Dear Angelina..Trims ya artikel ini berguna banget bagiku. Sebab,
akhir-akhir ini anakkoe Rizal Ghiffari lagi nakal-nakalnya. Butuh
kesabaran besar dari mamanya untuk mendampinginya.
Sekali lagi trims
Emma

-----Original Message-----
From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, September 11, 2004 11:27 AM
To: BA
Subject: [balita-anda] [Artikel]: Mendidik Anak : Lima Hal yang Harus
Anda Tanamkan

Mendidik Anak : Lima Hal yang Harus Anda Tanamkan

Semua orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi orang yang penuh
percaya diri,
sukses, serta bisa mencapai kebahagiaan dan cita-cita dalam hidupnya.
Untuk merealisasikan hal ini, mustahil kita selaku orang tua hanya
berpangku tangan
saja menunggu sampai saat itu tiba. Orang tua harus membantu
anak-anaknya untuk
bisa mencapai semua itu.

Lima hal fundamental yang harus ditanamkan oleh orang tua dalam mendidik
dan
mengasuh anak-anaknya :

1. Kepercayaan
Percaya pada orang lain adalah hal yang paling mendasar bagi seorang
anak
agar nantinya ia dapat membina hubungan dengan orang lain, membentuk
rasa
percaya dirinya, dan maju dalam setiap tahap proses perkembangannya,
oleh karena itu harus ditanamkan sejak anak lahir. Dimulai dengan rasa
percaya pada orang tuanya, yang dapat tumbuh dalam diri anak jika ia
selalu
merasa aman setiap kita berinteraksi dengannya, menyusuinya ketika ia
lapar,
menggantikan popoknya saat kotor, memeluk saat ia membutuhkannya, atau
hanya dengan menatap matanya. Seiring dengan itu pula, ia mulai belajar
untuk menumbuhkan rasa percaya pada orang lain dan dirinya sendiri.
Setiap anak akan menunjukkan perilaku yang berlainan agar mereka
diperhatikan orang tuanya. Terbiasalah akan hal ini, pahami apa yang
anak
butuhkan saat itu, dan penuhilah segera. Semakin anak mengerti bahwa
kita memahaminya, semakin tinggi tingkat kepercayaannya pada kita.


2. Kesabaran
Anda dapat menanamkan kesabaran pada diri anak dengan cara memberi
contoh
melakukan sesuatu yang membutuhkan kesabaran, karena anak memiliki
perilaku
untuk meniru orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia melihat, kemudian
ia melakukannya. Membanting pintu saat Anda menutupnya sepulang bekerja
karena
kepenatan dan kemacetan lalu lintas, merupakan contoh yang sangat buruk
bagi
seorang anak. Tetapi membantu anak membersihkan susu yang ia tumpahkan
ke
lantai memberikan penglihatan yang lain bagi dirinya. Untuk melatih
kesabaran
anak, ajarilah dia untuk menunggu bukan dalam hitungan waktu, tapi
dengan ukuran
suatu keadaan. Jika anak menginginkan Anda untuk mengambilkan sesuatu
yang tidak
dapat ia jangkau padahal Anda sedang mengerjakan sesuatu, memasak
misalnya,
katakan padanya bahwa Anda akan mengambilkan apa yang ia inginkan jika
Anda
telah selesai memasak, daripada Anda mengatakan, "Iya, tunggu lima menit
lagi".
Melalui hal ini, anak akan menilai sendiri berapa lama ia akan
mendapatkan
keinginannya dengan menunggu dan memperhatikan kapan Anda selesai
memasak.

3. Tanggung jawab
Jika kita ingin sukses, banyak komitmen yang harus kita buat dan kita
laksanakan dengan konsisten. Saat anak Anda menjatuhkan botol susunya ke
lantai dan melihat Anda mengambilkan botol susu itu untuknya, ia akan
mengulanginya kembali dengan sengaja. Hal ini menandakan bahwa ia mulai
mengenal hubungan sebab akibat dan belajar bahwa ada konsekuensi dari
apa yang dilakukannya. Ini adalah saat dimana Anda dapat mulai melatih
rasa tanggung jawab anak dengan memintanya melakukan hal-hal yang mudah,
seperti mengembalikan mainan pada tempatnya. Agar anak juga tahu mengapa
ia melakukan hal itu, Anda harus memberitahukan maksud dari sesuatu yang
Anda ingin ia lakukan. Selaras dengan pertumbuhan dan perkembangannya,
anak membutuhkan waktu untuk memahami kemudian melakukan sesuatu yang
Anda minta dalam rangka mendidiknya untuk mempunyai rasa tanggung jawab.
Oleh karena itu orang tua tidak dapat memaksakan atau sekaligus
menanamkan
begitu banyak tanggung jawab pada seorang anak.

4. Kemandirian
Kemandirian akan membantu anak Anda untuk mempunyai rasa percaya diri
dalam
menginginkan dan memutuskan sesuatu bagi dirinya. Anda dapat menumbuhkan
kemandirian pada anak dengan cara membiarkannya melakukan sesuatu yang
dapat
dilakukan oleh anak seusianya. Saat anak berusia 1 tahun, ajari dia
makan
sendiri menggunakan sendok, satu tahun berikutnya ajari dia berpakaian
sendiri.
Buatlah menjadi lebih mudah sesuatu yang dapat ia lakukan sendiri,
seperti
membelikannya sepatu tanpa tali pengikat, atau kaos yang agak longgar
sehingga
ia dapat mengenakannya sendiri. Namun saat anak membutuhkan bantuan
Anda,
berikan kepastian bahwa Anda akan membantunya. Angkatlah ia supaya dapat
mengambil mainan yang diinginkannya, saat ia tidak dapat menjangkaunya.
Sesuai dengan pertambahan usianya, buatlah situasi dimana ia harus
memilih
satu dari beberapa pilihan. Kunci keberhasilan untuk menumbuhkan
kemandirian
pada anak adalah fleksibilitas, menyesuaikan perilaku saat kita
berinteraksi
dengan sang anak. Arahkan mereka hanya pada awalnya, kemudian biarkan
mereka
melakukan dan memutuskan sendiri sesuatu sesuai dengan proses berkembang
mereka
menjadi dewasa. Jika orang tua mengintervensi terlalu banyak, anak akan
sulit
menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuannya sendiri dan ia tidak
dapat
belajar untuk bertahan saat ia menghadapi kesulitan.

5. Empati
Seorang anak terkadang menunjukkan bentuk primitif dari sikap empati,
misalnya
dengan menangis saat melihat ibunya sedang menangis. Sebenarnya seorang
anak
belum mengerti akan perasaan orang lain sebelum usianya mencapai 3-6
tahun.
Seorang anak yang berumur 2 tahun tidak akan tahu bahwa dengan menggigit
lengan kakaknya berarti ia telah menyakitinya, karena pada saat itu ia
sendiri
tidak merasakan sakit. Untuk membantu anak memiliki rasa empati, orang
tua
harus memberitahukan pada anak saat ia melakukan sesuatu yang dapat
menyakiti,
membuat sedih atau marah orang lain. Katakan padanya, bagaimana jika hal
yang
sama dilakukan pada dirinya. Katakanlah hal ini berulang-ulang, karena
seorang
anak umumnya mempunyai sifat egosentris, ia tidak akan memikirkan
sesuatu yang
tidak langsung ia rasakan. Pada dasarnya orang tua harus memberi contoh
dengan
melakukan segala hal yang mereka ingin anak-anak lakukan terhadap orang
lain,
maksudnya adalah dengan memberikan perhatian pada setiap kebutuhan
mereka
serta menghargai perasaan mereka, karena sikap empati adalah kunci untuk
menuju
keberhasilan seseorang dalam bersosialisasi.


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke