Mudah-mudahan berguna Tips Agar Bisa Menabung Dengan Mudah Anda mungkin menemukan kesulitan untuk mulai menabung, padahal Anda punya penghasilan yang menurut Andapun cukup dan Anda bahkan tidak mempunyai hutang dimanapun. Jadi dimana masalahnya ? Masalahnya adalah Anda terbiasa menghabiskan seluruh uang Anda setiap bulannya dan Anda tidak sanggup untuk merubah kebiasaan tersebut. Berikut ini adalah tips-tips menabung dengan mudah , yang dapat membantu Anda untuk menyimpan uang dengan lebih baik. 1. Pay your self first. Seringkali kesulitan menabung bukan karena tidak adanya uang, tetapi lebih tepatnya karena tidak ada lagi sisa penghasilan yang bisa ditabung. Jadi mengapa harus menunggu ada sisa uang terlebih dahulu, toh selama ini dari penghasilan anda juga jarang ada sisanya. Karena itu rubahlah kebiasaan Anda dan mulailah dengan membayar tabungan Anda terlebih dahulu sebelum anda membayar kebutuhan hidup lainnya. Dengan demikian Anda tidak perlu khawatir lagi apakah diakhir bulan ini Anda masih punya uang atau tidak untuk ditabung 2. Jadikan tabungan sebagai pos pengeluaran. Pada tiap bulannya sebelum Anda lakukan pembayaran untuk pengeluaran apapun maka bayarlah sejumlah tertentu untuk pengeluaran tabungan . Jadi masukkan pos tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin tiap bulan. Anggaplah menabung sebagai pengeluaran rutin Anda sama dengan membayar cicilan hutang, atau biaya rumah tangga lainnya seperti tagihan listrik, PAM, makanan , transportasi dan lain-lain. 3. Jangan remehkan uang receh Jangan pernah membayar dengan uang logam . Berbelanjalah hanya dengan uang kertas saja. Jika Anda dapat kembalian uang logam , masukanlah uang logam tersebut ke dalam celengan ( celengan ayam atau kaleng ). Jangan dibuka sebelum penuh, jika sudah penuh masukkanlah ke dalam rekening Anda di Bank. Besarnya uang logam yang harus masuk celengan dapat Anda tentukan sendiri misalnya uang logam senilai Rp 100 dan Rp 500 ,- atau hanya Rp 1000,- saja atau semuanya. 4. Naikkan setoran tabungan tiap kali penghasilan anda naik Setiap kali Anda mendapat uang lebih seperti bonus tahunan, atau THR maka sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah tabungan Anda. Begitu juga jika gaji Anda naik maka naikkan juga jumlah setoran rutin tabungan anda. 5. Miliki rekening khusus tabungan Kesulitan orang pada umumnya dalam mengelola keuangan sehari-hari disebabkan karena tidak adanya kejelasan antara pengeluaran untuk keluarga , mana pengeluaran untuk pribadi dan mana pengeluaran untuk investasi. Karena itu sebuah keluarga sebaiknya memiliki satu rekening khusus yang digunakan untuk membiayai pos-pos pengeluaran keluarga terpisah dari rekening pribadi. Sedangkan rekening khusus tabungan sebaiknya juga dibuat terpisah agar akumulasi dana yang terkumpul untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai tidak terpakai untuk pengeluaran lain. Gunakan fasilitas autodebet ( fasilitas transfer atau pemindah bukuan otomatis dari bank ) dari rekening gaji Anda agar setiap bulan pada tanggal gajian langsung mentransfer sejumlah dana ke rekening khusus tabungan. Dengan demikian Anda tidak perlu repot-repot datang ke bank atau ATM untuk melakukan transfer atau pemindah bukuan. TIGA CARA MENGALAHKAN HUTANG Berhentilah menghalangi kebebasan finansial Anda, jangan terus menerus menguras tabungan masa depan. Hutang adalah musuh nomor satu yang merampas impian banyak orang dan kebanyakan orang benar-benar tak berdaya dengan hutangnya. Karena itu sekaranglah saat yang tepat untuk memberantasnya. Kesalahan yang sering terjadi saat berhutang adalah, mengambil hutang terlalu banyak, dan digunakan untuk tujuan yang salah pula. Karena hutang orang jadi menguras tabungannya, menjaminkan harta bendanya dan melakukan aksi gali lubang tutup lubang dari satu kartu kredit ke kartu kredit lainnya hanya untuk digunakan memenuhi kebutuhan hariannya. Orang mungkin mengira, hanya karena pihak bank atau perusahaan kartu kredit mau memberikan pinjaman, mereka lalu serta merta bisa membayar pinjaman itu kembali. Orang jadi terlalu fokus pada besarnya cicilan bulanan atau suku bunga pinjamannya saja daripada menyadari bahwa hutang itu seperti penyakit kanker yang bisa menggerogoti kondisi kesehatan keuangan mereka. Orang membayar bunga hutang dari waktu ke waktu, yang tentu saja hanya akan memperkaya pihak bank dan perusahaan kartu kredit, sebaliknya tanpa disadari makin membuat kita miskin. Sudah begitupun, kita masih saja heran mengapa selalu kehabisan uang. Apakah Anda mulai merasa tidak nyaman dengan kenyataan itu ? Syukurlah. Rasa tidak nyaman itu mungkin malah akan menyelamatkan Anda dari jeratan hutang seumur hidup. Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan, tetapi dengan uang hidup Anda menjadi lebih mudah. Tetapi untuk mendapatkan uang tidak gratis, Anda harus bekerja untuk itu. Sayang sekali Anda tidak selamanya bisa bekerja, padahal kehidupan Anda bahkan mungkin akan berlansung lama setelah Anda tidak bisa bekerja. Untuk menghadapi proses alamiah ini, kita telah diberikan usia produktif selama bertahun-tahun, namun belum banyak orang yang menyadarinya. Begitu mereka mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan, segera saja mereka memiliki kartu kredit. Daripada mendahulukan tabungan dan investasi, mereka membeli barang-barang yang bahkan umurnya bisa jadi lebih pendek daripada cicilan pembayarannya. Nah.. jika Anda sudah siap untuk memberantas hutang kartu kredit, maka inilah rencananya : Kenalilah hutang Anda. Mengetahui berapa jumlah cicilan hutang tiap bulan saja tidak cukup, namun lebih dari itu Anda juga harus mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan hutang tersebut. Buatlah daftar kepada siapa saja Anda berhutang, berapa jumlah saldo atau sisa hutangnya saat ini, berapa suku bunganya masing-masing, dan berapa pembayaran cicilan perbulannnya. Cari tahu juga mengenai kodisi-kondisi dari pinjaman Anda, misalnya apakah Anda bisa mendapatkan diskon hutang jika melunasinya sekarang atau malah sebaliknya dikenakan penalty karena pelunasan hutang sebelum jatuh tempo. Susunlah prioritas pembayaran hutang. Dari catatan hutang tadi kemudian susunlah daftar pembayaran hutang menurut prioritasnya. Susunlah prirotas pembayaran hutang dari hutang yang dikenakan bunga paling tinggi sampai yang paling rendah, bukan dari yang saldo hutangnya paling besar. Dimana hutang yang dikenakan bunga paling tinggi menempati urutan pertama dari prioritas pembayaran hutang. Mengapa demikian ? Hutang dengan bunga tinggi ibaratnya seperti Anda mengalami kecelakaan dan mengalami luka-luka pendarahan pada beberapa bagian tubuh. Luka yang menyebabkan perdarahan paling besar pasti akan ditutup terlebih dahulu oleh dokter baru kemudian menutup luka-luka lain yang lebih kecil. Karena jika luka dengan pendarahan paling besar tidak segera diatasi maka akan mengancam keselamatan jiwa sebab luka ini meyebabkan Anda kehilangan darah paling cepat. Logika yang sama bisa kita pakai pada prioritas pembayaran hutang ini. Namun bukan berarti kita hanya memprioritaskan satu