Makasih mba...

Evit S I Finance Director Secretary  I PT South Pacific Viscose
Tel : 62 264 278604  I Fax 264 206432  I HP : 62 812 1361812 
Desa Cicadas Purwakarta 41101 West Java
Email : amad...@pt-spv.com I Website : www.pt-spv.com

-----Original Message-----
From: Irma Sri Aryani [mailto:irma.ary...@id.panasonic.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 1:47 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Artikel Demam Chikungunya was RE: [balita-anda]
sakit

As below, Mba Evit. Moga bantu :)
===========
Penatalaksanaan Demam Chikungunya
oleh: Dr Widodo Judarwanto SpA

Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that
which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi
hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki
serta persendian tangan dan kaki. Demam Chikungunya disebabkan oleh
virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus
alphavirus,
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

EPIDEMIOLOGI
Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun
1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan
Afrika. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di
Samarinda tahun 1973.
Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983
merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20
tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya
terjadi di Muara
Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam
Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat, Purworejo dan Klaten
Jawa Tengah tahun 2002.

CHIKV sebagai penyebab demam Chikungunya masih belum diketahui pola
masuknya ke Indonesia. Sekitar 200-300 tahun lalu CHIKV merupakan virus
pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata
yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp),
Cercopithecus sp. Siklus di hutan (sylvatic cycle) di antara satwa
primata dilakukan oleh nyamuk Aedes sp (Ae africanus, Aeluteocephalus,
Ae opok, Ae. furciper, Ae
taylori, Ae cordelierri). Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan
identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di
Tanzania 1952-1953.

Setelah beberapa lama, karakteristik CHIKV virus yang semula bersiklus
dari satwa primata-nyamuk-satwa primata, dapat pula bersiklus
manusia-nyamuk-manusia. Tidak semua virus asal hewan dapat berubah
siklusnya seperti itu. Di daerah permukiman (urban cycle), siklus virus
chikungunya dibantu oleh nyamuk Aedes aegypti.

Beberapa negara di Afrika yang dilaporkan telah terserang virus
chikungunya adalah Zimbabwe, Kongo, Burundi, Angola, Gabon, Guinea
Bissau, Kenya, Uganda, Nigeria, Senegal, Central Afrika, dan Bostwana.
Sesudah Afrika,
virus chikungunya dilaporkan di Bangkok (1958), Kamboja, Vietnam, India
dan Sri Lanka (1964), Filipina dan Indonesia (1973). Chikungunya pernah
dilaporkan menyerang tiga korp sukarelawan perdamaian Amerika (US Peace
Corp Volunteers) yang bertugas di Filipina, 1968.

Hasil penelitian terhadap epidemiologi penyakit chikungunya di Bangkok
Thailand dan Vellore Madras, India menunjukkan bahwa terjadi gelombang
epidemi dalam interval 30 tahun. Satu gelombang epidemi umumnya
berlangsung beberapa bulan, kemudian menurun dan bersifat ringan
sehingga sering tidak termonitor. Gelombang epidemi berkaitan dengan
populasi vektor (nyamuk penular) dan status kekebalan penduduk.
Pengujian darah (serologik)
penyakit chikungunya sering tidak mudah karena serum chikungunya
mempunyai reaksi silang dengan virus lain dalam satu famili.

Dari beberapa literatur tampak ada kecenderungan gelombang epidemi 20
tahunan. Fenomena ini sering dikaitkan dengan perubahan iklim dan cuaca.
Antibodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap
serangan virus selanjutnya. Perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk
merebak kembali.

PENULARAN PENYAKIT DAN PENYEBARAN PENYAKIT
Penyebaran CHIKV dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk dapat
menjadi berpotensi menularkan penyakit bila pernah menggigit penderita
demam chikungunya. Kera dan beberapa binatang buas lainnya juga diduga
dapat
sebagai perantara (reservoir) penyakit ini. Nyamuk yang terinfeksi akan
menularkan penyakit bila menggigit manusia yang sehat.

Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau
pembawa CHIKV. Aedes albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga
berperanan dalam penyebaran penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa
jenis spesies
nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan
penyakit Chikungunya.

Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut menyebar
antar negara. Mengingat penyebaran CHIKV antar negara relatif pelan,
kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk.
Dewasa ini makin
sering berbagai penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak (spill
over) ke permukiman penduduk. Sebutlah di antaranya St Louis
Encephalitis dan Sungai Nil Barat (West Nile), yang telah menimbulkan
banyak korban. Peredaran virus memang tak bisa lagi dibatasi oleh posisi
geografi. Hutan yang tadinya tertutup menjadi terbuka, daerah yang dulu
terisolir kini bisa dengan mudah berhubungan ke mana saja. Cara
perpindahan virus bisa berupa apa saja.

Pada era globalisasi yang serba cepat seperti sekarang ini, seseorang
hari ini dapat berada di Eropa atau Afrika, dan esok harinya sudah
berada di benua lainnya seperti di Bali atau Jakarta. Dengan pola
perpindahan penduduk yang sangat cepat ini, sangat potensial terjadi
penyebaran berbagai macam penyakit termasuk virus. Orang yang tertular
penyakit di suatu negara bisa saja membawanya ke Indonesia. Penyakit
yang dibawa ada yang dapat hilang dengan sendirinya, namun dapat pula
berlanjut siklusnya bila factor pendukungnya ada. Perdagangan satwa
langka yang cukup mendapat sorotan beberapa waktu lalu, bisa saja
membawa serta virus dari hutan ke tempat yang jauh di negeri orang.
Belum lagi nyamuk yang dapat menyelundup ke dalam kabin pesawat terbang
dan beterbangan di Indonesia.

DIAGNOSIS DAN MANIFESTASI KLINIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture
ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan
untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk
kepentingan praktis klinis sehari-hari.

Masa inkubasi terjadinya penyakit sekitar dua sampai empat hari,
sementara manifestasinya timbul antara tiga sampai sepuluh hari. Gejala
utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam
diikuti dengan linu
di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah
timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada
tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa
menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.

Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak
di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak
maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam
tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.

Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan.
Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah
disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam.
Gejala lain yang ditimbulkan
adalah mual, muntah kadang disertai diare.

Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot
dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan
sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa
mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung
selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan
maupun syok.

Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian
tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan
berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot
berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam
beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.
Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama
berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi
pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan
otot.

Pada pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala klinis
dalam beberapa hari hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi dengue, West
Nile fever, o'nyong-nyong fever dan demam arbovirus lainnya, beberapa
penderita 
mengalami kelelahan berkepanjangan "prolonged fatigue" dalam beberapa
minggu. Dalam beberapa literatur tidak pernah dilaporkan kejadian
kematian, kasus neuroinvasive, dan kasus perdarahan dalam penyakit ini.

Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit demam
berdarah, tetapi karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada
Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun
kematian.

Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk
antibody yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di
kemudian hari. Dengan demikian, dalam jangka panjang penderita relatif
kebal terhadap
penyakit virus ini.

PENANGANAN
Demam Chikungunya termasuk "Self Limiting Disease" atau penyakit yang
sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk
penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau
menghilangkan
gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau demam
seperti golongan paracetamol, sebaiknya dihindarkan penggunaan obat
sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini.
Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder
tidak bermanfaat.

Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang
bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak
mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah
segar.

Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk
penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup
banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya
tahan
tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan
penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan
yang meningkat saat terjadi demam.

PENCEGAHAN
Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk
pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di
genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau
botol bekas yang
menampung air bersih.

Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang
menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain
itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.

Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara
terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk
tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit
demam
berdarah dengue.

Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.

Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding,
melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang
murah
dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras
tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya,
paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak
dari telur
sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang
memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti
sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai
pagi
hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk,
sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan
demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.

Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti
penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau
zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang
juga dianjurkan
untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan
kasus.

Kontributor:
Dr Widodo Judarwanto SpA
ALLERGY BEHAVIOUR CLINiC
PICKY EATERS CLINIC (Klinik kesulitan makan)
JL Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih Jakarta Pusat
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
Rumah Sakit Bunda Jakarta, Jl Teuku cikditiro 28 Jakarta Pusat
telp : (021) 70081995 - 4264126 - 31922005
email : wid...@hotmail.com , htpp://www.childrenfamily.com

--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com


--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com

Kirim email ke