Dear P&M,

3tahun lalu aku anggota aktif di BA ini dan sempat unsubscribe
1tahun ini aku join lagi namun sangat pasif.

Kalau diijinkan aku memberi masukkan (maaf, klo tidak berkenan silakan
close dan delete emailku)
3-4tahun lalu milis ini lebih banyak memuat artikel baik
tumbuh-kembang/stimulasi, sedikit mengenai kesehatan, makanan, ada diskusi
pengalaman pribadi.
Waktu itu ada beberapa pemrihati anak, psikolog, dan DSA gabung disini,
bahkan ada yang membuat buku berdasarkan masukan-masukan rekan milis.
Aku sempat buat folder khusus untuk artikel2 yang aku dapatkan di BA ini
dan ini sangat membantu saat aku punya anak lagi dan teman-teman kantor
yang hamil & punya bayi

Sekarang, aku lihat lebih banyak diskusi dan churhat, promo dan OOTsampai
jalan macet
ini bukan berarti mutu milis sekarang berkurang, saya melihat ini sebagai
kemampuan & kebutuhan para milis aktif.
cuma mungkin bisa didiskusikan lagi scope pembahasan milis ini dan hal-hal
apa yang TIDAK PERLU ditanggapi sehingga tidak perlebar masalah yang tidak
sesuai dengan misi.

Saya sudah tidak pernah lihat tanggapan dari Moderator BA, masih adakah
engkau moderator ?

Ok untuk semua, kita punya harapan yang sama yaitu milis ini membantu kita
untuk menjadi partner dalam mendampingi kehidupan anak-anak kita.


Tabea,
Andrew & Pingkan pe mama

(Embedded image moved to file: pic26962.pcx)


                                                                                       
                    
                                                                                       
                    
                                               To:       [EMAIL PROTECTED]             
          
                                               cc:                                     
                    
            [EMAIL PROTECTED]         Subject:  Re: [balita-anda] Mencetak Anak Cerdas 
?          
            Others, 05/21/04 09:51 AM           ...GAMPANG !                           
                    
                                                                                       
                    





Dear Pak Denny,
Justru artikel-artikel  seperti ini yang saya harapkan makanya saya
subscribe di milis balita anda ini.  Menambah wawasan seputar balita/anak.
Tapi selama ini justru yang masuk hanya tanya jawab yang ga begitu banyak
memberi masukan.
Tolong untuk rekan rekan member milis balita anda, membahas satu topik
jangan terlalu panjang...... dan berulang ulang.....
Kalau memberi masukan atau saran, setidaknya didukung bukti/artikel yang
mantap dan meyakinkan dong...
sorry kalau ada yang tidak berkenan.  Ini demi kemajuan milis ini
kok..............

thx





[EMAIL PROTECTED] on 21/05/2004 08:44:42

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:    [EMAIL PROTECTED]
cc:    [EMAIL PROTECTED]

Subject:    [balita-anda] Mencetak Anak Cerdas ? ...GAMPANG !


Ini ada artikel menarik untuk pengetahuan.
Sorry ........ jika tidak berkenan.......







  Mencetak Anak Cerdas ? ...GAMPANG !

  Oleh info






  Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan merupakan modal
tak ternilai bagi si
  anak untuk mengarungi kehidupan di hadapannya. Beruntung kecerdasan yang
baik ternyata bukan
  harga mati, melainkan dapat diupayakan...



  Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan merupakan modal
tak ternilai bagi si
  anak untuk mengarungi kehidupan di hadapannya. Beruntung kecerdasan yang
baik ternyata bukan
  harga mati, melainkan dapat diupayakan.


  Dr. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg, AS,
memperkirakan faktor
  genetik cuma memiliki peranan sebesar 48% dalam membentuk IQ anak.
Sisanya adalah faktor
  lingkungan, termasuk ketika si anak masih dalam kandungan.


