Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip dari buku "Gifts From 
The
Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di 
toko
buku Gramedia, maupun toko buku lainnya.
Kisahnya sbb :

=======================================================================
Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang Terbaik Untuk .......
=======================================================================

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh 
tahun
yang bernama Luke.
Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya 
yang
bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain
yang hebat.
Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya
di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir disetiap
pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat 
memukul bola
maupun tidak.
Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan
kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah 
pernikahan
berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya
berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun.
Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal 
karena
mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah
berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh 
waktu yang
biasa dilakukannya pada malam hari.
"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang 
dapat
mencintaiku seperti dia".
"Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah
seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri 
merasa
nyaman.
"Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang sa! ja yang
sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk 
selama-lamanya.
Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang 
ditinggalkan
untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk 
tinggal
bersamanya. Bersama-sama,mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg 
dihadapi
anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu 
bersikap
optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha
menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,Sherri selalu datang 
dan
bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya 
bermain
beberapa menit saja.
Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", 
panggilnya.
"Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini
sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?" Pelatih mempertimbangkan
keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain.
Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan 
mengayunkan
tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang 
kesabaran
dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras dalam beberapa 
hari
ini. "Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi 
merah
Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." 
Hati
Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain.
Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home 
run dan
mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang
sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke 
bermain
sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir 
lapangan.
"Pertandingan yang sangat mengagumkan,"katanya kepada Luke. "Aku tidak 
pernah
melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi
begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh 
air mata
kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata
"Pelatih,ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.
Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat
kecelakaan itu.
Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.
Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan
terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua 
orangtuaku
dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku 
bermain.
Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Luke kembali 
menangis
terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan
mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sa! ng pelatih 
yang
berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu 
mengucapkan
sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis.
Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya
sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang 
pelatih,
tetapi sebagai seorang anak.....

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal 
ini,
ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha
melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan 
ibunya
sudah pergi selamanya............
Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........
Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai 
saat
itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, 
membahagiakan
mereka,membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.Dia menyadari 
bahwa
waktu sangat berharga, atau ! ia akan menyesal seumur hidupnya............

============================================================================
Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 
TAHUN :

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu 
kita.
Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari 
mereka
dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah 
prestasi &
hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat 
mereka
bangga dgn kita. Bukannya melakukan perbuatan2 tak terpuji, yang membuat 
mereka
malu.

Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang 
terbesar.
Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk
membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ?
Berapakah usia Anda saat ini ? Apakah Anda masih memiliki kesempatan
tersebut ? Atau kesempatan itu sudah ! hilang untuk selamanya.........?


Kirim email ke