Ayo.. Kita kampanyekan Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga

Pukulan vs Time-out. Manakah yang lebih efektif ?
oleh : Taufan Surana  
 
Akhir-akhir ini berita tentang kekerasan yang dilakukan oleh orangtua kepada
anaknya banyak muncul di media TV maupun koran di Jepang. Hampir setiap
hari, ada saja berita yang memuat tentang anak yang dibawa ke rumah sakit
dengan luka berat, bahkan sampai meninggal gara-gara 'dihukum' oleh
orangtuanya. Dari bayi yang berusia beberapa bulan sampai anak SD harus
mengalami 'hukuman' dari orangtuanya.
        Bayangkan, ada seorang bayi berusia 7 bulan meninggal karena tidak
diberi makan oleh orangtuanya selama beberapa hari.
        Uniknya, pada saat ditangkap polisi dan diinterogasi, alasan para
orangtua tersebut semua SAMA, yaitu memberikan hukuman karena anaknya tidak
mau mengikuti apa yang dikatakan orangtua. Atau menurut mereka, "MENGAJARKAN
DISIPLIN kepada anaknya". 
Di negara maju seperti Jepang saja (dimana telah diterapkan Undang-Undang
Perlindungan Anak) masih banyak kejadian penyiksaan terhadap anak. Bagaimana
dengan kita di Indonesia ? atau dengan lingkungan kecil di sekitar kita
sendiri ?
        Dari hal-hal diatas tersebut, kita semua semakin menyadari bahwa
masih banyak orangtua yang salah dalam menerapkan atau mengajarkan disiplin
kepada anaknya. Sayangnya, para orangtua tersebut tidak pernah menyadarinya,
dan bahkan tidak pernah
berusaha untuk mempelajarinya.  
Jika melihat hal ini, saya begitu salut dan hormat kepada anda yang sangat
peduli terhadap perkembangan buah hati anda. 
Saya dan anda tentunya sudah menyadari sekali bahwa betapa sulitnya menjadi
orangtua yang baik itu. Hal yang paling sulit adalah bagaimana kita sebagai
orangtua bisa mengendalikan emosi kita dalam mengasuh anak. Mungkin secara
teori kita sudah banyak belajar melalui buku-buku ataupun seminar tentang
perkembangan anak, tetapi begitu menghadapi anak kita yang 'nakal',
hilanglah semua teori itu dari kepala kita.
        Apakah anda pernah mengalaminya ? Saya masih mengalaminya, apalagi
dengan semakin meningkatnya usia anak.
Ketidakmampuan kita mengendalikan emosi ini akhirnya muncul dalam bentuk
pukulan atau tindakan fisik terhadap anak kita. Semua buku/informasi tentang
cara mengajar disiplin kepada anak selalu menekankan untuk tidak boleh
memukul atau memberikan hukuman fisik dalam melakukannya.
        Memang, mudah dikatakan, tapi cukup sulit untuk diterapkan. Jika
anda sudah membaca eBook kami "3 Tahun Pertama yang Menentukan", tentunya
tahu bagaimana pengalaman saya terhadap anak saya dalam hal hukuman fisik
ini. Hukuman fisik justru bisa menjadi 'permainan menarik' bagi anak, dan
tidak mampu mendisiplinkan anak.
        Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa anak balita masih belum bisa
memahami hubungan antara tindakannya yang 'nakal' (menurut orangtua) dengan
pukulan yang diterimanya. Anak HANYA merasakan sakit karena dipukul tanpa
tahu kenapa kok dipukul. Kalaupun si anak tidak lagi melakukan tindakan
'nakal'-nya itu, hal ini bukan karena dia menyadari kenakalannya, tetapi
lebih pada rasa takut akan dipukul lagi. Artinya, pukulan tersebut sama
sekali tidak bisa mendisiplinkan anak atas
kesadarannya sendiri ! 
Jadi, JANGAN PERNAH MEMUKUL !!!
 
Memukul tidak ada gunanya sama sekali bagi anak, KECUALI hanya memuaskan
emosi orangtua. Anda setuju ? 
Dalam menghadapi sikap anak yang 'nakal' dan tidak disiplin atau melanggar
peraturan keluarga, para ahli perkembangan anak menyarankan untuk memberikan
TIME-OUT kepada anak. Time-out disini sebenarnya kata halus untuk sebuah
hukuman tetapi BUKAN hukuman fisik. 
Time-out ini biasanya dalam bentuk menyuruh anak untuk duduk di sebuah kursi
atau masuk ruangan tertentu dalam waktu tertentu. Panjang waktu yang paling
efektif adalah disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, waktu time-out untuk
anak usia 2 tahun adalah 2  menit, untuk anak usia 3 tahun adalah 3 menit. 
Jangan terlalu lama !
 Time-out ini sangat efektif untuk menghukum anak yang suka  memukul,
merusak barang atau berkelakuan di luar batas sopan  santun yang telah
ditentukan oleh orangtua. 
        Setelah waktu time-out selesai, orangtua harus menjelaskan kenapa
dia dikenai time-out, dan kemudian menasehati tentang perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh anak. 
Menasehati pada saat anak sudah tenang ini akan memberikan hasil yang sangat
efektif, dibandingkan dengan nasehat pada saat  setelah anak dipukul,
apalagi pada saat anak menangis. Jadi,  untuk menasehati anak yang efektif
itu memang perlu waktu yang 
tepat, yaitu pada saat emosi anak sedang tenang. Menasehati (memarahi?) anak
sambil berteriak, ditambah lagi pada saat emosi anak tinggi (mis. sedang
menangis), sama sekali TIDAK akan membuahkan hasil apapun !
        Kembali lagi ke masalah time-out, yang perlu diingat adalah bahwa
time-out menjadi tidak efektif bila dilakukan terlalu sering atau untuk
kelakuan anak seperti misalnya hanya karena anak tidak mau membereskan
mainannya, dan sejenisnya. 
        Untuk mengajarkan disiplin tentang kelakuan anak seperti hal diatas,
atau mencegah ledakan kemarahan (temper tantrum) dan sejenisnya, pemberian
'signal awal' kepada anak merupakan cara yang paling efektif dari berbagai
cara yang ada. 
        Untuk orangtua yang terlanjur mempunyai kebiasaan memukul, cara yang
cukup efektif untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini adalah dengan sesering
mungkin membaca tulisan tentang tidak baiknya memukul anak itu. Saya sendiri
seminggu sekali selalu membaca artikel yang sama tentang hal ini tanpa
bosan-bosannya. Untuk yang tidak punya artikel khusus, mungkin artikel ini
bisa dimanfaatkan :)
        Dengan membaca artikel seperti itu, kita akan diingatkan terus akan
keburukan memberikan hukuman fisik. Letakkan saja buku/ artikel tentang hal
ini di atas meja kerja anda, dan pada saat waklu luang, lihat-lihat sebentar
sambil refreshing :) 
Mudah 'kan ? 
Terakhir kali,
Mari kita galakkan upaya untuk selalu menghindari kekerasan di dalam rumah
tangga, demi masa depan buah hati kita tercinta dan masa depan bangsa
Indonesia !
        Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa remaja yang nakal dan
sering mengganggu orang lain ternyata sebagian besar  mempunyai latar
belakang dimana pada masa kecilnya mereka sering mendapatkan hukuman fisik
dari orangtuanya.


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke