FYI, mudah2an artikel lama ini berguna buat yg membacanya. Buat yg tidak berkenan maaf ya. (sumber : www.majalahsaksi.com)
 
rgrd
 
Mengusir Jin Nakal Massal
Penulis:Misroji
Selama tiga bulan terakhir, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PK Sejahtera Jawa Timur menjalankan program Ruqyah Syar’iyah. Setidaknya 10 daerah tingkat dua telah didatangi tim ruqyah, antara lain Magetan, Ponorogo, Blitar, dan Jombang.

“Ruqyah syar’iyah adalah sebuah terapi syar’i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa perlindungan yang bersumber dari Sunnah Nabi. Tujuannya untuk menjaga dan melindungi diri sendiri atau orang lain dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, serta gangguan kejiwaan,” ujar Ketua Tim Ruqyah Ahmad Mudzoffar Jufri, MA.
Menurut Mudzoffar, istilah ruqyah disertai kata syar’iyah dimaksudkan bahwa terapi ini dalam pelaksanaannya harus murni sesuai dengan batasan-batasan syari’ah Islam yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Hal ini, katanya, baik dalam kemurnian aqidah dan ibadah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan.

Selama program ruqyah massal ini digelar, ribuan orang, baik kader, simpatisan, maupun masyarakat awam telah merasakan manfaatnya. Menurut catatan tim ini, sebagian peserta ruqyah, termasuk kader inti, yang semula ikut sebagai peserta berubah menjadi pasien, tanpa disadari sebelumnya.
Masalah ini, katanya, terkait dengan masa lalu atau latar belakang sebagian kader yang sempat berhubungan dengan dunia klenik, dukun, “isi-isian” dan “bekal-bekalan”, khususnya yang terkait dengan beladiri dan olah kanuragan tenaga dalam, olah pernafasan, meditasi, dan semacamnya. “Di samping itu, pengaruh lingkungan keluarga yang masih akrab dengan segala sesuatu yang berbau klenik, mistik, dan perdukunan serta alam jin, juga berpengaruh dalam masalah ini,” ujar Mudzoffar.

Lebih lanjut, kegiatan ini, menurutnya, sebagai sarana yang sangat efektif untuk mendeteksi tingkat kondisi ruhani dan keimanan serta kualitas amal ibadah harian para kader. Sehingga setelah mengikuti daurah ruqyah ini rata-rata peserta merasa terpacu dan terpicu untuk meningkatkan kualitas maknawiyah-nya.

Dari berbagai daurah ruqyah yang telah dilakukan tersebut memunculkan kader-kader peruqyah baru di daerah-daerah. “Idealnya setiap kader adalah peruqyah, sehingga setidaknya setiap DPD atau bahkan DPC mempunyai tim peruqyah sendiri. Sebab, sekarang ini kita butuh sebanyak mungkin peruqyah untuk memenuhi kebutuhan mendesak di masyarakat,” tandas Mudzoffar yang juga Ketua Dewan Syari’ah Wilayah DPW PK Sejahtera Jawa Timur.

Tim ruqyah DPW Jatim kini bersiap menggelar ruqyah massal di Kediri, 24 Agustus, di Madiun, 31 Agustus, serta di Pacitan, 6-7 September mendatang. Mereka mengaku, secara eksternal kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dakwah. “Ini merupakan sarana dakwah yang sangat efektif untuk meng-counter arus deras syirik yang demikian gencar, apalagi didukung oleh kebebasan media massa cetak dan elektronik yang mengelupas dan mempromosikannya secara besar-besaran,” aku anggota tim peruqyah Dwi Aprianto.

Menurutnya, daurah ruqyah merupakan forum dimana mereka bisa secara terang-terangan dan blak-blakan mengangkat tema-tema yang selama ini dianggap sangat sensitif seputar fenomena-fenomena syirik dan bid’ah yang marak di masyarakat.
Ini juga, katanya, sebagai sarana efektif penyadaran dari bahaya kesesatan dan kesyirikan yang selama ini tidak mereka sadari. Antusiasme masyarakat selalu besar dan meningkat dalam menyambut dan menunggu-nunggu kegiatan ruqyah ini karena memang sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

Di antara hasil dan dampak sangat positif di masyarakat, menurut Mudzhoffar, adalah tumbuh dan menguatnya kesadaran untuk membersihkan diri dan kehidupan mereka dari kepercayaan sesat terhadap benda-benda “bertuah” seperti keris, tombak, akik, jimat, rajah, dan sejenisnya. Hal itu, lanjutnya, dibuktikan dengan amat banyaknya benda-benda tersebut yang mereka serahkan dengan sukarela pada saat pelaksanaan kegiatan maupun setelahnya. Lantas, mereka secara bersama-sama menghancurkan dan membakarnya pada saat kegiatan itu digelar. Ada pula yang mereka hancurkan dan bakar sendiri di rumah masing-masing. Padahal, di antara benda-benda keramat itu bernilai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.

Tak sedikit pula sebagian peserta meminta adanya tindak lanjut berupa pembinaan dan pelurusan aqidah mereka. Mereka ini dibina dalam kelompok-kelompok pengajian kecil. Di samping itu, mereka juga semakin waspada terhadap cara-cara terapi atas gangguan jin yang selama ini mereka kenal dan bisa membedakan antara cara-cara yang syar’i dan yang tidak syar’i, meskipun sama-sama menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa berbahasa Arab.
“Dewasa ini semakin lebar pintu-pintu masuknya syirik dan bid’ah sehingga memudahkan jin menganggu orang, yang tanda-tandanya seperti perasaan takut sekali, marah sekali, sedih sekali, kelalaian hati dari dzikrullah, dan lain-lain,” tutur Mudzhoffar.

“Pintu-pintu” lain yang juga ikut andil dalam merusak aqidah umat, menurut jebolan Universitas Imam Muhammad bin Saud, Saudi Arabia, ini adalah pintu dunia perdukunan, peramalan, paranormal, dan sejenisnya. Kedua, pintu beladiri dan olah kanuragan dengan menggunakan tenaga dalam. Ketiga, pintu dunia olah pernafasan, meditasi, dan semacamnya. Keempat, pintu dunia pengobatan alternatif supranatural. Kelima, kecenderungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik, dan misteri. Dan eratnya kehidupan masyarakat modern dengan patung-patung, gambar-gambar, musik, dan lain-lain.

Tim daurah ruqyah ini berharap kegiatan ini menjadi agenda nasional melalui kebijakan DPP PK Sejahtera. Selain itu, kegiatan ruqyah ini bisa dijadikan salah satu agenda yang memiliki muatan nilai nashrullah yang sangat tinggi, sehingga kegiatan semacam ini menjadi salah satu faktor utama peraihan kemenangan hakiki.

Artikel Lainnya

Kirim email ke