Assalamualaikum Wr. Wb, Dear ALL, Inallilahi Wainallilahi Rojiun, turut berbela sungkawa atas meninggalnya para syuhada kita di Tanah Suci Mekkah, semoga amal ibadah mereka diterima oleh ALLAH SWT. Teman2 yang seiman, mohon doanya juga utk para syuhada kita yg sekarang sdg menunaikan ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah semoga mereka semua selalu dalam lindungan ALLAH SWT, dan dpt kembali pulang ke Indonesia dgn selamat dan semoga menjadi Haji Mabrur. Amin. Wasalam, Mamanya Ekky&Zaidan -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 06 Januari 2006 10:37 To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (NEWS) Hotel Dekat Masjidilharam Ambruk Jumat, 06 Jan 2006, Hotel Dekat Masjidilharam Ambruk EVAKUASI: Alat berat dikerahkan untuk mencari korban dibalik reruntuhan Hotel Ar-Rayahin yang ambruk kemarin. <http://www.indopos.co.id/images/1136483828b>
*Lokasi di Depan Pasar Seng, Sedikitnya 30 Tewas, 80 Luka *Satu Jamaah Bandung Luka, Satu Dirawat di RS MAKKAH - Enam hari menjelang wuquf (menginap) di Arafah, musibah menimpa para jamaah haji. Sebuah hotel tujuh lantai di dekat Masjidil Haram, Makkah, runtuh pukul 13.00 waktu setempat (pukul 17.00 WIB) kemarin. Puluhan jamaah tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Wakil Ketua II Pelayanan Kesehatan PPIH (Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji Indonesia) Dr Azimal menyebut, sedikitnya 30 jamaah tewas dalam musibah itu dan lebih dari 80 luka-luka. Sebagian di antara mereka mengalami luka berat dan dalam kondisi kritis. Informasi itu diperolehnya dari pantauan petugas haji Indonesia pukul 17.00 waktu setempat (pukul 21.00 WIB). "Informasi itu diperoleh dari berbagai rumah sakit di sekitar Makkah. Para petugas haji RI langsung memantau ke sana," katanya. Sebagian besar korban adalah jamaah asal Turki yang menginap di hotel tersebut. Bagaimana dengan jamaah asal Indonesia? Hingga tadi malam, dia mengaku belum mendapat informasi. "Tetapi, bukan mustahil ada jamaah kita yang jadi korban. Kami terus memantau dan juga menunggu informasi resmi dari pemerintah Saudi," terangnya. Yang roboh adalah Hotel Al Akiyat Al Amus. Ada pula yang menyebutnya dengan Hotel Ar-Rayahin. Lokasinya di Jalan Gaza (Gaza Street), kawasan Syib Amir, atau sekitar 150 meter sebelah utara pintu Babussalam Masjidil Haram. Hotel itu ada di depan Pasar Seng (daerah perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi jamaah haji, termasuk jamaah asal Indonesia), dan bersebelahan dengan Masjid Kucing. Karena itu, ada dugaan jamaah Indonesia ikut jadi korban. Timbunan beton bekas bangunan memenuhi jalan dekat Pasar Seng. Belum ada penjelasan bagaimana hotel itu ambruk. Tapi, pemerintah Arab Saudi hanya menyebut hotel itu tergolong tua. Diduga, konstruksinya sudah tidak kukuh lagi sehingga roboh. Seluruh lantai bangunan itu tidak tersisa lagi. Puing-puingnya memenuhi jalan. Jumlah korban memang masih simpang siur. Sejumlah media setempat menyebut korban tewas berkisar 40 hingga 50 orang. Tetapi, ada juga kantor berita lokal yang melaporkan korban tewas mencapai 60 orang. Proses evakuasi masih berlangsung. Sedikitnya, tiga buldozer dikerahkan untuk mencari korban tewas maupun selamat. Peralatan berat itu juga dipakai memindahkan puing-puing agar tak mengganggu jalan. Ratusan ambulans siaga di lokasi. Kawasan sekitar musibah diblokade polisi hingga radius 200 meter. Hingga tadi malam, para korban belum teridentifikasi. Sebagian dievakuasi di dua rumah sakit besar, yakni RS An-Nur dan RS Aziat, yang berjarak 200-500 meter dari Masjidil Haram. Korban luka juga dirawat di sana. Empat jamaah yang ditemukan di antara reruntuhan kemarin diidentifikasi berwajah Melayu dan Turki. Tetapi, nama-namanya belum diketahui. "Saya tadi melihat empat korban meninggal diangkut ke mobil ambulans," jelas Ali Akbar, jamaah haji asal Malaysia, di lokasi. Muhammad Nasir, jamaah asal Lampung, menuturkan, saat musibah itu, jalan di depan hotel ramai dilalui jamaah yang baru pulang usai salat duhur di Masjidil Haram. Saat itu dia juga sedang melihat-lihat barang yang dijajakan di Pasar Seng. "Tiba-tiba, saya mendengar suara gemuruh seperti gempa. Ketika saya menoleh ke kanan, sebuah hotel runtuh dan menimpa orang-orang di bawahnya. Saat itu, banyak orang yang sedang berjalan di dekat hotel," katanya dengan mata berkaca-kaca. Dia menduga banyak korban tertimpa bangunan. Tapi, dia tidak bisa memastikan apakah ada jamaah yang berasal dari Indonesia. "Hanya, saya dengar banyak jamaah yang bercakap-cakap menggunakan bahasa Indonesia di lokasi saat musibah itu," ceritanya. Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos di lapangan, hotel itu dihuni jamaah haji dari Mesir dan Turki. Di lokasi dekat hotel itu juga banyak pemondokan yang dihuni jamaah asal Malaysia dan Thailand. Sementara itu, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Zainal Abidin Supi menyatakan, hotel tersebut bukanlah pemondokan jamaah asal Indonesia. Namun, dia masih terus mengecek ke Sub Daker terdekat, yakni Sub Daker 3, untuk mengetahui korban asal Indonesia. Kepala Pengamanan Daker Makkah Fatwa Suratnoko yang berada di lokasi mengatakan, ambulans yang disiapkan Daker Makkah tidak bisa masuk ke lokasi karena jalan diblokir. Hingga pukul 23.30 WIB tadi malam, baru diketahui dua jamaah asal Indonesia terluka dalam musibah itu. Seorang di antaranya jamaah perempuan dirawat di rumah sakit karena shock. Tapi, identitasnya belum diketahui. Satu jamaah lainnya bernama Iwan Kusmana Kosasih, 55, asal Bandung. Tapi, dia tergabung dalam kloter luar negeri karena berangkat dari India. Kosasih, yang bekerja di KBRI New Delhi itu, mengalami retak pada kaki kanan dan dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Menurut Kosasih, saat itu dirinya baru selesai salat duhur di Masjidil Haram. Saat pulang, dia mampir di sebuah kios arloji di Pasar Seng. Kios itu berada di seberang hotel atau hanya berjarak sekitar 10 meter. "Tiba-tiba, hotel runtuh. Saya berusaha menghindar, tetapi tertimpa puing-puing bangunan," ceritanya. Sumber di Kepolisian Saudi menyebutkan, selain warga Turki, korban berasal dari Mesir, Tunisia, dan Uni Emirat Arab. "Saya menghitung sekitar 23 mayat. Yang terluka lebih dari 80 (korban)," ujar saksi mata lain, Abderrahmane Ghoul, yang memimpin organisasi Islam di selatan Prancis. Saat itu, dia mengaku berada di sana. "Awalnya, hotel itu terbakar. Lalu, helikopter muncul dan menyemprotkan air. Tapi, hotel mendadak runtuh," ceritanya kepada AFP. Dia memperkirakan korban tewas bisa bertambah. Jamaah haji terus bertambah setiap tahun selama 15 tahun terakhir. Pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk meningkatkan fasilitas -termasuk akomodasi, transportasi, dan medis- bagi jamaah. Selama dua dasawarsa ini, sejumlah musibah terjadi saat musim haji. Yang terparah terjadi pada 1990, saat 1.426 jamaah tewas karena terinjak-injak di terowongan Mina. Pada 1994, sekitar 270 jamaah tewas ketika melempar jumrah. Pada 2004, sebanyak 251 jamaah juga tewas terinjak-injak karena berebut melempar jumrah. Tiga tahun sebelumnya, insiden serupa menewaskan 35 jamaah. (agm/cho/mam) http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail <http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=6149> &id=6149