>
>
>
> WAH REWEL AMAT, SIH...!
> Menghadapi batita yang rewel, orang tua harus ekstrasabar karena ia mudah
sekali menangis.
>
>       Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita menjadi begitu
rewel. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari-hari ia pun selalu
mengawali dengan menangis terlebih dahulu. Ada beberapa penyebab yang
tergolong sering jadi pencetus kerewelan pada anak (lihat boks).
>
>       Selain itu, kerewelan si batita ada pula yang berhubungan dengan
temperamennya. Umumnya temperamen anak dibagi menjadi 3, yakni mudah, sulit,
dan lambat (slow to warm up). Untuk mengetahui seperti apa temperamen anak
kita, orang tua sudah bisa melihat ciri-ciri mudah, sulit, dan lambat ini
semenjak anak masih bayi.
>
>       Anak yang tergolong bertemperamen mudah sangat mudah beradaptasi
dalam menghadapi situasi yang baru, tidurnya teratur, termasuk buang airnya.
Sebaliknya anak yang tergolong bertemperamen sulit akan sulit beradaptasi
dengan menunjukkan reaksi yang keras bila dikenalkan pada lingkungan baru.
>
>       Sedangkan anak-anak yang tergolong bertemperamen lambat butuh
rentang waktu tertentu untuk menyesuaikan diri. Biasanya setelah merasa
nyaman, ia akan dapat segera menyesuaikan diri. Nah, umumnya anak-anak yang
tergolong rewel adalah anak-anak yang bertemperamen slow to warm up hingga
sulit.
>
>       PENYEBAB REWEL & CARA MENGATASINYA
>       1. KONDISI FISIK YANG TAK NYAMAN
>
>       Anak yang mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan
umumnya menjadi rewel.
>
>       Sikap Orang Tua:
>
>       Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya
bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya
sudah kembali nyaman.
>
>       2. MENCARI PERHATIAN
>
>       Kadang si batita rewel sekadar untuk mencari perhatian. Ini kerap
terjadi karena umumnya orang tua banyak memberikan perhatian kepadanya saat
sedang rewel saja. Sementara saat sedang bersikap manis si kecil kurang
mendapat perhatian. Akibatnya, si batita telanjur "belajar" bahwa
keinginannya akan dipenuhi dengan cara merengek-rengek sambil menangis.
Bahkan ada pula yang sampai tantrum.
>
>       Sikap Orang Tua:
>
>       * Jangan berikan perhatian khusus pada saat si batita rewel. Bila
perlu jangan penuhi permintaannya sehingga ia menyadari bahwa cara yang
telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini dapat sekaligus untuk mengajari
si batita mengendalikan diri.
>
>       * Ajak si batita berkomunikasi, sampaikan bahwa cara yang dilakukan
adalah salah. Misal, "Kalau ngomong-nya sambil menangis, Bunda tidak tahu
apa yang kamu inginkan. Coba tenang dulu, ngomong yang baik."
>
>       * Biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat,
terutama saat ia bersikap manis. Bentuk perhatian itu cukup berupa kalimat
seperti, "Bunda bangga, lo, karena Tia tidak sulit diajak mandi."
>
>       3. INGIN MENUNJUKKAN KEKUATANNYA
>
>       Batita memiliki kecenderungan menolak. Ia sesungguhnya hanya mau
menunjukkan bahwa dirinya pun punya keinginan atau pendapat. Jadi tak perlu
kaget bila dalam banyak hal si batita kerap menolak dan lebih menyenangi
pilihannya sendiri. Bila keinginannya tidak terpenuhi, hal ini
menyebabkannya menjadi rewel. Apalagi banyak orang tua yang malah bersikap
memaksakan kehendak karena merasa dirinyalah yang paling berhak terhadap
anaknya. Semakin menjadilah kerewelan si batita.
>
>       Sikap Orang Tua:
>
>       Jangan paksakan keinginan Anda. Cobalah untuk berstrategi dengan
cara melontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki
tujuan akhir yang sama. Melalui cara ini, anak diharapkan dapat sekaligus
belajar untuk mengambil keputusan sehingga dapat memupuk rasa percaya
dirinya pula. Contoh, bila ajakan mandi kita ditolaknya, cobalah lontarkan
tawaran, "Adik mau mandi dengan air hangat atau air dingin?" Melalui tawaran
ini, tujuan mandi tetap dapat tercapai dan anak pun bisa mengambil keputusan
dari dua pilihan itu sehingga tak terkesan dipaksa.
