> Very good story.... Have a nice read...
> ...buat yg suka ngebut di lampu merah.. :)
>
> Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.
Jack
> segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia
tahu
> perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala
cukup
> lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning.
Hati
> Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
> menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia
> berhenti atau terus saja.
>
> "Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya
sambil
> terus melaju.
>
> Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan  tangan memintanya
> berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam
hati.
> Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
> Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia
> melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
>
> "Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
>
> "Hai, Jack." Tanpa senyum.
>
> "Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
> saya sedang menunggu di rumah."
>
> "Oh ya?" Tampaknya Bob agak ragu.
>
> Nah, bagus kalau begitu. "Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
> anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
> terlambat, dong."
>
> "Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi
lampu
> merah di persimpangan ini."
>
> O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
>
> "Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu
merah.
> Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala." ... Aha, terkadang berdusta
> sedikit bisa memperlancar keadaan.
>
> "Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."
>
> Dengan ketus Jack menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan
menutup
> kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa
> saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan
> penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah
cukup
> untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.
> Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela.
>
> Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota.
Kenapa
> ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa?
Buru-buru
> Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.
>
> "Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan.
> Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu
> merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa
> bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya
> sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
> mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba
> memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan
aku
> Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam,
> Bob)."
>
> Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob
> sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia
> mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
> dimaafkan.
>
> ... Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain.
> Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita.
> Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.
>
> Nice Weekend & Drive Safely Guys,


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke