Sebuah renungan yang sangat baik untuk kita ambil hikmahnya, terutama bagi
yang sudah mempunyai anak,
tapi bagi yg belum punya anak coba lagi jgn putus asa atau tidak ada
salahnya untuk dibaca .... ok.
Selamat membaca ...
_________________

",...papa baca keras-keras ya pa, supaya  Jessica bisa denger"

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif  sukses, seperti biasanya sibuk
memperhatikan berkas-berkas pekerjaan  kantor yang dibawanya pulang ke
rumah,karena keesokan harinya ada rapat  umum yang sangat penting.

Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen  kantor tersebut, Putrinya
Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat  disampingnya, sambil memegang
buku cerita baru.
Buku itu bergambar seorang Sun Go Kong yang  imut, sangat menarik perhatian
Jessica, "Pa liat"! Jessica berusaha  menarik perhatian ayahnya.
Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan  kaca matanya, kalimat yang
keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. Buku  Baru ya Jes?",
 "Ya papa"
Jessica berseri-seri  karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Baca in Jessi dong pa" pinta Jessica  lembut,
"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah  budi dengan
cepat.
Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada  kertas-kertas yang
berserakkan
didepannya, dengan  serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah.
Dengan  suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu "pa, mama bilang
papa mau  baca untuk Jessi"
Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang  Jessi suruh mama baca ya"
"pa, mama cibuk, terus, papa liat gambarnya  lucu-lucu",
"Lain kali Jessica, sana ! papa lagi banyak  kerjaan"
Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada  lembar-lembar kertas tadi,
menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas  panjang dan tetap disitu,
berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba  ia mulai lagi.
"pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka",  "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI
!!" kata Budi membentaknya dengan keras,
Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica  kecil terkulai, hampir menangis,
matanya berkaca-kaca dan ia bergeser  menjauhi ayahnya "Iya pa,. lain kali
ya pa?"

Ia masih sempat  mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan
ayahnya ia menaruh  buku cerita dipangkuan sang Ayah.
"pa kalau papa ada waktu, papa baca  keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa
denger"

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa  dua pekan telah berlalu namun
permintaan Jessica kecil tidak pernah  terpenuhi, Buku cerita "Anak-anak
pembawa perdamaian"(terbitan KORPAR  Choice Katedral), belum pernah
dibacakan bagi dirinya.
Hingga suatu sore terdengar suara hentakan  keras "Buukk!!" beberapa
tetangga melaporkan dengan histeris bahwa  Jessica kecil terlindas
kendaraan seorang pemuda mabok yang melajukan  kendaraannya dengan kencang
didepan rumah Budi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa  meter, dalam keadaan yang begitu
panik ambulance didatangkan secepatnya,  selama perjalanan menuju rumah
sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan  begitu lirih
"Jessi takut pa, jessi takut ma, Jessi sayang papa mama"  darah segar terus
keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi  ketika sesampainya di
rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu  begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi
waktu tersisa untuk  memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah
penyesalan
Permintaan  sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi.
Masih  segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang
memohon  kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa
sangat  berarti sekali, ",...papa baca keras-keras ya pa, supaya
Jessica bisa  denger" kata-kata jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah  segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan
dan kesunyian hati,  canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar
lagi, Budi mulai  membuka buku cerita "Anak-anak pembawa perdamaian" yang
diambilnya  perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya  sudah usang dan koyak. Beberapa
coretan tak berbentuk menghiasi  lembar-lembar halamannya seperti sebuah
kenangan indah dari Jessica  kecil.
Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka  halaman
pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia  berusaha
membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras  halaman
demi halaman, dengan berlinang air mata.
"Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa  kata,.. hatinya memohon,.lagi
"Jessi papa mohon ampun nak" "papa sayang  Jessi"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk  hatinya, tak
kuasa menahan itu Budi bersujut dan menagis,..memohon satu  kesempatan lagi
untuk mencintai.

Seseorang yang mengasihi selalu  mengalikan kesenangan dan membagi
kesedihan kita, Ia selalu memberi  PERHATIAN kepada kita Karena ia Peduli
kepada kita

ADAKAH  "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?
BERILAH "PERHATIAN  TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI

Bukankah Kesempatan untuk  memberi perhatian kepada orang-orang yang kita
cintai itu sangat berharga  ?

DO IT NOW

Berilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang  kita cintai LAKUKAN SEKARANG
!!
KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK  MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA

Kirim email ke