 
merambat naik. Belum lagi kenaikan tarif telpon, listrik, air, atau biaya 
transportasi, yang semakin membuat pengeluaran Anda membengkak. Jangan lupa 
lho, biaya pendidikan anak-anak berikut buku-buku pelajaran sekolahnya juga 
rajin sekali naik tiap tahunnya. Masalahnya, belum tentu kenaikan harga-harga 
ini selalu diimbangi dengan kenaikan penghasilan kita, bahkan tidak jarang yang 
terjadi adalah sebaliknya 
Namun kenaikan harga-harga bukanlah satu-satunya penyebab gaji yang tidak 
pernah cukup. Sebab ada juga orang yang merasa penghasilannya tidak pernah 
cukup, tidak perduli sudah berapa kali kenaikan gaji yang diterimanya. Mungkin 
Anda sendiri pernah mengalaminya, dimana pernah menarik ratusan atau puluhan 
tibu rupiah dari ATM kemudian menyimpannya di dompet dan tiba-tiba menyadari 
tidak berapa lama setelahnya uang Anda di dompet sudah hampir habis ? Anda 
mungkin sudah tidak ingat lagi untuk apa saja uang itu dibelanjakan. 
Jika Anda berusaha mengingatnya, yah....kemungkinan besar paling-paling habis 
untuk beli majalah,koran, secangkir capucino, beli makanan kecil, atau rokok. 
Belanjaan kecil-kecil seperti tanpa disadari kalau kita kumpulkan jumlahnya 
besarnya juga. Padahal jika kita mengeluarkan uang setiap hari untuk belanjaan 
kecil, maka kalikan saja dengan jumlah hari dalam setahun. 
Saya yakin Anda akan terpukau melihat berapa besarnya jumlah yang Anda 
belanjakan untuk belanjaan kecil. Itu baru belanjaan kecil, belum lagi biaya 
berlangganan TV kabel, baju-baju yang Anda beli saat diskon tapi belum sempat 
dipakai, iuran keanggotaan fitness, dan lain-lain. Rasanya semakin hari semakin 
sulit membedakan keinginan dan kebutuhan disebabkan tuntutan gaya hidup yang 
sulit dipuaskan. 
Mengapa antara penghasilan dan pengeluaran kita seringkali seperti berlomba - 
lomba mengalahkan siapa yang paling besar ? Padahal rasanya kita tidak pernah 
belanja berlebihan atau sengaja menghambur-hamburkan uang. Biasanya yang 
terjadi adalah saat penghasilan kita bertambah maka kita terdorong untuk 
berbelanja lebih banyak lagi. 
Akibatya sama saja, berapapun kenaikan penghasilan kita selalu saja tidak 
pernah cukup. Nah.. apa yang harus kita lakukan agar seberapapun penghasilan 
yang kita miliki bisa mencukupi kebutuhan kita dan bisa membantu kita mencapai 
tujuan keuangan lainnya. 
Kenali Penyebab Tidak Cukupnya Penghasilan Kita
Mari kita analisa dulu apa saja penyebabnya yang membuat penghasilan kita 
serasa tidak pernah cukup. 
1. Kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. Setiap tahun harga barang dan 
jasa-jasa mengalami kenaikan secara alamiah, yang bisa kita kenal dengan 
inflasi. Akibatnya dengan jumlah uang yang sama kita tidak lagi bisa 
mendapatkan atau membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya, sebab nilai uang 
jadi menurun. Masalahnya jika penghasilan kita tetap atau jika kenaikan 
penghasilan kita tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa, sudah pasti 
penghasilan kita tidak cukup. Apalagi jika sudah didera inflasi ditambah lagi 
kebutuhan kita terhadap barang dan jasa terus meningkat namun penghasilan kita 
tidak bertambah, bisa-bisa kita mengalami penurunan kesejahteraan hidup. 
2. Menganut gaya hidup di luar kemampuan finansial, merupakan sumber dari 
hampir seluruh masalah keuangan keluarga. Penyebab utama defisit biasanya 
dipicu sifat boros sehingga membuat kita belanja diluar anggaran. Selain itu 
kita juga perlu waspadai beberapa pos pengeluaran yang sering jumlahnya terlalu 
besar seperti tagihan telpon, busana & aksesoris, barang- barang elektronik, 
hadiah dan sumbangan. Percaya atau tidak, kebanyakan dari pengeluaran itu 
sebenarnya tidak wajib. Misalnya, ngobrol di telpon selain tidak wajib juga 
bisa membuat tagihan telpon membengkak. Beli baju baru tidak harus sebulan 
sekali, mungkin bisa 2 bulan sekali, 
3. Hutang dengan sistem bunga berbunga. Tagihan kartu kredit yang dibayar 
minimal saja akan membuat tagihan kita membengkak. Belum lagi kalau kita 
terlambat membayarnya, sudah pasti terkena biaya keterlambatan. Barang kreditan 
dengan cicilan ringan juga terkadang membuat kita terlena, tanpa disadari 
pengeluaran bulanan jadi besar karena terlalu banyak mengambil barang kreditan. 
Begitu juga dengan cicilan bulanan hutang jangka panjang seperti kredit rumah 
atau mobil. Dengan maksud ingin buru-buru secepatnya melunasi hutang, maka 
orang seringkali memaksa mengambil jangka waktu kredit yang pendek namun 
cicilannya besar. Padahal jika total cicilan hutang bulanan terlalu besar, 
akibatnya penghasilan kita mungkin tidak cukup untuk membayar kebutuhan rumah 
tangga lainnya, 
4. Pengeluaran tak terencana. Belum lagi kalau ada saudara dekat yang pinjam 
uang, sumbangan uang untuk perkawinan, atau membelikan hadiah untuk seseorang 
yang berulang tahun, walaupun sesekali namun nampaknya karena budaya 
kekerabatan kita dekat ditambah lagi teman-teman Anda juga banyak mau tidak mau 
setiap bulan tanpa direncanakan harus keluar uang untuk ini. 
Jurus Ampuh Agar Penghasilan Kita Cukup
Setelah mengenal berbagai penyebab tidak cukupnya penghasilan kita, maka 
saatnyalah kita mencari obat penyembuhnya. Tiga jurus ampuh berikut ini bisa di 
praktekkan untuk mengatasi penghasilan yang tidak pernah cukup, dan lebih dari 
itu bisa juga membantu Anda mengembangkan dan menambah harta kekayaan Anda. 
Jurus Ampuh 1 : Mulailah Kebiasaan Berinvestasi
Tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan inflasi, karena inflasi 
terjadi secara alami dan di luar kemauan kita. Inflasi selain bisa membuat kita 
defisit, juga bisa menggerogoti harta kekayaan kita jika tidak membuatnya 
berkembang biak ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi dari 
asumsi tingkat bunga inflasi. 
Karena itu milikilah anggaran untuk investasi agar hasil keuntungan hasil 
investasi bisa menambah penghasilan kita. Mulailah dengan menghidupkan 
kebiasaan menabung sebesar minimal 10% dari penghasilan kita dan terus 
ditingkatkan jumlahnya sejalan dengan kenaikan penghasilan kita dan biasakanlah 
membayar tabungan kita dahulu sebelum membayar keperluan lainnya. 
Jurus Ampuh 2 : Biasakan Untuk Membuat Anggaran Belanja Bulanan.
Tidak peduli berapapun penghasilan kita baik besar maupun kecil, memiliki 
anggaran belanja bulanan sangat penting karena akan membuat pengeluaran kita 
lebih terkendali. Kuncinya adalah membuat anggaran pengeluaran lebih kecil dari 
penghasilan, dan biasakan berbelanja hanya sebesar jumlah yang sudah 
dianggarkan saja. Dengan mematuhi anggaran yang kita buat sendiri, kita tetap 
bisa berbelanja tanpa mengalami defisit. Dengan anggaran juga kita bisa memilah 
mana pos pengeluaran wajib dan mana yang tidak wajib. Tidak perlu menghilangkan 
pengeluaran tidak wajib jika tidak mau, namun karena tidak wajib kita bisa 
lebih leluasa untuk menguranginya. Karena itu belajarlah untuk membedakan mana 
pengeluran yang wajib, mana yang tidak wajib, mana keinginan dan mana 
kebutuhan. 
Jurus Ampuh 3 : Batasi Cicilan Hutang Bulanan
Kewajiban cicilan hutang bulanan seperti cicilan rumah, cicilan mobil, cicilan 
barang kreditan, dan cicilan hutang kartu kredit, jika di total semuanya 
sebaiknya tidak melebihi 30 % dari penghasilan bulanan. Dengan demikian 70% 
sisanya dari penghasilan kita dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup 
lainnya dan juga investasi. 
Semakin kecil porsi hutang kita ( kurang dari 30% ), maka akan semakin besar 
sisa penghasilan bulanan yang menganggur yang bisa dimasukkan ke investasi, 
sehingga akan semakin baik pula kondisi keuangan kita. 
Jurus Ampuh ke 4 : Miliki Dana Cadangan
Untuk mengatasi pengeluaran yang tidak terduga dan tidak terencana, sebaiknya 
memang tidak mengambil dari gaji rutin Anda. Sebab gaji rutin memang 
diperuntukkan untuk pengeluaran yang rutin juga. Sedangkan untuk pengeluaran 
rutin, sebaiknya diambil dari Dana Cadangan. Dana cadangan ini bisa berbentuk 
sejumlah uang yang Anda simpan direkening di bank, sehingga Anda bisa 
mengambilnya dengan cepat saat terjadi keperluan mendadak. Bentuklah dana 
cadangan minimal tiga kali pengeluaran Anda perbulan. 
Namun jika penghasilan Anda tidak rutin atau penghasilan anda belum stabil maka 
sebaiknya dana cadangan yang dibentuk lebih besar lagi, misalnya 6 kali 
pengeluaran keluarga per bulan. Jika saat ini Anda sudah memiliki sejumlah dana 
tertentu sesuai dengan kebutuhan jumlah minimal Dana Cadangan maka pisahkan 
dana ini ke dalam sebuah rekening tersendiri. Jika Anda sama sekali tidak 
mempunyai simpanan uang tunai, maka segeralah berusaha menyisihkan minimal 10% 
secara rutin setiap bulannya dari gaji Anda. 
Jika sudah tercapai sejumlah Dana Cadangan yang ditargetkan, maka Anda bisa 
berhenti membentuk Dana Cadangan, dan kegiatan setoran rutin tabungan tadi bisa 
dialihkan ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi. Jika 
sewaktu-waktu Dana Cadangan terpakai, maka segeralah isi kembali, sampai 
sejumlah target Dana Cadangan nya tercapai.
 
Ada tiga langkah yang harus dilakukan bagi para lajang dalam mengelola uang:
1. Kendalikan Jumlah Pengeluaran Anda
Pos pengeluaran para lajang lebih sedikit dibanding yang sudah menikah. Maklum, 
kan belum punya tanggungan. Tapi tunggu dulu, banyak lho, kaum lajang yang 
sudah punya tanggungan. Misalnya, untuk membantu orang tua atau adik-adiknya. 
Tapi umumnya tanggungan tersebut tak sebanyak jika sudah berkeluarga. 
Walau pos pengeluarannya masih sedikit, tapi cobalah kendalikan diri setiap 
pengeluaran Anda. Jangan merasa sebagai lajang, Anda bebas mengeluarkan uang 
berapa pun. Jangan punya pikiran, "mumpung masih lajang" seperti yang sering 
kita dengar selama ini. Justru karena Anda masih lajang, Anda harus banyak 
menabung demi masa depan. 
2. Belajarlah Berinvestasi di Berbagai Tempat
Saran saya yang berikutnya untuk Anda yang masih lajang adalah dengan mencoba 
belajar berinvestasi di berbagai tempat mulai sekarang. Ini menjadi sangat 
penting mengingat saya sering sekali melihat orang-orang memiliki penghasilan 
lebih baik ketika sudah berkeluarga, tetapi seringkali dana investasi mereka 
tidak terlalu berkembang karena mereka takut untuk berinvestasi ke berbagai 
tempat. Setelah diselidiki, ternyata ketika mereka masih lajang, mereka tidak 
menyempatkan diri untuk mau belajar berinvestasi ke tempat-tempat lain diluar 
tempat investasi yang sudah mereka kenal. 
Padahal, saat Anda masih lajang, beban yang Anda miliki biasanya lebih ringan 
sehingga kalaupun mengalami kerugian dalam berinvestasi, efeknya mungkin tidak 
akan terlalu mengganggu karena yang mengalami kerugian toh hanya Anda sendiri 
kan? Beda dengan kalau Anda sudah berkeluarga, dimana kalau Anda mengalami 
kerugian dalam berinvestasi, yang ikut terkena getah dari kerugian itu adalah 
keluarga Anda. 
Jadi sekali lagi, mumpung Anda masih lajang, belum memiliki banyak tanggungan, 
belajarlah sejak sekarang. Dalam dunia kerja, Anda mungkin sudah berpengalaman 
dan pintar mencari uang. Tapi ketika Anda harus menginvestasikan sebagian dari 
gaji Anda, anggap saja Anda anak kecil yang masih harus banyak belajar. 
3. Mencari Penghasilan Tambahan sejak sekarang
Seorang lajang umumnya memiliki jumlah penghasilan yang tidak sebesar mereka 
yang sudah berkeluarga. Maklum mereka belum mencapai di puncak karier. Itu 
sebabnya, saya menyarankan, mumpung masih lajang, belajar mencari penghasilan 
tambahan di luar penghasilan utama Anda. 
Persoalan ini penting mengingat pada beberapa kasus, ketika sudah berkeluarga 
dan perlu mencari uang tambahan, seseorang jadi bingung lantaran waktu lajang 
tak punya pengalaman apa-apa soal mencari penghasilan tambahan. 
Jadi, mumpung Anda masih lajang, masih memiliki cukup banyak waktu luang, masih 
bebas menentukan arah dan tujuan Anda ke depan, cobalah untuk memanfaatkan 
waktu untuk membangun masa depan Anda. Salah satunya lewat bekerja menambah 
penghasilan diluar pekerjaan utama Anda. Percayalah, walaupun saat ini Anda 
merasa penghasilan utama masih mencukupi, tetapi penghasilan tersebut belum 
tentu mencukupi ketika Anda menikah nanti kan? Sebaliknya, kalau Anda mau 
mencari penghasilan tambahan sejak sekarang, Anda seperti membangun sumber 
penghasilan cadangan, sehingga ketika menikah nanti, penghasilan Anda 
diharapkan akan lebih mencukupi. Bukan begitu yang diinginkan oleh setiap 
orang? 
 
ANTARA CINTA DAN UANG
Mawar merah, coklat dan candle light diner menjadi semacam ritual wajib untuk 
merayakan Valentine Walaupun bukan salah satu hari besar nasional karena bisa 
memberikan kesempatan libur, hari kasih sayang alias Valentine adalah salah 
satu hari besar terutama bagi pasangan yang biasa merayakannya. Keromantisan 
memang tidak bisa dipisahkan dari hubungan percintaan dan sudah menjadi 
kebutuhan dalam membina hubungan dengan pasangan kita. Valentine hanya 
merupakan salah satu pengesahan saja dari kebutuhan itu. 
Hanya saja hubungan pria wanita saat ini sudah banyak mengalami pergeseran 
nilai. Mau tidak mau kita harus menghadapi kenyataan bahwa dunia semakin 
materialistis dan setiap orang menjadi semakin individualis. Jaman orang tua 
kita dulu, masing-masing pasangan sudah memahami secara alamiah saja bahwa 
laki-laki adalah pencari nafkah dan istri di rumah. Budaya hidup sederhana 
sesuai dengan kemampuan adalah gambaran hidup bahagia, sehingga bagi tiap 
pasangan yang akan menikah masing-masing tidak terlalu banyak mempertanyakan 
bagaimana kehidupan keuangan nanti. Hal ini semakin di dukung dengan budaya 
tabu untuk membicarakan berbagai kebiasaan penggunaan uang sebelum menikah. 
Uang masih saja dianggap sesuatu yang jahat dan lambang keserakahan. Begitulah 
kalau kita takut membicarakan tentang uang., sehingga tidak heran jika 
kemesraan hubungan antara pria dan wanita bisa berubah 180 derajat setelah 
menikah, karena begitu banyak kejutan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Salah 
satunya adalah mengenai kebiasaan penggunaan uang yang sebelumnya tidak 
diketahui. 
Jadi sebelum Anda berdua memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan 
juga bagi Anda yang menikah, ada beberapa hal tentang uang yang harus Anda tahu 
sebagai pasangan. 
"Jika kita mencintai satu sama lain kita tidak akan bertengkar karena uang" 
Berdasarkan pengalaman konsultasi lisan dengan para klien pasangan suami istri, 
saya bisa mengambil kesimpulan. Uang mungkin saja gak ada hubungannya dengan 
cinta, tetapi ternyata sangat berhubungan dengan banyaknya pertengkaran Anda. 
Tidak peduli betapapun besarnya cinta Anda pada suami atau istri. Jika Anda 
berdua tidak bisa menjembatani perbedaan pandangan tentang uang, dan memaksakan 
diri mengambil keputusan keuangan yang tidak bisa mengakomodasi perasaan satu 
sama lain, akan timbul masalah pada hubungan Anda. Cinta ternyata belum dapat 
mengalahkan segalanya, sebab jika demikian halnya maka tidak pernikahan yang 
berakhir dengan perceraian. Cintalah yang membawa Anda ke jenjang pernikahan 
dan menciptakan kemesraan selama beberapa tahun sesudahnya. Namun kehidupan 
permikahan seumur hidup membutuhkan lebih dari cinta. Jadi mari kira renungkan 
sejenak dan pahami beberapa fakta berikut ini : 
                                Bagaimana Anda menghabiskan uang Anda tidak ada 
hubungannya dengan bagaimana Anda mencintai satu sama lain 
                                Anda berdua memang dibesarkan dengan cara yang 
berbeda, sehingga cara memperlakukan uang juga berbeda 
                                Apa arti uang bagi Anda tidak selalu sama 
dengan pasangan Anda 
                                Cara Anda berbelanja mungkin juga berbeda satu 
sama lain 
Fakta-fakta inilah yang terjadi pada kebanyakan pasangan dan membuat perbedaan 
tentang uang dari Anda berdua. Sehingga sangat wajar jika terjadi pertengkaran 
karenanya, jadi bertengkar karena uang bukan karena tidak cinta, tapi karena 
adanya perbedaan tadi. 
"Jika kita tidak membicarakan masalah uang, segala sesuatu akan berjalan baik" 
Banyak calon pasangan mengira bahwa dengan tidak membicarakan masalah uang maka 
mereka tidak akan mempunyai masalah keuangan. Faktanya banyak orang menghindari 
masalah keuangannya dengan mengabaikannya, berharap akan selesai dengan 
sendirinya. Orang bahkan lebih memilih untuk diam daripada membicarakannya 
hanya karena takut bertengkar tentang uang. Tetapi bagaimana mungkin mencari 
jalan keluar dari masalah jika kita bahkan tidak mau membicarakannya. Karena 
itu jika Anda berdua tidak segera membiasakan diri untuk mulai berbicara 
tentang masalah uang maka Anda berdua bisa bangkrut. Rejeki memang datang dari 
Tuhan, tetapi Dia tidak mengirimkannya langsung ke rekening Anda. 
Jadi darimana kita mulai ? Jawabanya mudah sekali. Seperti hampir semua aspek 
kehidupan, maka tempat kita mulai mengelola keuangan kita dengan baik adalah 
dari rumah. Maksudnya adalah Anda dan pasangan harus segera mulai bebicara 
tentang uang bersama-sama. Sebab masih banyak pasangan yang segan membicarakan 
hal ini. Hanya sedikit dari kita yang besar di lingkuanan dimana ke dua orang 
tua bisa membicarakan masalah uang dengan bebas satu sama lain - bersama 
anak-anak di meja makan. Akibatnya banyak dari kita tidak tahu cara mengelola 
keuangan keluarga, bahkan tidak tahu bagaimana mulai membicarakannnya - bahkan 
dengan pasangan hidupnya sendiri ! 
Bicara Tentang Uang Bukan Hal Tabu 
Fakta bahwa kita tidak dibesarkan dalam lingkungan dimana membicarakan tentang 
uang adalah tabu sungguh suatu tragedi. Akibatnya banyak masalah perkawinan 
juga terpicu karena banyak pasangan enggan membicarakan dan cenderung 
menyembunyikan masalah keuangannya. Akhirnya banyak pasangan yang tidak bisa 
bekerja sama dalam mengatasi masalah keuangannya. Kalau tidak terpaksa 
mengikuti kemauan pasangan yang lebih dominan, maka mereka bisa jadi berjalan 
sendiri-sendiri. Padahal jika tiap pasangan mau bekerja sama, mereka bahkan 
mendapatkan hasil yang beberapa kali lebih baik daripada jika dilakukan 
sendiri. Jadi jangan ragu-ragu, apapun tujuan keuangannya, apapun masalah 
keuangannya, bekerjasama dengan pasangan memberikan dorongan semangat dan 
sumber ide yang tiada habisnya yang membuat usaha pencapaian tujuan keuangan 
menjadi jauh lebih mudah

Regards,
Kristi
Bisnis Rumah?
www.ahiradaninternet.com 



Kirim email ke