pembayaran hutang saja dan mengabaikan yang lainnya. Contohnya begini, jika Anda mempunyai tagihan tiga kartu kredit yang sudah membengkak. Masing-masing minimum paymentnya adalah Rp 300.000,-. Sehingga total cicilan minimum payment dari ke 3 kartu kredit adalah Rp 900.000,- per bulan. Untuk segera menyelesaikan masalah ini maka Anda bersedia menyisihkan Rp 1 juta per bulan untuk pembayaran kartu kredit ini. Dengan demikian ada kelebihan Rp 100.000,- dari anggaran cicilan hutang bulanan. Dengan adanya prioritas pembayaran hutang maka berikanlah kelebihan anggaran ini untuk pembayaran cicilan hutang yang suku bungannya paling tinggi. Sehingga hutang dengan suku bunga paling tinggi adalah Rp 400.000,- sedangkan 2 hutang lainnya dengan suku bunga yang lebih rendah masing-masing Rp 300.000,-. Jika hutang dengan suku bunga paling tinggi sudah lunas, maka lanjutkanlah dengan prioritas pembayaran hutang pada hutang dengan suku bunga tertinggi berikutnya. Berikanlah porsi pembayaran cicilan hutang prioritas pertama yang sudah lunas tadi untuk menambah pembayaran cicilan hutang prioritas berikutnya, dan begitu seterusnya. Stop penggunaan kartu kredit. Ngomong-ngomong, walaupun kita sudah memiliki strategi proritas pembayaran hutang, namun rencana ini tidak akan berhasil jika Anda tetap saja menambah jumlah hutang kartu kredit. Dengan kata lain, jika Anda ingin memberantas tagihan beberapa kartu kredit yang membengkak, maka hentikan menambah jumlah hutangnya. Stop pemakaian kartu kredit, dan bayar saja belanjaan Anda dengan uang tunai atau dari kartu debet Anda. Tinggalkan katu kredit Anda di rumah jika Anda tidak ingin tergoda untuk memakainya. Gunakanlah kartu lredit hanya untuk keperluan darurat. Kalau perlu potong kartu kredit Anda yang lain dan sisakan satu kartu kredit dengan limit kredit yang paling besar untuk berjaga-jaga. Apapun cara yang Anda pakai dalam usaha memberantas hutang kartu kredit, tidak peduli betapapun anehnya . Selama bisa membantu Anda bisa membangun kebiasaan penggunaan kartu kredit yang baik, lakukanlah. Mungkin Anda akan dianggap ekstrem, pelit atau kuno. Well, Andalah yang menderita dari hutang yang berkepanjangan bukan mereka. Anda yang bertanggung jawab membayar hutangnya, orang lain mungkin sudah terlalu sibuk dengan masalah hutangnya sendiri. Tentu saja melakukan ke 3 langkah memberantas hutang ini tidak mudah, tetapi banyak orang yang sudah melakukannya. Hasilnya, dari hari ke hari mereka semakin dekat kepada kebebasan finansialnya daripada melihatnya pergi menjauh. Saya yakin Anda juga menginginkan hal yang sama. PENGHASILAN TIDAK PERNAH CUKUP "Aduh..gaji cuma numpang lewat aja nih !" kalimat ini sepertinya tidak asing bukan ? Kita mungkin secara tidak sadar pernah mengucapkannya atau paling tidak pernah terlintas dipikiran atau mendengar teman-teman Anda mengucapkan kalimat ini. Anehnya kalimat ini seringkali terucap pada saat belum lama orang gajian. Orang sering mengeluh karena penghasilannya dirasa terlalu kecil sehingga tidak memiliki cukup uang untuk beli ini itu. Biasanya kalau sudah begitu orang menuding kenaikan harga-harga sebagai biang keladi gaji yang tak pernah cukup. Mulai dari sembako sampai barang kebutuhan sehari-hari lainnya seperti susu, pasta gigi, sabun, mi instant, bahkan baju, sepatu, dan kosmetik, semuanya merambat naik. Belum lagi kenaikan tarif telpon, listrik, air, atau biaya transportasi, yang semakin membuat pengeluaran Anda membengkak. Jangan lupa lho, biaya pendidikan anak-anak berikut buku-buku pelajaran sekolahnya juga rajin sekali naik tiap tahunnya. Masalahnya, belum tentu kenaikan harga-harga ini selalu diimbangi dengan kenaikan penghasilan kita, bahkan tidak jarang yang terjadi adalah sebaliknya Namun kenaikan harga-harga bukanlah satu-satunya penyebab gaji yang tidak pernah cukup. Sebab ada juga orang yang merasa penghasilannya tidak pernah cukup, tidak perduli sudah berapa kali kenaikan gaji yang diterimanya. Mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya, dimana pernah menarik ratusan atau puluhan tibu rupiah dari ATM kemudian menyimpannya di dompet dan tiba-tiba menyadari tidak berapa lama setelahnya uang Anda di dompet sudah hampir habis ? Anda mungkin sudah tidak ingat lagi untuk apa saja uang itu dibelanjakan. Jika Anda berusaha mengingatnya, yah....kemungkinan besar paling-paling habis untuk beli majalah,koran, secangkir capucino, beli makanan kecil, atau rokok. Belanjaan kecil-kecil seperti tanpa disadari kalau kita kumpulkan jumlahnya besarnya juga. Padahal jika kita mengeluarkan uang setiap hari untuk belanjaan kecil, maka kalikan saja dengan jumlah hari dalam setahun. Saya yakin Anda akan terpukau melihat berapa besarnya jumlah yang Anda belanjakan untuk belanjaan kecil. Itu baru belanjaan kecil, belum lagi biaya berlangganan TV kabel, baju-baju yang Anda beli saat diskon tapi belum sempat dipakai, iuran keanggotaan fitness, dan lain-lain. Rasanya semakin hari semakin sulit membedakan keinginan dan kebutuhan disebabkan tuntutan gaya hidup yang sulit dipuaskan. Mengapa antara penghasilan dan pengeluaran kita seringkali seperti berlomba - lomba mengalahkan siapa yang paling besar ? Padahal rasanya kita tidak pernah belanja berlebihan atau sengaja menghambur-hamburkan uang. Biasanya yang terjadi adalah saat penghasilan kita bertambah maka kita terdorong untuk berbelanja lebih banyak lagi. Akibatya sama saja, berapapun kenaikan penghasilan kita selalu saja tidak pernah cukup. Nah.. apa yang harus kita lakukan agar seberapapun penghasilan yang kita miliki bisa mencukupi kebutuhan kita dan bisa membantu kita mencapai tujuan keuangan lainnya. Kenali Penyebab Tidak Cukupnya Penghasilan Kita Mari kita analisa dulu apa saja penyebabnya yang membuat penghasilan kita serasa tidak pernah cukup. 1. Kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. Setiap tahun harga barang dan jasa-jasa mengalami kenaikan secara alamiah, yang bisa kita kenal dengan inflasi. Akibatnya dengan jumlah uang yang sama kita tidak lagi bisa mendapatkan atau membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya, sebab nilai uang jadi menurun. Masalahnya jika penghasilan kita tetap atau jika kenaikan penghasilan kita tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa, sudah pasti penghasilan kita tidak cukup. Apalagi jika sudah didera inflasi ditambah lagi kebutuhan kita terhadap barang dan jasa terus meningkat namun penghasilan kita tidak bertambah, bisa-bisa kita mengalami penurunan kesejahteraan hidup. 2. Menganut gaya hidup di luar kemampuan finansial, merupakan sumber dari hampir seluruh masalah keuangan keluarga. Penyebab utama defisit biasanya dipicu sifat boros sehingga membuat kita belanja diluar anggaran. Selain itu kita juga perlu waspadai beberapa pos pengeluaran yang sering jumlahnya terlalu besar seperti tagihan telpon, busana & aksesoris, barang- barang elektronik, hadiah dan sumbangan. Percaya atau tidak, kebanyakan dari pengeluaran itu sebenarnya tidak wajib. Misalnya, ngobrol di telpon selain tidak wajib juga bisa membuat tagihan telpon membengkak. Beli baju baru tidak harus sebulan sekali, mungkin bisa 2 bulan sekali, 3. Hutang dengan sistem bunga berbunga. Tagihan kartu kredit yang dibayar minimal saja akan membuat tagihan kita membengkak. Belum lagi kalau kita terlambat membayarnya, sudah pasti terkena biaya keterlambatan. Barang kreditan dengan cicilan ringan juga terkadang membuat kita terlena, tanpa disadari pengeluaran bulanan jadi besar karena terlalu banyak mengambil barang kreditan. Begitu juga dengan cicilan bulanan hutang jangka panjang seperti kredit rumah atau mobil. Dengan maksud ingin buru-buru secepatnya melunasi hutang, maka orang seringkali memaksa mengambil jangka waktu kredit yang pendek namun cicilannya besar. Padahal jika total cicilan hutang bulanan terlalu besar, akibatnya penghasilan kita mungkin tidak cukup untuk membayar kebutuhan rumah tangga lainnya, 4. Pengeluaran tak terencana. Belum lagi kalau ada saudara dekat yang pinjam uang, sumbangan uang untuk perkawinan, atau membelikan hadiah untuk seseorang yang berulang tahun, walaupun sesekali namun nampaknya karena budaya kekerabatan kita dekat ditambah lagi teman-teman Anda juga banyak mau tidak mau setiap bulan tanpa direncanakan harus keluar uang untuk ini. Jurus Ampuh Agar Penghasilan Kita Cukup Setelah mengenal berbagai penyebab tidak cukupnya penghasilan kita, maka saatnyalah kita mencari obat penyembuhnya. Tiga jurus ampuh berikut ini bisa di praktekkan untuk mengatasi penghasilan yang tidak pernah cukup, dan lebih dari itu bisa juga membantu Anda mengembangkan dan menambah harta kekayaan Anda. Jurus Ampuh 1 : Mulailah Kebiasaan Berinvestasi Tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan inflasi, karena inflasi terjadi secara alami dan di luar kemauan kita. Inflasi selain bisa membuat kita defisit, juga bisa menggerogoti harta kekayaan kita jika tidak membuatnya berkembang biak ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi dari asumsi tingkat bunga inflasi. Karena itu milikilah anggaran untuk investasi agar hasil keuntungan hasil investasi bisa menambah penghasilan kita. Mulailah dengan menghidupkan kebiasaan menabung sebesar minimal 10% dari penghasilan kita dan terus ditingkatkan jumlahnya sejalan dengan kenaikan penghasilan kita dan biasakanlah membayar tabungan kita dahulu sebelum membayar keperluan lainnya. Jurus Ampuh 2 : Biasakan Untuk Membuat Anggaran Belanja Bulanan. Tidak peduli berapapun penghasilan kita baik besar maupun kecil, memiliki anggaran belanja bulanan sangat penting karena akan membuat pengeluaran kita lebih terkendali. Kuncinya adalah membuat anggaran pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, dan biasakan berbelanja hanya sebesar jumlah yang sudah dianggarkan saja. Dengan mematuhi anggaran yang kita buat sendiri, kita tetap bisa berbelanja tanpa mengalami defisit. Dengan anggaran juga kita bisa memilah mana pos pengeluaran wajib dan mana yang tidak wajib. Tidak perlu menghilangkan pengeluaran tidak wajib jika tidak mau, namun karena tidak wajib kita bisa lebih leluasa untuk menguranginya. Karena itu belajarlah untuk membedakan mana pengeluran yang wajib, mana yang tidak wajib, mana keinginan dan mana kebutuhan. Jurus Ampuh 3 : Batasi Cicilan Hutang Bulanan Kewajiban cicilan hutang bulanan seperti cicilan rumah, cicilan mobil, cicilan barang kreditan, dan cicilan hutang kartu kredit, jika di total semuanya sebaiknya tidak melebihi 30 % dari penghasilan bulanan. Dengan demikian 70% sisanya dari penghasilan kita dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup lainnya dan juga investasi. Semakin kecil porsi hutang kita ( kurang dari 30% ), maka akan semakin besar sisa penghasilan bulanan yang menganggur yang bisa dimasukkan ke investasi, sehingga akan semakin baik pula kondisi keuangan kita. Jurus Ampuh ke 4 : Miliki Dana Cadangan Untuk mengatasi pengeluaran yang tidak terduga dan tidak terencana, sebaiknya memang tidak mengambil dari gaji rutin Anda. Sebab gaji rutin memang diperuntukkan untuk pengeluaran yang rutin juga. Sedangkan untuk pengeluaran rutin, sebaiknya diambil dari Dana Cadangan. Dana cadangan ini bisa berbentuk sejumlah uang yang Anda simpan direkening di bank, sehingga Anda bisa mengambilnya dengan cepat saat terjadi keperluan mendadak. Bentuklah dana cadangan minimal tiga kali pengeluaran Anda perbulan. Namun jika penghasilan Anda tidak rutin atau penghasilan anda belum stabil maka sebaiknya dana cadangan yang dibentuk lebih besar lagi, misalnya 6 kali pengeluaran keluarga per bulan. Jika saat ini Anda sudah memiliki sejumlah dana tertentu sesuai dengan kebutuhan jumlah minimal Dana Cadangan maka pisahkan dana ini ke dalam sebuah rekening tersendiri. Jika Anda sama sekali tidak mempunyai simpanan uang tunai, maka segeralah berusaha menyisihkan minimal 10% secara rutin setiap bulannya dari gaji Anda. Jika sudah tercapai sejumlah Dana Cadangan yang ditargetkan, maka Anda bisa berhenti membentuk Dana Cadangan, dan kegiatan setoran rutin tabungan tadi bisa dialihkan ke dalam produk investasi yang returnnya lebih tinggi. Jika sewaktu-waktu Dana Cadangan terpakai, maka segeralah isi kembali, sampai sejumlah target Dana Cadangan nya tercapai. Ada tiga langkah yang harus dilakukan bagi para lajang dalam mengelola uang: 1. Kendalikan Jumlah Pengeluaran Anda Pos pengeluaran para lajang lebih sedikit dibanding yang sudah menikah. Maklum, kan belum punya tanggungan. Tapi tunggu dulu, banyak lho, kaum lajang yang sudah punya tanggungan. Misalnya, untuk membantu orang tua atau adik-adiknya. Tapi umumnya tanggungan tersebut tak sebanyak jika sudah berkeluarga. Walau pos pengeluarannya masih sedikit, tapi cobalah kendalikan diri setiap pengeluaran Anda. Jangan merasa sebagai lajang, Anda bebas mengeluarkan uang berapa pun. Jangan punya pikiran, "mumpung masih lajang" seperti yang sering kita dengar selama ini. Justru karena Anda masih lajang, Anda harus banyak menabung demi masa depan. 2. Belajarlah Berinvestasi di Berbagai Tempat Saran saya yang berikutnya untuk Anda yang masih lajang adalah dengan mencoba belajar berinvestasi di berbagai tempat mulai sekarang. Ini menjadi sangat penting mengingat saya sering sekali melihat orang-orang memiliki penghasilan lebih baik ketika sudah berkeluarga, tetapi seringkali dana investasi mereka tidak terlalu berkembang karena mereka takut untuk berinvestasi ke berbagai tempat. Setelah diselidiki, ternyata ketika mereka masih lajang, mereka tidak menyempatkan diri untuk mau belajar berinvestasi ke tempat-tempat lain diluar tempat investasi yang sudah mereka kenal. Padahal, saat Anda masih lajang, beban yang Anda miliki biasanya lebih ringan sehingga kalaupun mengalami kerugian dalam berinvestasi, efeknya mungkin tidak akan terlalu mengganggu karena yang mengalami kerugian toh hanya Anda sendiri kan? Beda dengan kalau Anda sudah berkeluarga, dimana kalau Anda mengalami kerugian dalam berinvestasi, yang ikut terkena getah dari kerugian itu adalah keluarga Anda. Jadi sekali lagi, mumpung Anda masih lajang, belum memiliki banyak tanggungan, belajarlah sejak sekarang. Dalam dunia kerja, Anda mungkin sudah berpengalaman dan pintar mencari uang. Tapi ketika Anda harus menginvestasikan sebagian dari gaji Anda, anggap saja Anda anak kecil yang masih harus banyak belajar. 3. Mencari Penghasilan Tambahan sejak sekarang Seorang lajang umumnya memiliki jumlah penghasilan yang tidak sebesar mereka yang sudah berkeluarga. Maklum mereka belum mencapai di puncak karier. Itu sebabnya, saya menyarankan, mumpung masih lajang, belajar mencari penghasilan tambahan di luar penghasilan utama Anda. Persoalan ini penting mengingat pada beberapa kasus, ketika sudah berkeluarga dan perlu mencari uang tambahan, seseorang jadi bingung lantaran waktu lajang tak punya pengalaman apa-apa soal mencari penghasilan tambahan. Jadi, mumpung Anda masih lajang, masih memiliki cukup banyak waktu luang, masih bebas menentukan arah dan tujuan Anda ke depan, cobalah untuk memanfaatkan waktu untuk membangun masa depan Anda. Salah satunya lewat bekerja menambah penghasilan diluar pekerjaan utama Anda. Percayalah, walaupun saat ini Anda merasa penghasilan utama masih mencukupi, tetapi penghasilan tersebut belum tentu mencukupi ketika Anda menikah nanti kan? Sebaliknya, kalau Anda mau mencari penghasilan tambahan sejak sekarang, Anda seperti membangun sumber penghasilan cadangan, sehingga ketika menikah nanti, penghasilan Anda diharapkan akan lebih mencukupi. Bukan begitu yang diinginkan oleh setiap orang? ANTARA CINTA DAN UANG Mawar merah, coklat dan candle light diner menjadi semacam ritual wajib untuk merayakan Valentine Walaupun bukan salah satu hari besar nasional karena bisa memberikan kesempatan libur, hari kasih sayang alias Valentine adalah salah satu hari besar terutama bagi pasangan yang biasa merayakannya. Keromantisan memang tidak bisa dipisahkan dari hubungan percintaan dan sudah menjadi kebutuhan dalam membina hubungan dengan pasangan kita. Valentine hanya merupakan salah satu pengesahan saja dari kebutuhan itu. Hanya saja hubungan pria wanita saat ini sudah banyak mengalami pergeseran nilai. Mau tidak mau kita harus menghadapi kenyataan bahwa dunia semakin materialistis dan setiap orang menjadi semakin individualis. Jaman orang tua kita dulu, masing-masing pasangan sudah memahami secara alamiah saja bahwa laki-laki adalah pencari nafkah dan istri di rumah. Budaya hidup sederhana sesuai dengan kemampuan adalah gambaran hidup bahagia, sehingga bagi tiap pasangan yang akan menikah masing-masing tidak terlalu banyak mempertanyakan bagaimana kehidupan keuangan nanti. Hal ini semakin di dukung dengan budaya tabu untuk membicarakan berbagai kebiasaan penggunaan uang sebelum menikah. Uang masih saja dianggap sesuatu yang jahat dan lambang keserakahan. Begitulah kalau kita takut membicarakan tentang uang., sehingga tidak heran jika kemesraan hubungan antara pria dan wanita bisa berubah 180 derajat setelah menikah, karena begitu banyak kejutan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Salah satunya adalah mengenai kebiasaan penggunaan uang yang sebelumnya tidak diketahui. Jadi sebelum Anda berdua memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan juga bagi Anda yang menikah, ada beberapa hal tentang uang yang harus Anda tahu sebagai pasangan. "Jika kita mencintai satu sama lain kita tidak akan bertengkar karena uang" Berdasarkan pengalaman konsultasi lisan dengan para klien pasangan suami istri, saya bisa mengambil kesimpulan. Uang mungkin saja gak ada hubungannya dengan cinta, tetapi ternyata sangat berhubungan dengan banyaknya pertengkaran Anda. Tidak peduli betapapun besarnya cinta Anda pada suami atau istri. Jika Anda berdua tidak bisa menjembatani perbedaan pandangan tentang uang, dan memaksakan diri mengambil keputusan keuangan yang tidak bisa mengakomodasi perasaan satu sama lain, akan timbul masalah pada hubungan Anda. Cinta ternyata belum dapat mengalahkan segalanya, sebab jika demikian halnya maka tidak pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Cintalah yang membawa Anda ke jenjang pernikahan dan menciptakan kemesraan selama beberapa tahun sesudahnya. Namun kehidupan permikahan seumur hidup membutuhkan lebih dari cinta. Jadi mari kira renungkan sejenak dan pahami beberapa fakta berikut ini : Bagaimana Anda menghabiskan uang Anda tidak ada hubungannya dengan bagaimana Anda mencintai satu sama lain Anda berdua memang dibesarkan dengan cara yang berbeda, sehingga cara memperlakukan uang juga berbeda Apa arti uang bagi Anda tidak selalu sama dengan pasangan Anda Cara Anda berbelanja mungkin juga berbeda satu sama lain Fakta-fakta inilah yang terjadi pada kebanyakan pasangan dan membuat perbedaan tentang uang dari Anda berdua. Sehingga sangat wajar jika terjadi pertengkaran karenanya, jadi bertengkar karena uang bukan karena tidak cinta, tapi karena adanya perbedaan tadi. "Jika kita tidak membicarakan masalah uang, segala sesuatu akan berjalan baik" Banyak calon pasangan mengira bahwa dengan tidak membicarakan masalah uang maka mereka tidak akan mempunyai masalah keuangan. Faktanya banyak orang menghindari masalah keuangannya dengan mengabaikannya, berharap akan selesai dengan sendirinya. Orang bahkan lebih memilih untuk diam daripada membicarakannya hanya karena takut bertengkar tentang uang. Tetapi bagaimana mungkin mencari jalan keluar dari masalah jika kita bahkan tidak mau membicarakannya. Karena itu jika Anda berdua tidak segera membiasakan diri untuk mulai berbicara tentang masalah uang maka Anda berdua bisa bangkrut. Rejeki memang datang dari Tuhan, tetapi Dia tidak mengirimkannya langsung ke rekening Anda. Jadi darimana kita mulai ? Jawabanya mudah sekali. Seperti hampir semua aspek kehidupan, maka tempat kita mulai mengelola keuangan kita dengan baik adalah dari rumah. Maksudnya adalah Anda dan pasangan harus segera mulai bebicara tentang uang bersama-sama. Sebab masih banyak pasangan yang segan membicarakan hal ini. Hanya sedikit dari kita yang besar di lingkuanan dimana ke dua orang tua bisa membicarakan masalah uang dengan bebas satu sama lain - bersama anak-anak di meja makan. Akibatnya banyak dari kita tidak tahu cara mengelola keuangan keluarga, bahkan tidak tahu bagaimana mulai membicarakannnya - bahkan dengan pasangan hidupnya sendiri ! Bicara Tentang Uang Bukan Hal Tabu Fakta bahwa kita tidak dibesarkan dalam lingkungan dimana membicarakan tentang uang adalah tabu sungguh suatu tragedi. Akibatnya banyak masalah perkawinan juga terpicu karena banyak pasangan enggan membicarakan dan cenderung menyembunyikan masalah keuangannya. Akhirnya banyak pasangan yang tidak bisa bekerja sama dalam mengatasi masalah keuangannya. Kalau tidak terpaksa mengikuti kemauan pasangan yang lebih dominan, maka mereka bisa jadi berjalan sendiri-sendiri. Padahal jika tiap pasangan mau bekerja sama, mereka bahkan mendapatkan hasil yang beberapa kali lebih baik daripada jika dilakukan sendiri. Jadi jangan ragu-ragu, apapun tujuan keuangannya, apapun masalah keuangannya, bekerjasama dengan pasangan memberikan dorongan semangat dan sumber ide yang tiada habisnya yang membuat usaha pencapaian tujuan keuangan menjadi jauh lebih mudah
Regards, Kristi Bisnis Rumah? www.ahiradaninternet.com