  Untuk menjelaskan peran genetika dalam pembentukan IQ anak, seorang pakar
lain di bidang
  genetika dan psikologi dari Universitas Minnesota, juga di AS, bernama
Matt McGue, mencontohkan,
  pada keluarga kerajaan yang memiliki gen elit, keturunannya belum tentu
akan memiliki gen elit.
  ''Keluarga bangsawan yang memiliki IQ tinggi umumnya hanya sampai
generasi kedua atau ketiga.
  Generasi berikutnya belum diketahui secara pasti, karena mungkin saja
hilang, meski dapat muncul
  kembali pada generasi kedelapan atau berikutnya'', ungkap McGue. ''Orang
tua yang memiliki IQ
  tinggi pun bukan jaminan dapat menghasilkan anak ber-IQ tinggi pula.''
Ini menunjukkan genetika
  bukan satu-satunya faktor penentu tingkat kecerdasan anak.


  Faktor lingkungan, dalam banyak hal, justru memberi andil besar dalam
kecerdasan seorang anak.
  Yang dimaksud tak lain adalah upaya memberi ''iklim'' tumbuh kembang
sebaik mungkin sejak si
  anak masih dalam kandungan agar kecerdasannya dapat berkembang optimal.
Dengan gizi dan
  perawatan yang baik misalnya, si Polan bisa cerdas. Atau dengan menjaga
kesehatan secara baik
  dan menghindari racun tubuh selagi ibunya mengandung dia, si Putri dapat
memiliki intelegensia
  baik. Begitu pula dengan memberikan kondisi psikologis yang mendukung,
angka IQ si Tole lebih
  tinggi dari teman sebayanya. Gizi, perawatan, dan lingkungan psikologis
itulah faktor lingkungan
  penentu kecerdasan anak.


  Kisah Helen dan Gladys, sepasang bayi kembar, bisa menjadi salah satu
buktinya. Pada usia 18
  bulan mereka dirawat secara terpisah. Helen hidup dan dibesarkan dalam
satu keluarga bahagia
  dengan lingkungan yang hidup dan dinamis. Sedangkan Gladys dibesarkan di
daerah gersang dalam
  lingkungan ''miskin'' rangsangan intelektual. Ternyata saat dilakukan
pengukuran, Helen memiliki
  angka IQ 116 dan berhasil meraih gelar sarjana dalam bidang Bahasa
Inggris. Sebaliknya Gladys
  terpaksa putus sekolah lantaran sakit-sakitan dan IQ-nya 7 angka di bawah
saudara kembarnya.

  Gizi dan Perilaku Ibu


  Dr. Devlin menemukan bukti bahwa keadaan dalam kandungan juga sangat
berpengaruh pada
  pembentukan kecerdasan. ''Ada otak substansial yang tumbuh dalam
kandungan'', jelasnya. ''IQ
  sangat tergantung pada bobot lahir bayi. Anak kembar, rata-rata memiliki
IQ 4 - 7 angka di bawah
  anak lahir tunggal karena umumnya bayi kembar memiliki bobot badan lebih
kecil'', tambahnya.

  Lebih dari 20 tahun terakhir berbagai penelitian juga mengungkapkan
korelasi positif antara gizi
  , terutama pada masa pertumbuhan pesat, dengan perkembangan fungsi otak.
Ini berlaku sejak anak
  masih berbentuk janin dalam rahim ibu. Pada janin terjadi pertumbuhan
otak secara proliferatif
  (jumlah sel bertambah), artinya terjadi pembelahan sel yang sangat pesat.
Kalau pada masa itu
  asupan gizi pada ibunya kurang, asupan gizi pada janin juga kurang.
Akibatnya jumlah sel otak
  menurun, terutama cerebrum dan cerebellum, diikuti dengan penurunan
jumlah protein, glikosida,
  lipid, dan enzim. Fungsi neurotransmiternya pun menjadi tidak normal.


  Dengan bertambahnya usia janin atau bayi, bertambah pula bobot otak.
Ukuran lingkar kepala juga
  bertambah. Karena itu, untuk mengetahui perkembangan otak janin dan bayi
berusia kurang dari
  setahun dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan mengukur
lingkar kepala janin.

  Begitu lahir pun, faktor gizi masih tetap berpengaruh terhadap otak bayi.
Jika kekurangan gizi
  terjadi sebelum usia 8 bulan, tidak cuma jumlah sel yang berkurang,
ukuran sel juga mengecil.
  Saat itu sebenarnya terjadi pertumbuhan hipertropik, yakni pertambahan
besar ukuran sel.
  Penelitian menunjukkan, bayi yang menderita kekurangan kalori protein
(KKP) berat memiliki bobot
  otak 15 - 20% lebih ringan dibandingkan dengan bayi normal. Defisitnya
bahkan bisa mencapai 40%
  bila KKP berlangsung sejak berwujud janin. Karena itu, anak-anak
penderita KKP umumnya memiliki
  nilai IQ rendah. Kemampuan abstraktif, verbal, dan mengingat mereka lebih
rendah daripada anak
  yang mendapatkan gizi baik.


  Asupan zat besi (Fe) juga diduga erat kaitannya dengan kemampuan
intelektual. Untuk
  membuktikannya, Politt melakukan penelitian terhadap 46 anak berusia 3 -
5 tahun. Hasilnya
  menunjukkan, anak dengan defisiensi zat besi ternyata memiliki kemampuan
mengingat dan
  memusatkan perhatian lebih rendah. Penelitian Sulzer dkk. juga
menunjukkan anak menderita anemia
  (kurang darah akibat defisiensi zat besi) mempunyai nilai lebih rendah
dalam uji IQ dan
  kemampuan belajar.


  Maka atas dasar hasil penelitian tadi, kita bisa mengatur makanan anak
sejak janin. Ketika anak
  masih dalam kandungan, si ibu mesti makan untuk kebutuhan berdua dengan
gizi yang baik.
  Perilakunya juga mesti dijaga agar tidak memberi pengaruh buruk terhadap
janin. Pasalnya,
  perilaku ''buruk''ibu hamil, merokok misalnya, ternyata juga menjadikan
IQ anak rendah.

  Penelitian David L. Olds et. al. (1994) dari Departement of Pediatrics,
University of Colorado
  di Denver, AS, menunjukkan bayi-bayi yang lahir dari ibu perokok memiliki
faktor potensial
  ber-IQ rendah, seperti bobot lahir rendah, lingkar kepala lebih kecil,
lahir prematur, dan
  perawatan saat di ICU lebih lama dibandingkan dengan bayi dari ibu tidak
merokok selama hamil.
  Anak dari ibu perokok selama hamil pada usia 12 - 24 bulan memiliki nilai
IQ 2,59 angka lebih
  rendah, pada 36 - 48 bulan memiliki nilai IQ 4,35 angka lebih rendah
ketimbang IQ anak dari ibu
  tidak merokok saat hamil.


  Menurut David, asap rokok diduga akan mengurangi pasokan oksigen yang
sangat diperlukan dalam
  proses pertumbuhan sistem syaraf janin. Nikotin rokok akan membuat
saluran utero-plasental
  menyempit. Akibatnya, sel-sel otak bayi akan menderita hypoxia atau
kekurangan oksigen. Asap
  rokok juga akan memicu terjadinya proses carboxy hemoglobin, yaitu
sel-sel darah yang semestinya
  mengikat oksigen malah mengikat CO dari asap rokok. Selain itu, asap
rokok juga mengandung
  sekitar 2.000 - 4.000 senyawa kimia beracun yang secara langsung
mengganggu dan merusak berbagai
  proses tumbuh kembang sel-sel dan

  sistem syaraf.


  Merokok selama hamil juga berpengaruh pada kekurangan zat gizi yang
diperlukan dalam proses
  tumbuh kembang sel otak. Misalnya, kebutuhan zat besi akan meningkat
karena harus memenuhi
  keperluan pembentukan sel-sel darah yang banyak mengalami kerusakan. Hal
ini akan mengurangi
  kemampuan dan persediaan zat gizi lainnya, seperti vit. B-12 dan C, asam
folat, seng (Zn), dan
  asam amino. Zat-zat gizi tsb. dilaporkan sangat diperlukan dalam proses
tumbuh kembang sel-sel
  otak janin. Jika terjadi kekurangan zat-zat gizi esensial, proses tumbuh
kembang otak tidak
  optimal, sehingga nilai IQ pun menjadi lebih rendah.


  Setelah lahir, asupan gizi bagi bayi juga harus dijaga tetap baik.
Idealnya, anak mendapatkan
  ASI secara eksklusif sampai usia 4 - 6 bulan. Jenis makanan, selain ASI,
untuk bayi dan anak
  balita sebaiknya dibuat dari bahan makanan pokok (nasi, roti, kentang,
dll.), lauk pauk,
  bebuahan, air minum, dan susu sebagai sumber protein dan energi. Jangan
lupa, bahan makanan
  harus diolah sesuai tahap perkembangan dari lumat, lembek, selanjutnya
padat. Secara keseluruhan
  asupan makanan sehari harus mengandung 10 - 15% kalori dari protein, 20 -
35 % dari lemak, dan
  40 - 60% dari karbohidrat.


  Menu seimbang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Sejak awal
balita, jika
  memungkinkan, anak diberi susu sebanyak 500 ml. Namun, jika ASI cukup,
susu pengganti tidak
  perlu diberikan hingga usia dua tahun.


  Perhatian juga mesti diberikan terhadap jadwal pemberian makanan. Makan
besar tiga kali
  (sarapan, makan siang, dan malam), makan selingan (makan kecil) dua kali
yang diberikan di
  antara dua waktu makan besar, air minum diberikan setelah makan dan
ketika anak merasa haus,
  serta susu diberikan dua kali, yakni pagi dan menjelang tidur malam.


  Untuk mengetahui kecukupan gizi pada anak ada dua cara yang bisa
digunakan. Pertama cara
  subjektif, yakni mengamati respon anak terhadap pemberian makanan.
Makanan dinilai cukup jika
  anak tampak puas, tidur nyenyak, aktifitas baik, lincah, dan gembira.
Anak cukup gizi biasanya
  tidak pucat, tidak lembek, dan tidak ada tanda-tanda gangguan kesehatan.


  Cara kedua adalah dengan pemantauan pertumbuhan secara berkala. Cara ini
dilakukan dengan
  mengukur bobot dan tinggi anak, dilengkapi dengan mengukur lingkar kepala
pada anak sampai usia
  3 tahun. Hasil pengukuran dibandingkan dengan data baku untuk anak
sebaya. Jika ditemukan
  tanda-tanda kurang sehat, seperti pucat atau rambut tipis dan kemerahan,
anak perlu diperiksa
  secara medis. Ada baiknya juga dilakukan pemeriksaan psikologis, terutama
bila ada kemunduran
  prestasi belajar.


  Tempat Tinggal dan Cerita


  Selain faktor gizi dan perawatan, apa yang dilihat, didengar, dan
dipelajari anak, sejak dalam
  kandungan sampai usia lima tahun, sangat menentukan intelegensia dasar
untuk masa dewasanya
  kelak. Setelah usianya melewati lima tahun, secara potensial IQ-nya telah
tetap. Dengan begitu,
  masa itulah merupakan kesempatan emas bagi kita untuk memacu tingkat
kecerdasan anak.

  Menurut Jean Piaget, psikolog dari Swis, semakin banyak hal baru yang
dilihat dan didengar, si
  anak akan semakin ingin melihat dan mendengar segala sesuatu yang ada dan
terjadi di
  lingkungannya. Karenanya disarankan agar orang tua memperkaya lingkungan
tempat tinggal (kamar
  tidur atau kamar bermain) bayi dengan warna dan bunyi-bunyian yang
merangsang. Umpamanya,
  gambar-gambar binatang atau bunga, musik, kicauan burung, dsb. Semuanya
mesti tidak menimbulkan
  ketakutan dan kegaduhan pada anak.


  Para pakar juga yakin lingkungan verbal bagi anak juga tak kalah
pentingnya. Bahasa yang
  didengarkan anak bisa meningkatkan atau menghambat kemampuan dasar
berpikirnya. Penelitian hal
  ini dilakukan psikolog Rusia. Ia membayar para ibu keluarga miskin untuk
membacakan cerita
  dengan suara keras untuk bayi mereka masing-masing selama 15 - 20 menit
setiap hari. Menjelang
  berusia 1,5 tahun, bayi menjalani pengukuran. Hasilnya, bayi-bayi itu
memiliki kemampuan
  berbahasa yang lebih baik ketimbang bayi-bayi seusianya di daerah yang
sama.

  Penelitian lain dilakukan di sebuah sekolah perawat di New York, AS,
terhadap dua kelompok anak
  usia tiga tahun. Masing-masing anak diperlakukan secara berbeda. Kelompok
pertama diberi
  pelajaran berbahasa selama 15 menit setiap hari. Kelompok kedua diberi
perhatian khusus juga
  selama 15 menit tanpa pelajaran bahasa. Setelah 4 bulan ternyata kelompok
pertama mendapatkan
  kenaikan intelegensia rata-rata sebesar 14 angka. Sedangkan kelompok
kedua kenaikan rata-ratanya
  cuma 2 angka.


  Nah, untuk mendapatkan anak cerdas ternyata gampang. Cuma dengan memberi
makanan sehat,
  perawatan baik, dan lingkungan psikologis yang mendukung sejak dalam
kandung hingga usia lima
  tahun, besar kemungkinan harapan kita akan tercapai.


  by : Khamid Wijaya/dr. Audrey Luize/M. Harli/Masitoh







DISCLAIMER :

The information contained in this communication (including any attachments)
is privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure
under applicable law. It is intended only for the specific purpose of being
used by the individual or entity to whom it is addressed. If you are not
the addressee indicated in this message (or are responsible for delivery of
the message to such person), you must not disclose, disseminate,
distribute, deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information
contained in this transmission.

We apologize if you have received this communication in error; kindly
inform the sender accordingly. Please also ensure that this original
message and any record of it is permanently deleted from your computer
system. We do not give or endorse any opinions, conclusions and other
information in this message that do not relate to our official business.



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



DISCLAIMER :

The information contained in this communication (including any attachments)
is privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure
under applicable law. It is intended only for the specific purpose of being
used by the individual or entity to whom it is addressed. If you are not
the addressee indicated in this message (or are responsible for delivery of
the message to such person), you must not disclose, disseminate,
distribute, deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information
contained in this transmission.

We apologize if you have received this communication in error; kindly
inform the sender accordingly. Please also ensure that this original
message and any record of it is permanently deleted from your computer
system. We do not give or endorse any opinions, conclusions and other
information in this message that do not relate to our official business.



 ---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




,"
DISCLAIMER :

“The information contained in this communication (including any attachments) is 
privileged 
and confidential, and may be legally exempt from disclosure under applicable law. It 
is 
intended only for the specific purpose of being used by the individual or entity to 
whom it is 
addressed. If you are not the addressee indicated in this message (or are responsible 
for 
delivery of the message to such person), you must not disclose, disseminate, 
distribute, 
deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information contained in this 
transmission.

we apologize if you have received this communication in error; kindly inform the 
sender 
accordingly. Please also ensure that this original message and any record of it is 
permanently 
deleted from your computer system. We do not give or endorse any opinions, conclusions 
and 
other information in this message that do not relate to our official business. “

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke