untuk dapat disikapi dengan cerdas
------------------------------------------------------

Temuan Vaksin MMR Sebabkan Autis Hanya Tipuan dari Ilmuwan
Merry Wahyuningsih -  detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>


 
Dr Andrew Wakefield (dok.  guardian)Jakarta, Selama satu dekade banyak  
orangtua 
yang sangat ketakutan anaknya divaksin MMR (campak, gondongan dan  rubela) 
karena ada temuan yang menghubungkan vaksin MMR dapat menyebabkan anak  autis. 
Penemuan tersebut ternyata hanya tipuan yang dibuat ilmuwan yang kini  kedoknya 
mulai terbongkar.

British Medical Journal (BMJ) edisi Rabu 5  Januari 2011 dalam editorialnya 
menulis bagaimana sang ilmuwan melakukan  penipuan yang telah membuat orangtua 
di dunia begitu ketakutan. Hubungan antara  vaksin MMR dan autis adalah salah 
satu kontroversi medis terbesar dalam dekade  terakhir.

Ilmuwan yang menemukan vaksin MMR dapat menyebabkan anak autis  adalah Dr 
Andrew 
Wakefield, mantan ahli bedah Inggris. Dia adalah orang pertama  yang 
mempublikasikan penelitiannya tahun 1998 yang menyatakan bahwa terdapat  
hubungan antara vaksin MMR (measles, mumps and rubella) atau vaksin campak,  
gondongan dan rubela dan autis.

Tapi rekam medis pasien yang dijadikan  dasar penelitian Wakefield akhirnya 
membongkar penipuan yang  dilakukannya.

"Ada bukti nyata dari pemalsuan data, dan sekarang  bagaimana harus menutup 
'pintu ketakutan' yang menyatakan vaksin ini berbahaya,"  tulis penulis 
editorial BMJ, seperti dilansir ABC News, Kamis  (6/1/2011).

Menurut editorial BMJ, Wakefield mendapat dukungan finansial  untuk hasil 
temuannya yang diduga terlibat dalam perkara gugatan terhadap  produsen vaksin 
MMR.

Laporan berita Inggris mengatakan Wakefield  dipekerjakan sebagai konsultan 
oleh 
pengacara yang mencoba menggugat produsen  vaksin. Sebagai kompensasinya, 
Wakefield mendapat dana sekitar 750 ribu dolar  atau lebih dari Rp 7 miliar.

"Editorial tentang penipuan ini mungkin  tidak cukup untuk menghalangi banyak 
orang yang percaya dengan klaim Wakefield,  dan tidak peduli seberapa kuat 
bukti-bukti ilmiah," kata Dr Paul Offit, Kepala  Seksi Penyakit Menular di 
Children's Hospital di  Philadelphia.

Menurutnya, tidak adil BMJ menyebutnya penipuan. "Karena  sebagai penipuan Anda 
harus memiliki niat jahat," lanjut Offit.

"Tapi  jika Anda memberikan Wakefield tes detektor kebohongan dan bertanya 
apakah ia  mengira MMR menyebabkan autisme, dia akan mengatakan ya. Dan ia 
mungkin akan  berlalu, karena ia memegang hal tersebut sebagai salah satu 
keyakinan agama,"  jelas Offit.

Klaim Wakefield, pertama kali diterbitkan dalam jurnal The  Lancet, sejak saat 
itu klaim tersebut telah benar-benar mendiskreditkan dan  menjelekkan citra 
vaksin MMR. Dan meski laporan tersebut telah ditarik dari  jurnal pada bulan 
Februari 2010, tetapi masih dikutip oleh beberapa dokter dan  banyak orangtua 
dengan anak autisme.

Contoh orang yang tertipu klaim  Wakefield adalah McGrath. Anak McGrath tidak 
mengalami autisme, tetapi sebagai  guru di playgroup, ia dan rekannya mulai 
bertanya-tanya apakah benar vaksin  dapat menyebabkan gangguan perkembangan.

Pada saat itu, McGrath menahan  diri dan tidak memberikan anaknya vaksin, yang 
sekarang sudah berusia 9  tahun.

"Saya tidak tahu apakah benar atau salah. Tapi saya mengambil  tindakan 
pencegahan berdasarkan dari apa yang saya teliti, lihat dan dengar dari  teman, 
guru dan orangtua lainnya," jelas McGrath.

Meski temuan Wakefield  tahun 1998 hanya menunjukkan hubungan antara autisme 
dan 
vaksin MMR, tapi  akhirnya kecurigaan masyarakat menyebar ke hampir semua 
vaksin 
yang rutin  diberikan, tidak hanya vaksin MMR.

"Orang-orang jauh lebih terikat oleh  rasa takut daripada alasan," kata Offit.

Menurut laporan tahun 2010 oleh  Pusat pengendalian dan pencegah penyakit AS 
(CDC), lebih dari 90 persen  anak-anak usia sekolah yang divaksinasi MMR di 
sebagian besar sekolah  nasional.

"Wakefield membuat klaim luar biasa tanpa bukti yang luar  biasa. Satu-satunya 
cara untuk masalah ini dan menghilangkan ketakutan  masyarakat tentang auitisme 
adalah kita harus memiliki penyebab yang jelas dari autisme tersebut,"  kata 
Offit.

Profil Dr Andrew Wakefield

Andrew  Wakefield dilahirkan pada tahun 1957 dari sebuah keluarga dokter. 
Ibunya 
adalah  seorang dokter umum dan ayahnya adalah ahli saraf.

Wakefield sejak awal  mendalami ilmu bedah operasi dan menjadi seorang ahli 
bedah transplantasi. Saat  melakukan penelitian tersebut dia bekerja di Rumah 
Sakit Royal Free di Hampstead  Inggris. Wakefield yang juga pegawai NHS Inggris 
ini akhirnya mengundurkan diri  dari NHS tahun 2001 karena menurutnya ia 
ditekan 
atas hasil  penelitiannya.
(mer/ir) 


 
Best Regard,
 Wilma
087 88 50 44 200 

Kirim email ke