>
>       4. TERLUKA PERASAANNYA
>
>       Biasanya ini terjadi bila si batita habis dimarahi. Buntutnya ia
akan rewel dan kerap tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakitkan,
seperti, "Aku benci sama Mama." Ungkapan itu sesungguhnya hanya sekadar
untuk menunjukkan rasa sedihnya. Namun, mendengar ucapan itu banyak orang
tua yang terpancing dan balik memarahi.
>
>       Sikap Orang Tua:
>
>       Jangan terpancing. Rangkullah si batita dan ucapkan kalimat yang
menenangkan seperti, "Mama sayang banget, lo, sama Adik. Nangis-nya sudah ya
nanti capek." Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat si
batita merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan
membuat si batita jadi rewel berkepanjangan.
>
>       5. KETIDAKMAMPUAN MENGERJAKAN SESUATU
>
>       Orang tua tanpa sadar sering menuntut anaknya untuk mampu melakukan
sesuatu dengan ukuran orang dewasa. Dalam hal makan, misalnya, tanpa sadar
terkadang orang tua meminta kepada si batita untuk bisa makan dengan cepat
dan rapi, padahal si batita belum mampu melakukannya. Buntutnya, untuk
menutupi ketidakmampuan itu, si batita malah jadi rewel.
>
>       Sikap Orang Tua:
>
>       Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu
dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya
diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil.
Contoh, "Wah, Adek senang makan sayur ya... sayurnya tinggal sedikit tuh."
Intinya, penghargaan itu diberikan hanya pada saat anak mampu melakukan
sesuatu yang positif.
>
>       5 SIKAP POSITIF ORANG TUA MENCEGAH KEREWELAN
>       1. Berpikir positif
>
>       Orang tua hendaknya tak mudah putus asa bila melihat si batita
misalnya tergolong bertemperamen slow to warm up, yang membutuhkan waktu
cukup lama untuk menyesuaikan diri. Tumbuhkan saja pikiran positif bahwa
saya dapat membentuknya menjadi anak yang baik. Dengan keyakinan ini,
interaksi anak-orang tua yang terbentuk niscaya akan baik.
>
>       2. Tidak mengalah pada kerewelan anak
>
>       Cara orang tua berinteraksi dengan si batita dapat memengaruhi
sikapnya. Misal, si batita yang memiliki kecenderungan rewel dapat jadi
bertambah rewel saat memahami rewel dapat dijadikan sebagai senjata bagi
dirinya. Apalagi bila orang tua selalu memenuhi atau mengalah saat ia
bersikap rewel. Namun bila orang tua bersikap tidak mudah lunak dengan sikap
rewelnya yang dijadikan sebagai senjata, maka bisa jadi ia tidak menjadi
rewel karena ia sudah mengalami bahwa cara itu bukanlah cara efektif untuk
meminta. Jadi interaksi yang benar bakal memengaruhi sikap anak.
>
>       3. Tidak memberikan label
>
>       Pemberian label pada anak malah akan menyebabkannya menjadi tak
percaya diri. Bahkan bisa jadi lambat laun ia menjadi anak seperti yang
dilabelkan selama ini. Umpama, diberi label si rewel dan si cengeng. Bisa
jadi anak memilih bersikap rewel sepanjang waktu.
>
>       4. Fokus pada sikap anak
>
>       Untuk membangun sikap positif anak, tangkap-basahlah sikap manisnya
dan berikan penghargaan. Jangan hanya memberikan perhatian saat anak sedang
bersikap buruk. Contoh, "Wah, hari ini kamu oke, deh." Sambil menunjukkan
satu jempol ke arahnya. Ini dapat membangun rasa percaya diri anak.
>
>       5. Tidak membandingkan-bandingkan
>
>       Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orang tua
adalah memaksimalkan kelebihan setiap anak dan meminimalkan kekurangannya.
Hal itu dapat menumbuhkan rasa percaya si batita bahwa dirinya memang
memiliki keistimewaan.
>
>       Utami Sri Rahayu. Ilustrator: Pugoeh
>
>       Konsultan Ahli:
>
>       Dra. Rozamon Anwar, Psi., MSi.,
>
>       dari SD Fajar Hidayah, Cibubur, Jakarta Timur
>
>
>
>
Best Regards

Leon Boni Ventura


--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
FAQ milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke