Semoga ada manfaatnya bagi rekan-rekan BA. Dan maaf kalo gak berkenan. Diketik ulang dari Majalah Ayahbunda Edisi/No.01 Januari 2005.
Anies Irawati, peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Departemen Kesehatan, Desember 2004 lalu melaporkan hasil penelitiannya tentang pengaruh makanan pendamping ASI yang diberikan terlalu dini, terhadap tumbuh kembang bayi. Penelitian yang dilakukan dlm rangka menyelesaikan program doktoralnya pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini dimulai pada th 1999. Penelitian melibatkan 270 orang ibu hamil di kawasan Sukaraja, Bogor, yg dipantau sampai bayinya lahir dan berusia 4 bln. Susahnya ASI eksklusif Sekalipun WHO dan Departemen Kesehatan sudah lama mencanangkan anjuran bagi para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kpd bayinya, tapi pada kenyataannya, pelaksanaan anjuran tsb masih jauh dari harapan. Dan berbagai studi, diinformasikan bahwa masih banyak ibu yang memberikan ASI kepada bayinya secara tidak benar. Lebih dari 50% bayi di Indonesia sudah mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur kurang dari satu bln. Bahkan pada umur 2-3 bulan, bayi ada yang sudah mendapat makanan padat. Bayi yang mendapat ASI dan MP-ASI berupa cairan, termasuk vitamin, mineral, atau obat-obatan, digolongkan sebagai predominant breast-feeding baby (bayi ASI predominan). Sedangkan bayi yang mendapat ASI dan MP-ASI berupa makanan pada, semi padat, atau cairan, termasuk vitamin, mineral, atau obat-obatan, didefinisikan sebagai partial beast-feeding baby (bayi ASI parsial). Tingkat pendidikan ibu yg rendah, wawasan pengetahuan terbatas dan tradisi turun-temurun merupakan faktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi. Akibatnya, para ibu memberikan bentuk cairan sebagai makanan pendamping ASI sebelum bayinya mencapai umur 4 bulan. Jadilah anjuran pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan sangat sulit dilaksanakan sesuai harapan. Dampaknya pada bayi Dari riset yang dilakukan selama 21 bulan ini diketahui, bayi ASI parsial lebih banyak terserang diare, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi ASI predominan. Semakin bertambah umur bayi, frekuensi terserang diare, batuk-pilek, dan panas semakin meningkat. Kondisi itu ternyata disebabkan oleh MP-ASI yg tidak terjaga kebersihannya, sehingga mudah terkontaminasi mikroba patogen penyebab diare. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa sebagian besar bayi ASI parsial dan bayi ASI predominan tidak mendapat kolostrum. Padahal kita tau, bahwa di dlm kolostrum terkandung zat antibodi. Berbagai penyakit infeksi yg diderita kedua kelompok bayi tsb menyebabkan mereka menderita kekurangan zat gizi (malnutrisi). Dampaknya terlihat pada gangguan berat badan dan panjang tubuh bayi. Ini sudah mulai tampak sejak bayi berumur satu bulan dan berlanjut sampai bayi berumur 4 bulan dan kemungkinan masih berlanjut pada interval umur selanjutnya. Hasil penelitian ini merupakan bukti lain yang menunjukkan bahwa ASI tetap merupakan makanan terbaik bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya. Regards Zuzi Yarni, Engineer Assistant Inventory Team - PMS Capital Management Support - HOOU Duri Teladan Building Room 141 Phone : 24320 (0765-994320) Mailto : [EMAIL PROTECTED] AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]