Jika anak demam
Written by Dr. Hardiono Pusponegoro, SpA(K)
Demam merupakan salah satu alasan orangtua membawa anaknya ke dokter.
Beberapa orangtua berpikir bahwa demam merupakan sesuatu yang buruk dan
dapat menyebabkan kerusakan otak. Pandangan seperti itu tidak tepat karena
demam sebenarnya merupakan salah satu usaha tubuh kita untuk melindungi
tubuh dari infeksi. Pada saat terjadi infeksi maka tubuh akan memproduksi
panas lebih banyak. Dengan panas maka usaha untuk membunuh mikroorganisme
penyebab infeksi menjadi lebih optimal.

Demam adalah kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC (diukur di ketiak).
Seringkali tidak serius, tetapi kadang serius juga. Maka kita perlu
bertanya apa kemungkinan penyebab demam pada anak saya? Apakah demam
tersebut serius atau tidak?

Penyebab demam yang serius misalnya pneumonia atau radang paru. Terdapat
tiga gejala utama pneumonia yaitu demam yang tinggi dan paling penting
adalah adanya sesak nafas.

Contoh infeksi lain yang serius adalah meningitis, suatu infeksi selaput
otak. Penyakit ini sangat jarang. Tanda-tanda yang perlu kita waspadai
adanya kemungkinan ke arah meningitis :

Kontak matanya tidak baik? Anak seperti tidak memandang kepada kita.
Ia kelihatan kesakitan ketika menggerakan kepala dan tidak ingin
menggerakkannya.
Anak mengalami kejang.
Pada bayi, ubun-ubun besarnya membonjol.
Saat demam turun anak tetap lesu.
Pada sebanyak 5% anak, dapat terjadi kejang demam. Sebenarnya kejang demam
tidak berbahaya, tetapi sangat menakutkan bagi orang tua. Kejang demam
baru menjadi masalah dan disebut sebagai kejang demam kompleks bila kejang
berlangsung lebih dari 15 menit, kejangnya satu sisi anggota tubuh saja,
kejang berulang lebih dari 2 kali per hari, terjadi pada bayi kurang dari
satu tahun, atau setahun lebih dari 4 kali kejang. Kejang demam yang
terjadi pada anak yang sudah mempunyai gangguan saraf sebelumnya juga
memerlukan terapi terus menerus.

Anak yang seperti apa yang mengalami kejang demam sederhana dan orang tua
tidak perlu khawatir? Apabila kejang demam yang dialami bersifat kelojotan
atau kaku diseluruh tubuh, berlangsung kurang dari 15 menit dan setelah
kejang anak sadar. Bagaimana saya tahu kalau anak saya sadar? Biasanya
anak bayi akan menangis sedangkan pada anak yang lebih besar bila
dipanggil namanya akan menengok.

Walaupun seringkali tidak berbahaya, orang tua selalu kuatir terhadap
demam. Anak yang demam cenderung menjadi lebih rewel atau malas bermain
dan malas makan. Kadang dapat terjadi kurang cairan atau dehidrasi. Obat
penurun demam membantu menurunkan demam sehingga anak menjadi lebih
nyaman.

Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam
Parasetamol atau asetaminofen.
Merupakan obat penurun panas yang paling banyak tersedia di pa-sar dengan
berbagai macam merek. Parasetamol merupakan obat yang paling aman untuk
anak dengan efek samping yang minimal. Parasetamol memiliki dua efek yaitu
menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit sehingga anak menjadi lebih
nyaman. Parasetamol aman bila digunakan dalam kisaran dosis 10-15
mg/kgBB/per kali pemberian, boleh 4 kali sehari. Parasetamol baru
berbahanya apabila digunakan dalam dosis yang berlebihan, yaitu pada dosis
200 mg/kgBB/kali. Pada dosis tersebut parasetamol dapat menyebabkan
kerusakan hati.

Sayangnya, parasetamol juga sering dicampur dalam obat flu. Jika anak anda
sudah mengkonsumsi obat flu yang mengandung parasetamol, jangan berikan
parasetamol lagi nanti dosisnya menjadi terlau besar.

Ibuprofen
Dapat digunakan pada anak usia lebih dari 6 bulan, efek sampingnya adalah
mual, muntah, nyeri lambung dan kadang sampai perdarahan lambung. Dosis
yang digunakan adalah 10 mg/kgBB/kali, diberikan 3x/hari. Efek menurunkan
demam lebih kuat dari parasetamol, tetapi efek sampingnya juga lebih
besar. Meperbesar resiko pendarahan

Aspirin
Sudah jarang digunakan sebagai obat penurun panas karena dapat menimbulkan
efek samping nyeri lambung, perdarahan lambung serta efek samping yang
serius yaitu sindrom Reye

Lewat mulut atau lewat anus?
Parasetamol dapat diberikan lewat mulut atau anus. Bila anak mengalami
demam tinggi, muntah dan sulit minum obat, lebih baik diberikan lewat
anus. Obat yang diberikan lewat anus biasanya bekerja lebih cepat karena
langsung diserap ke pembuluh darah. Penggunaan supositoria sangat mudah,
bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tips mengatasi demam pada anak

Berikan parasetamol untuk membantu menurunkan demam. Dosisnya adalah 10-15
mg untuk setiap kilogram berat badan anak, misalnya anak dengan berat 15
kg perlu parasetamol 150-225 mg. Tidak perlu tepat betul. Periksa di
kemasan, berapa mg yang terdapat dalam setiap sendok obat atau setiap
tablet. Masa kerja parasetamol lebih pendek dari ibuprofen. Boleh
diberikan 6 kali sehari.
Beberapa orang tua lebih menyukai ibuprofen. Ibuprofen diberikan dengan
dosis 10 mg/kBB/kali. Sebagai contoh anak dengan berat badan 10 kg
memerkukan ibuprofen 100 mg sekali pemberian. Boleh diulang 3 kali per
hari.
Berikan obat lewat anus bila demam tinggi, muntah, sulit minum obat.
Jangan kompres anak dengan air dingin atau alkohol karena anak akan
menggigil. Kulit memang te-rasa dingin bila dikompres es, tetapi menggigil
akan menaikkan suhu di dalam tubuh dan anak merasa sangat tidak enak. Cara
terbaik adalah mengisi bak mandi dengan air setinggi 5 cm, de-ngan suhu
29-33oC. Air tersebut harus terasa sedikit hangat bila diteteskan di
punggung tangan anda. Biarkan anak duduk di bak mandi, kemudian seka
badan, tangan dan kaki dengan air hangat tersebut. Air akan menguap dan
suhu tubuh akan turun. Pertahankan suhu ruangan 24oC. Kompres hangat akan
menurunkan demam dalam 30-45 menit.
Jangan gunakan pakaian yang tebal atau berlapis. Gunakan pakaian yang
tipis sehingga membantu meredakan demam melalui proses penguapan.
Dapat menggunakan kipas angin, tetapi angin jang-an diarahkan langsung ke
tubuh anak.
Minum air yang cukup banyak merupakan hal paling penting, karena anak yang
demam dapat mengalami dehidrasi.
Makan harus tetap diteruskan.

Referensi
Luszczak M., Evaluation and management of infants and young children with
fever. Am Fam Phys 2001;64:1219-16.
Parent information handout: Fever. Pediatric in review 1997;18:445-6.
Crocetti M, Mogheli N, Serwint J. Fever phobia revisited: have parental
misconceptions about fever changed in 20 years? Pediatrics 2001;8:1241-6.





> Dear Milister,
>
>   Mohon maaf sebelumnya, saya baru ikut milist ini karena didorong oleh
> keingintahuan dari pendapat bapak2 dan ibu2 yth dari info seputar demam
> thd bayi 10 bln, apakah dampaknya bila demam hampir seminggu belum
> sembuh juga? apakah ada rekomendasi untuk dokter anak?
>
>
> ---------------------------------
> Sekarang dengan penyimpanan 1GB
>  http://id.mail.yahoo.com/
> <p align=center><img
> src="http://www.airasia.com/images/email_footer.gif";></p>



<p align=center><img src="http://www.airasia.com/images/email_footerIN.gif";></p>

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke